PENGAJARAN PROYEK DI INDONESIA
Tuesday 8 March 2016
Add Comment
PENGAJARAN
PROYEK DI INDONESIA
A. Arti Istilah Proyek
Istilah proyek
memiliki beberapa arti :
1. Menurut kamus proyek berasal dari
bahasa latin yang berarti :
maksud,
rencana. Membuat atau menentukan suatu masalah yang berarti guru dan murid membuat rencana seputar
masalah itu, yakni apa yang akan dilaksanakan : dipelajari, dibuat,diamati,
diselidiki, ditinjau, dikumpulkan, didramatisir dan akhirnya dipamerkan kepada
orang tua murid.
2. Sesuai
dengan arti di atas proyek dapat dituturkan sebagai penjadian suatu kesulitan, atau problem, sebab
menghadapkan suatu masalah kepada murid, mengakibatkan timbulnya berbagai soal
diantaranya :
> Mengenai apakah
masalah itu?
> Apa yang harus kita
mengerti berhubungan dengan masalah itu?
> Apa yang penting dan apa
yang kurang penting?
> Bagaimana kita akan melaksankan
rencana itu?
> Alat apakah yang kita
miliki?
> Buku apakah yang
dapat kita pakai sebagai sumber?
3. Proyek adalah suatu pengajaran atau suatu cara guru
menjadikan pengajaran agar murid
mengolahnya
sendiri, yakni murid dibangkitkan semangatnya untuk akti, bekerja sendiri, dan
berkelompok, menyelidiki, memikirkan dan sebagainya.
B. Macam-macam Proyek
Disekolah tanpa pengajaran proyek, mata pengajaran
diberikan secara terpisah-pisah dengan jam tertentu untuk suatu pelajaran.
Setiap mata pelajaran menempuh jalannya sendiri-sendiri.Juga mempunyai buku,
metode dan tujuannya sendiri. Cara memberikan pelajaran semacam itu sama sekali
tidak salah. Namun ada baiknya setiap pelajaran menggunakan metode sendiri.
1. Proyek
total
Cara mengajar
yang sama sekali berlainan dengan yang tersebut di atas ialah hilangnya mata
pengajaran-pengajaran yang berdiri sendiri-sendiri dan seluruhnya diberikan
secara proyek. Artinya setiap mata pelajaran bersangkut paut satu sama lain.
Mata pelajaran
yang berdiri sendiri tidak ada.Pengajaran semacam ini dinamakan
Gesamtunterricht, totalitett, dan pengajaran pusat perhatian.
Cara seperti
ini memiliki berbagai kekurangan :
> Karena
pengajaran selalu diberikan secara itu saja, minat anak lambat laun menjadi
kendur, dan akhirnya hilang sama sekali.
> Pengajaran
proyek membutuhkan keaktifan anak yang sungguh-sungguh sehingga anak menjadi
lesuh.
> Beberapa mata pelajaran kurang mendapat perhatian, misalnya.
Berhitung, dan sebagainya.
2. Proyek
okasionil.
Karena kedua
cara itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka dipadukan, dalam pengajaran
proyek okasionil pengajaran bahasa, menghitung, menjanji, dan gerak badan
selalu diberikan secara lama.Mata pengajaran lainnya diberikan dalam bentuk
proyek pada waktu-waktu tertentu, misalnya sekali dalam tiap triwulan.Jika
tidak ada pengajaran proyek segala sesuatu berjalan seperti biasa secara
lama.Perhatian dan keaktifan akan selalu ada, karena pengajaran proyek
okasionil merupakan suatu yang keluar dari kebiasaan sehari-hari, dan menjadi
suatu selingan yang menyenagkan.
a) Masalah atau pokok. Merupakan tujuan
yang menentukan segala pekerjaan nanti dan pula membimbing fikiran kita kearah
itu. Pokok itu juga yang menjadi pusat, yang harus ditunjang dari berbagai
sudut. Misalnya guru telah menentukan sebagai masalah: kesehatan kita. Maka
dibuatkan rencana apa yang akan diuraikan sekitar masalah itu, setelah pokok
itu ditinjau dari berbagai sudut maka timbullah berbagai rencana pertama yakni
kesehatan badan, kesehatan rumah, kesehatan sekolah.
