Fungsi dan Prinsip Bimbingan dan Konseling
Sunday 2 December 2018
Add Comment
Fungsi dan Prinsip Bimbingan dan Konseling_ Bimbingan dan konseling memiliki beberapa fungsi dan prinsip, lantas apa saja fungsi dan prinsip bimbingan dan konseling? berikut ulasannya yang sengaja kami rangkum untuk anda.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
a. Pemahaman
Yaitu membantu peerta didik atau siswa agar memilki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, indivdu di harapakan mampu mengembangkan potensi dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan kontruktif.
b. Preventif
Yaitu upaya konselor untuk mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak di alami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat di gunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.
Beberapa masalah yang perlu di informaskan kepada para siswa dalam mencega terjadinya tingkah laku yang tidak di harapkan, di antaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obat terlarang, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
c. Pengembangan
Yaitu konselor berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang mengfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel lainnya bekerja sama meluruskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat di gunakan di sini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karya wisata.
d. Perbaikan (Penyembuhan)
Yaitu fungsih bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Teknik yang dapat di gunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
e. Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan menetapkan pengusaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
f. Adaptasi
Yaitu fungsi membantu pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai induvidu.
Pembimbing atau konselor dapat membantu para guru atau dosen dalam memperlakukan induvidu secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi perkuliahan, memilih metode dan proses perkuliahan, maupun mengadaptasikan bahan perkuliahan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan individu.
g. Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Terdapat beberapa prinsip dasar yang di pandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep- konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan di peruntukan bagi semua individu (guidance is for all induviduals).
prinsip ini bahwa bimbingan di berikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan yang lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
b. Bimbingan Bersifat Individualisasi.
Setiap individu bersifat unik (berbeda atau sama lainnya), dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
c. Bimbingan Menekankan hal yang Positif.
Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki presepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d. Bimbingan merupakan usaha bersama.
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
e. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan.
Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambi keputusan. Bimbingan mempunyai peran untuk memberikan informasi dan nasehat kepada individu, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya.
Dan bimbingan memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Jonel et.al. (1970) berpendapat bahwa kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil
keputusan.
f. Bimbingan Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung disekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintahan/swasta, dan masyarakat pda umumnya
bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu, meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan,
Fungsi Bimbingan dan Konseling
a. Pemahaman
Yaitu membantu peerta didik atau siswa agar memilki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, indivdu di harapakan mampu mengembangkan potensi dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan kontruktif.
b. Preventif
Yaitu upaya konselor untuk mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak di alami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat di gunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.
Beberapa masalah yang perlu di informaskan kepada para siswa dalam mencega terjadinya tingkah laku yang tidak di harapkan, di antaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obat terlarang, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
c. Pengembangan
Yaitu konselor berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang mengfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel lainnya bekerja sama meluruskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat di gunakan di sini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karya wisata.
d. Perbaikan (Penyembuhan)
Yaitu fungsih bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Teknik yang dapat di gunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
e. Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan menetapkan pengusaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
f. Adaptasi
Yaitu fungsi membantu pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai induvidu.
Pembimbing atau konselor dapat membantu para guru atau dosen dalam memperlakukan induvidu secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi perkuliahan, memilih metode dan proses perkuliahan, maupun mengadaptasikan bahan perkuliahan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan individu.
g. Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Terdapat beberapa prinsip dasar yang di pandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep- konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan di peruntukan bagi semua individu (guidance is for all induviduals).
prinsip ini bahwa bimbingan di berikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan yang lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
b. Bimbingan Bersifat Individualisasi.
Setiap individu bersifat unik (berbeda atau sama lainnya), dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
c. Bimbingan Menekankan hal yang Positif.
Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki presepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d. Bimbingan merupakan usaha bersama.
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
e. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan.
Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambi keputusan. Bimbingan mempunyai peran untuk memberikan informasi dan nasehat kepada individu, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya.
Dan bimbingan memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Jonel et.al. (1970) berpendapat bahwa kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil
keputusan.
f. Bimbingan Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung disekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintahan/swasta, dan masyarakat pda umumnya
bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu, meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan,
0 Response to "Fungsi dan Prinsip Bimbingan dan Konseling"
Post a Comment