Pengertian Penilaian Kinerja dan Pedoman Dalam Penilaian Kinerja

A. Pengertian Penilaian Kinerja  
Penilaian merupakan hal penting yang harus dilakukan guru setelah melakukan proses pembelajaran yang bertujuan agar guru mengetahui ketercapaian peserta didik terhadap kompetensi tertentu. Salah satu bentuk penilaian yang bisa digunakan oleh guru adalah penilaian kinerja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 700), kata “kinerja” mempunyai arti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja.

Pengertian asesmen kinerja telah didefinisikan oleh beberapa tokoh. Salah satunya oleh Richard Sittings sebagaimana dikutip oleh Ataç (2012:10) “performance assessments call upon the examinee to demonstrate specific skillsand competencies, that is, to apply the skills and knowledge they have mastered”. Asesmen kinerja digunakan untuk menguji skill dan kompetensi pada demonstrasi
tertentu, yang mengaplikasikan skill dan pengetahuan. 

Performa mempunyai arti hal melakukan, hal menyelenggarakan, hal memainkan (dalam seni drama, musik, dan seni tari), penampilan. Beberapa ahli mempunyai pendapat tersendiri mengenai penilain kinerja. Penilaian kinerja menurut Zainul (2001:9) adalah penilaian yang mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya, bukan dengan memilih salah satu dari alternatif jawaban yang telah tersedia.  Penilaian kinerja penting dilakukan oleh guru karena bisa menilai pengetahuan dan juga keterampilan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Marzano (1994: 13) yang menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan variasi tugas yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan berpikir dalam berbagai konteks. 

Pernyataan tersebut juga dipertegas oleh Slater (1993 : 1) bahwa penilaian kinerja dirancang untuk menilai kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Nama lain dari penilaian kinerja adalah penilaian otentik dan penilaian alternatif. Hal ini disebabkan karena penilaian kinerja meminta peserta didik untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilan pada situasi yang sesungguhnya dan merupakan alternatif dari penilaian tradisional yang disajikan dalam bentuk paper and pencil test.  Asesmen kinerja dilakukan berdasarkan kinerja proses dan hasil kerja yang dilakukan oleh peserta didik. Jadi, ketika menggunakan asesmen kinerja, guru dimungkinkan tidak hanya mengukur hasil belajar, namun juga proses pembelajaran. 

Sari (2010:3-4) menyatakan asesmen kinerja diwujudkanberdasarkan “empat asumsi” pokok, yaitu:(1) Penilaian kinerja yang didasarkan pada partisipasi aktif siswa;(2)Tugas-tugas yang diberikan atau dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran;(3) Penilaian tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa pada suatu saat dalam proses pembelajaran, tetapi lebih dari itu, penilaian juga dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri; (4) Dengan mengetahui lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk mengukur dan menilai keberhasilan proses pembelajarannya, siswa akan terbuka dan aktif berupaya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang definisi penilaian kinerja, maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja adalah alat evaluasi berupa tes perbuatan untuk menyelesaikan tugas dalam konteks kehidupan nyata, dimana penilaian tersebut meminta siswa untuk menunjukkan kemampuannya secara langsung kepada guru baik dari sisi pengetahuan maupun keterampilan, bukan dengan memilih jawaban dari pilihan yang tersedia.
 
B. Kelebihan Dan Kekurangan Penilaian Kinerja  
Sebagai salah satu jenis penilaian alternatif dalam proses pembelajaran, maka penilaian kinerja mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan dari penilaian kinerja disampikan oleh Wulan (2010 : 2- 3) yang dijabarkan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Kinerja


Kelebihan penilaian kinerja 
a. Peserta didik diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan suatu proses
b. Proses yang didemonstrasikan peserta didik dapat diobservasi secara langsung oleh guru
c. Adanya proses evaluasi yang lebih lengkap
d. Kriteria penilaian dan tugas yang akan dikerjakan dapat disepakati terlebih dahulu oleh guru bersama peserta didik
e. Bisa menilai hasil pembelajaran dan keterampilan
f. Peserta didik mendapatkan motivasi yang besar
g. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan aplikasi situasi pada kehidupan nyata yang dialami peserta didik.