Dengan uraian
tersebut maka sudah ada gambaran yang lebih jelas mengenai prihal yang akan
dilaksanakan. Berhubung dengan pentinngnya masalah itu, maka guru memperhatikan
beberapa faktor diantaranya :
> Masalah harus
mendapat perhatian anak.
> Masalah
hendaknya sesuai dengan umur dan tingkatan kemajuan anak dalam pelajaran.
> Masalah
hendaknya disesuaikan dengan lingkungan anak.
> Masalah
hendakknya dihubungkan dengan masalah actual.
> Masalah dapat diambil dari berbagai mata pengajaran.
C. Jalan Pengajaran
Langkah dalam pengajaran proyek dapat berupa sebagai
berikut :
1. Persiapan,
Setelah
menentukan masalah bersama guru dan murid, berhubungan dengan minat anak yang timbul dalam
pengajaran maka pertama guru membuat persiapan untuk segala sesuatu yang akan dijalankan
dalam pengajaran proyek yang akan datang, maka yang harus diperhatikan adalah :
> Pelajaran
klasikal lisan yang masih akan diberikan, dimana guru memberi mata-mata
pengajaran yang dihubungkan dengan pokok-pokok tersebut.
> Pelajaran
klasikal tertulis, untuk memperdalam hal-hal yang telah dibicarakan
> Tugas-tugas
yang harus dikerjakan anak secara berkelompok dan secara perorangan.
> Menetapkan
jumlah jam yang akan dipakai untuk memberikan pekerjaan bebas, yakni pekerjaan
yang tidak ditugaskan oleh guru dimana anak dapat memilih sendiri.
> Menentukan
jumlah perjalanan sekolah yang harus dibuat, misalnya menamati, menyelidiki,
dan mempelajari.
> Pameran yang
akan diadakan. Untuk menarik perhatian orangtua yang telah membantu
terlaksananya pengajaran proyek, maka perlu dipamerkan hasil dari beberapa
pengajaran proyek, misalnya pada akhir tahun.
> Guru juga
harus menyelidiki, menyiapkan alat pengajaran, buku yang dapat digunakan oleh
anak dan mencantumkannya dalam tugas anak .
2. Pendahuluan.
Selelah
persiapan selesai, guru mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan kelasnya.
Pembicaraan itu dilakukan kira-kira seminggu sebelum anak melaksanakan tugas,
bentuknya berupa tanya jawab yang bertujuan menyelediki apa saja yang sudah
dimengerti anak. Sambil bertanya jawab, guru mencatat segala sesuatu yang
penting di papan tulis secara bagan,sehingga rencana dapat terlihat oleh murid. Tinggal
sekarang menentukan pokok-pokok yang akan dipakai untuk dikerjakan bersama sama
dan diselesaikan secara perseorangan.Pokok yang bersifat pengetahuan, dipakai
untuk tugas kelompok. Dalam hal ini anak diberi kemerdekaan memilih sendiri
bahan yang akan dikerjakan dan juga memilih temannya sendiri untuk membentuk
satu kelompok.
Disini murid
memiliki tugas diantaranya :
> Bersama sama
anak lain mempelajari suatu pokok.
> Bersama-sama
atau perseorangan membuat sesuatu misalnya pekerjaan tangan dan
sebagainya.
> Membuat dan
mempelajari sesuatu secara bebas.
Dalam seminggu
sebelum anak mulai bekerja murid-murid boleh menyiapkan dan merundingkan segala
sesuatu. Guru menyiapkan tugas-tugas berdasarkan kesanggupan murid, dan
menyiapkan segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan anak.
3. Perjalanan
sekolah.
Bersama-sama
dapat dikerjakan selama seminggu atau pada waktu yang lain. Beberapa peringatan
perlu diberikan :
> Perjalanan
seko,ah bukan untuk bersenan-senang, maka mereka harus menggunakan dengan baik
dalam mengamati sesuatu dengan benar.