Kekurangan penilaian kinerja 
a. Lebih membebani guru dari segi usaha dan waktu
b. Proses pertimbangan dan penskoran yang dilakukan masih bersifat subjektif
c. Memiliki tingkat reliabilitas yang cukup rendah jika dibandingkan dengan penilaian yang lain  (Wulan, 2010 :  2-3)
 
C. Kriteria Penilaian Kinerja  
Keputusan guru untuk menggunakan penilaian kinerja sebagai alat penilaian sebaiknya didasarkan atas beberapa kriteria. Kriteria dalam penilaian kinerja menurut Popham (Iskandar, 2011: 1) meliputi:
a. Generability
Tugas dalam penilaian kinerja akan semakin baik jika dapat digeneralisasikan dengan tugas-tugas yang lain.
b. Authenticity
Tugas yang diberikan harus sesuai dengan apa yang peserta didik alami dalam kehidupan sehari-hari.
c. Multiple
Tugas yang diberikan dapat mengukur lebih dari satu jenis kemampuan yang dimiliki peserta didik.
d. Teachability
Tugas yang diberikan sesuai dengan apa yang guru ajarkan kepada peserta didik.
e. Fairness
Tugas dari guru harus adil untuk seluruh peserta didik
f. Feasibility
Tugas dari guru harus sesuai dengan kendala yang mungkin dialami peserta didik dalam proses penyelesaian tugas meliputi ruangan, peralatan, waktu dan biaya.
g. Scorability
Siswa yang menjalankan tugas dari guru harus mendapat skor yang akurat dan sesuai dengan apa yang peserta didik lakukan. 

D. Pedoman dalam Penilaian Kinerja  
Sebagai salah satu bentuk penilaian, penilaian kinerja memiliki beberapa pedoman yang bisa membantu guru untuk mengetahui ketercapaian peserta didik. Wulan (2010 : 3- 4) mengemukakan pendapatnya tentang pedoman dalam penilaian kinerja yaitu:
1) dalam menyelesaikan tugas dari guru. 
2) Problem dan prosesnya bersifat otentik atau sesuai dengan kejadian yang ditemukan pada kehidupan nyata;
3) bersifat integratif yang menuntut integrasi antara pengetahuan, konsep, sikap dan juga kebiasaan berfikir;
4) penilaian bersifat open ended yang bisa mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan saat menyelesaikan tugas;
5) siswa tertarik dengan masalah yang disajikan serta membutukan ketekunan siswa untuk menyelesaikannya;
6) adanya dorongan yang membantu peserta didik untuk berfikir divergen dan bijaksana;
7) aktivitas dapat dilakukan peserta didik dengan aman;
8) proses penilaian disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik yang beragam;
9) siswa dapat berpikir secara individu saat berada dalam kelompok kerja;
10) kinerja secara individu harus mudah untuk diamati walaupun peserta didik berada dalam kelompok kerja;
11) mempunyai definisi dan petunjuk yang jelas;
12) peserta didik mendapatkan feedback dari pengalaman yang bisa memperbaiki siklus peserta didik pada proses yang selanjutnya;
13) peserta didik memiliki beberapa cara untuk mempresentasikan hasil dari produk akhir;
14) peserta didik berhak untuk mengetahui kriteria yang jelas dari tugas yang akan dilakukan;
15) panduan penskoran harus mudah untuk menilai kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas dari guru.
 

E. Tahapan Penilaian Kinerja  
Setelah mengetahui pedoman dari penilaian kinerja, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan guru sebelum melakukan penilaian. Slater (1993 : 4) menyatakan adanya tahapan yang perlu dilaksanakan dalam penilaian kinerja antara lain: 1) menentukan tujuan yang akan dicapai; 2) menentukan tugas yang akan dinilai; 3) keterampilan yang didemonstrasikan peserta didik sebelumnya didefinisikan dan disusun secara jelas; 4) menentukan rubrik dan indikator dari tingkatan kompetensi yang akan dinilai; 5) memberi informasi pada peserta didik mengenai hal kinerja yang harus ditunjukkan; 6) peserta didik diberi waktu untuk menyelesaikan tugas; 7) guru harus mengamati kinerja peserta didik; 8) hasil kinerja peserta didik dicocokkan dengan standar kriteria yang telah disusun. 

F. Metode dalam Penilaian Kinerja
 

Pada saat pelaksanaan penilaian kinerja terhadap peserta didik, guru dapat memilih metode yang tepat untuk digunakan sebagai bahan dalam pengambilan data. Beberapa metode yang bisa digunakan dalam penilaian kinerja sesuai dengan pendapat dari Wulan (2010 : 4) yaitu observasi, wawancara, portopolio, penilaian essay, ujian praktek, penilaian proyek, kuesioner, daftar cek (checklist), penilaian oleh teman, paper, penilaian diskusi dan penilaian jurnal kerja ilmiah peserta didik.