> Agar
tidak ada suatu hal yang penting terlupakan, mereka harus membawa buku catatan.
> Menjaga
prilaku masing-masing ,agar tidak ada orang lain yang terganggu.
4. Pengolahan.
Teratur
tidaknya muri-murid bekerja menolah masalahnya banyak tergantung pada
kebijaksanaan dan kecakapan guru menyelenggarakan sesuatu, agar tidak
terjadi kekacauan maka terlebih dahulu diberikan pekerjaan klasikal dikelas.
Guru memanggil satu rombongan dan diberi tugas tertulis dan diterangkan hal-hal
yang belum dimengerti disuruh bekerja bersama-sama menunaikan tugas. Hal yang
perlujuga dperhatikan adalah:
- Tempat, dimana murid memilih tempatnya
sendiri untuk bekerja
- Guru, pekerjaan guru hanya memberikan
pertolongan jika dibutuhkan.
- Ketertiban, ialah ketertiban
sesungguhnya, seperti juga dalam ruang kerja orang dewasa.
- Murid, mereka harus membaca buku,
membuat catatan ringkas mengenai intisari yang mereka baca, menyimpulkan suatu
karangan dengan bersama, hasil karya dibingkai dengan gambaran, peta, bagan dan
sebagaianya.
- Buku proyek, segala sesuatu itu jika
mungkin dimasukkan didalam buku proyek masing-masing, buku tersebut akhirnya
memberikan gambaran tentang hasil dari pekerjaannya dan tidak boleh ada yang
sama.
5. Pameran,
Jika tugas
telah selesai, dihias, bermacam benda sudah dibuat. Maka dapat dipamerkan di
dalam kelas, di kelas lain bahkan disekolah lain. Dan oran tua dipersilahkan
untuk melihatnya. Pameran dapat dilaksanan diakhir tahun atau pada pertemuan
dengan orang tua.
D. Penghargaan
1. Kebaikan, ditinjau dari sudut
pendidikan.
> Pengajaran proyek adalah suatu bentuk
pengajaran yang baik untuk membangkitkan semangat anak agar aktif dan memberi
kesempatan untuk mendidik dan mengembangkan diri.
> Anak mendapat kesempatan bekerja
bersama-sama yang bermanfaat dalam pendidikan sosial.
> Anak belajar hidup bermasyarakat.
> Anak dididik untuk bertanggung jawab
atas tugas yang diberikan.
> Anak dididik berbuat tertib yang
sewajarnya dalam hal budi pekerti.
Jadi secara
umum dapat dikatakan bahwa pengajaran proyek itu guru berusaha melenyapkan
pengajaran yang bersifat intelektuastis untuk memberikan pendidikan yang
harmonis baik materil, moril dan fungionil.
2. Ditinjau dari sudut didaktik
> Murid belajar berfikir dan mengalami
proses berfikir secara kanak-kanak. Soal-soal dan kesulitan yang timbul pada
pekerjaan proyek itu adalah sewajarnya, bukan paksaan orang lain.
> Murid dilatih belajar yang
sesungguhnya sebab mereka mengumpulkan sendiri semua alat yang dibutuhkan
> Pengetahuan yang mereka pelajari dan
di miliki dapat digunakan (pengetahuan fungsional)
> Semua sifat-sifat didaktif dapat
dilaksanakan sebaik-baiknya (menarik perhatian, membangkitkan keaktifan,
meragakan dan sebagainya;)
> Kepada anakdapat
diberikan pekerjaan yang bersifat individual.
3. Kekurangan, pada pengajaran proyek terdapat beberapa
kekurangan diantaranya :
>Setiap mata pelajaran
mempunyai keksulitannya sendiri pada waktu mengajarkannya. Itu sukar
dipraktekkan dalam pengajaran proyek total, pengajaran proyek orisinil lebih
baik dipraktekkan.
> Ada gejala bahwa segala
sesuatu menjadi terlalu luas, karena pada hakekatnya pengetahuan itu saling
berhubungan-
> Sukar memilih pokok
proyek yang tepat.
> Hasil pengajaran proyek
bergantung banyak dari kecakapan guru untuk menyelenggarakan sesuatu.
> Menyiapkan tugas bukan
suatu pekerjaan yang mudah
E. Contoh Suatu Pengajaran Proyek.
Berikut ini
diberikan suatu contoh pengajaran proyek yang disusun secara bebas dengan
memakai pedoman buku (pohon enau) oleh T.L Groenendijk dan di Indonesiakan oleh
S. Nasution.
1. Persiapan.
Guru meilih
suatu pokok yaitu pohon enau:
a. Ia meninjau pohon enau dari sudut ilmu
hajat untuk memperluas pengetahuaannyadan dipelajari dari berbagai buku tentang
pohon enau. Misalnya pohon enau temasuk suku palem, tumbuh hingga 4000 kaki,
daunya tidak teratur dan sebagainya. Dari ilmu hajat diketahui bagian-bagian
pohon yang diuraikan lebih lanjut, juga cara pohon itu berkembang biak.
b. Guru meninjau pohon tersebut dari segi
ekonomi, ternyata bagian pohon tersebut dapat digunakan untuk mata pencaharian
ekonomi. Misalnya: akar pohon bisa menjadi serabut dan dijadikan keranjang,
batangnya sebagai bahan kayu untuk membuat rumah, daunnya digunakan bahan untuk
rokok dan sebagainya.
c. Guru mempelajari cara
pembuatan sagu, gula, tuak dan sebagainya.
d. Guru mengumpulkan buku dan majalah dan
alat lain yang mungkin bisa dipergunakan murid.
e. Guru mencari cerita yang berhubungan
dengan pohon enau.
f. Guru meninjau kesuatu
tempat yang memiliki pohon enau dan bercerita dengan empunya dan memimta izin
untuk bisa diamati oleh murid.
g. Guru menyusun daftar pelajaran dan dan
memikirkan bermacam macam tugas untuk perorangan dan kelompok.
h. Guru memikirkan bermacam pelajaran
untuk menguhubungkan dengan proyek tersebut.
2. Pendahuluan.
Didalam kelas
pada pelajaran ilmu hajat guru bercakap-cakap dengan murid untuk membangkitkan
minat anak. Setelah itu guru menyuruh kepada anak segala sesuatu yang akan
dipamerkan berkenaan dengan pohon enau.
a. Barang-barang buatan anak
sebagai keseorangan dan sebagai hasil pekerjaan rombongan.
b. Gambar-gambar buatan anak
sendiri atau buatan rombongan.
c. mengumpulkan
gambar-gambar dari Koran dan majalah.
d. Mengumpulkan alat-alat
pembuat bermacam-macam nira,sagu, tali dan sebagainya.
e. Mengumpulkan barang alat
rumah tangga yang terbuat dari pohon enau.
f. Makanan dan minuman yang
berasal dari pohon enau.
g. Pohon enau kecil.
h. Buku proyek sebagai
kumpulan pekerjaan murid.
Setelah itu
guru memberitahukan bahwa kelas akan mengadakan perjalanan sekolah kesebuah
pohon enau, tentu anak-anak berlomba mengusulkan untuk mengunjungi suatu tempat
yang telah mereka ketahui pohon enaunya.
3. Perjalanan sekolah
Sebelum
perjalanan itu dimulai guru meningatkan apa saja yang harus diperhatikan oleh
murid, setelah sampai ditempat yang dituju anak mengamati dengan seksama. Guru
disini tidak memberi pelajaran, melainkan hanya memberi petunjuk apa-apa yang
harus diperhatikan. Setelah itu murid bertanya jawab kepada pemilik pohon
seputar pohon enau baik dari tinjauan ilmu hajat maupun ekonominya.