Dari beberapa metode diatas, metode yang sering digunakan dalam penilaian kinerja adalah checklist dan skala penilaian. Metode checklist kurang adil bagi peserta didik karena hanya ada pilihan penilaian berupa “ya“ dan “tidak” tanpa adanya pilihan yang berbobot menengah. Pilihan “ya” diberikan jika kemampuan yang dilakukan peserta didik teramati oleh guru, sedangkan pilihan “tidak” diberikan jika kemampuan yang dilakukan peserta didik tidak teramati oleh guru. Oleh karena itu, metode yang cocok untuk digunakan dalam penilaian kinerja adalah skala penilaian. Skala penilaian memiliki skala rentang dengan kategori lebih dari satu, sehingga memungkinkan guru memberikan nilai tengah pada kemampuan yang ditunjukkan peserta didik. Skala penilaian dilengkapi dengan rubrik yang berisi deskripsi dari kemampuan masing-masing kategori guna memudahkan proses penilaian. 

G. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja.
 

Pengembangan instrumen dari penilaian kinerja dapat disusun untuk mengetahui penguasaan siswa dari segi proses maupun produk. Subali (2010 : 17-19) berpendapat bahwa hal-hal yang harus diperhatikan saat mengembangkan instrumen ini adalah sesuaikan dahulu dengan kinerja ataupun produk yang akan dinilai. Selanjutnya guru harus menentukan teknik penilaian yang akan digunakan. Guru dapat menggunakan tes identifikasi, tes simulasi dan uji petik kerja untuk menilai proses peserta didik, sedangkan tes tertulis dan penugasan produk tiga dimensi bisa digunakan guru untuk menilai produk dari peserta didik. Hal penting yang harus dilakukan guru dalam pengembangan instrumen adalah menyusun rubrik/ pedoman penskoran. Dalam penyusunan rubrik ini, guru harus menentukan aspek dari jenis kinerja dan produk yang akan dinilai, menentukan model skala yang akan digunakan serta membuat rubrik penskoran yang disertai dengan kategori keberhasilan yang telah dicapai peserta didik.

H. Komponen dalam Penilaian Kinerja
 

Penilaian kinerja memiliki komponen penting yang bisa mendukung keterlaksanaan penilaian kinerja. Komponen penting itu berupa task atau tugas, format penilaian dan pedoman penilaian (Slater, 1993: 2). Task merupakan bentuk tugas yang dirancang untuk menilai kemampuan peserta didik (Zainul, 2001: 11). Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan task berdasarkan pendapat Zainul (2001: 14) yaitu guru harus memperhatikan dalamnya materi yang akan diberikan, kesesuaian antara hubungan kinerja dengan tugas penilaian, kemampuan kognitif, sosial dan afektif peserta didik serta keterkaitan tugas penilaian dengan keterampilan yang diharapkan. 

Komponen selanjutnya dalam penilaian kinerja adalah pedoman penilaian. Pedoman penilaian ini berbentuk rubrik yang dijadikan sebagai acuan penilai dalam menilai tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Format penilaian merupakan cara penilaian (scoring guide) yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik. Cara ini bisa digunakan secara holistik (holistic scoring) dimana pemberian satu skor oleh penilai setelah melakukan penilaian keseluruhan dari hasil kinerja peserta didik, maupun analitik (analytic scoring) dimana pemberian skor dilakukan pada berbagai aspek dari kinerja yang dinilai (Iskandar, 2011). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analitik dalam bentuk skala penilaian untuk menilai kemampuan dari peserta didik.

I. Penilaian Kinerja untuk Menilai Keterampilan Proses Sains.
 

Penilaian kinerja merupakan salah satu penilaian alternatif yang digunakan guru dalam menilai kemampuan peserta didik yang difokuskan pada dua aspek pokok yaitu mengobservasi proses saat unjuk keterampilan secara langsung serta evaluasi dari produk yang dihasilkan dari peserta didik. Penilaian kinerja bisa digunakan untuk menilai keterampilan proses sains peserta didik (Stiggins 1994; Marzano dkk, 1994). Hal ini juga didukung oleh Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa menilai kompetensi keterampilan siswa bisa dilakukan melalui penilaian kinerja yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kompetensi tertentu. 

Ciri dari penilaian kinerja adalah mampu melakukan penilaian secara langsung dan otentik saat mengobservasi kinerja yang dilakukan peserta didik baik dalam bentuk proses kognitif, pernyataan oral maupun produk dari peserta didik. Selain itu, penilaian kinerja juga bisa digunakan untuk mengases kebiasaan berpikir (habit of mind), cara bekerja dan perilaku nilai peserta didik dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, penilaian kinerja merupakan penilaian yang tepat untuk menilai keterampilan proses sains peserta didik.
Pengertian Penilaian Kinerja dan Pedoman Dalam Penilaian Kinerja

0 Response to "Pengertian Penilaian Kinerja dan Pedoman Dalam Penilaian Kinerja"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close