4. Kembali di kelas.
Pada waktu
pulang, telah terlihat adanya bermacam-macam sikap anak. Guru mengamatinya ada
yang bercerita tentan apa yang dilihatnya, bertanya, ada yang diam saja yang
menandakan bahwa kelas hidup. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan
bercerita. Setelah itu guru memberitahukan untuk menyiapkan pameran, buku
proyek akan dibagikandan mengisi seputar pohon enau berupa gambar, grafik, cerita,
catatan dan sebagainya.Daftar pertanyaan dapat berupa : Berapa umur pohon
enau?, pada umur berapa pohon bisa diambil buahnya? Bagaimana cara mengelola
pohon enau? Berapa harga pohom enau?Dan sebagainya.Setelah itu soal dbagi dalam
beberap kelompok dimana mereka memilih ketua kelompok masing-masing dan dan
dikerjakan secara bersama-sama.
5. Buku proyek.
selanjutnya
guru membagi buku proyek yang harus diisi sesuai hasil penyelidikan.Buku
tersebut berupa lembaran-lembaran yang bisa disatukan dalm satu buku. Kita bisa
menyimpulkan apa yang bisa diisi dari buku tersebut :
a. Karangan mengenai
percakapan dengan pemilik pohon.
b. Hasil pekerjaan rombongan
c. Hasil tugas yang
diberikan kepada anak sesudah pelajaran klasikal (bahasa, ilmu bumi, berhitung
dan sebagainya)
d. Cerita atau karangan
pendek tentang pohon enau.
e. Penjelasan penjelasan
tambahan (grafik, gambar dan sebagainya) Pada akhir pengajaran proyek
buku itu disimpan untuk kegiatan pameran, pada akhir tahun buku tersebut
dikembalikan kepada anak
F. Pelaksanaan.
Tibalah anak
melaksanakan tugasnya , daftar pelajaran yan biasanya dipakai oleh guru,
sekarang diubah dan disesuaikan dengan pengajaran proyek. Karena hanya sebagian
yang diproyekkan maka cara ini dinamakan pengajaran proyek okasionil partisiil.
Pelajaran
klasikal.Bahwa masih ada dan berlangsung seperti biasa, juga berbagai macam
pengajaran.Dalam pengajaran klasikan diusahakan guru agar sedapat mungkin
berhubungan dengan pokok proyek, jika tidak ada hubungan maka tidak perlu
dipaksakan.Seletah pelajaran klasikal, kemudian diberikan tugas, berikut
beberapa hubungan dengan pengajaran lain : Hubungan dengan bahasa, ilmu bumi,
ilmu hajat, sejarah, berhitung,
> Bekerja untuk proyek, jika dalam
daftar pelajaran tersebut tertera pekerjaan proyek maka anak bebas memilih
pekerjaannya. Tetapi terlebih dahulu telah diatur oleh guru.
>Tempat bekerja, murid bebas memilih
tempat untuk bekerja, diluar maupun di dalam kelas.
> Tata tertib, guru memberikan ruang
kerja yang hidup tetapi harus memperhatikan ketertiban.
>Menyelesaikan pekerjaan rombongan,
sebelum pekerjaan diakhiri, maka sebelumnya didiskusikan dengan ketua kelompok
untuk penyempurnaan jika masih terdapat kekurangan. Didalam jam pelajaran
tertentu. Akhirnya diadakan diskusi antar anggota rombongan dengan murid-murid
lain.
G. Pameran.
Setelah semua
telah rampung, maka waktunya mempersiapkan pameran. Kelas merupakan suatu
masyarakat yang harus bekerja sama untuk suatu tujuan demi kepentingan bersama.
Maka hal yang harus dipersiapkan:
>Ruangan diatur menjadi
ruangan pameran yang telah dihias.
> Diusahakan ada pohon enau
yang seakan akan berada di hutan.
> Pada dinding digantungkan
kelompok-kelompok gambar dari pohon enau dengan
bermacam-macam
hasil yang diperoleh.
> Peta yang menunjukkan
letak pohon enau.
> Grafik penduduk dengan
penduduk yang memakan sagu, jagung dan sebagainya.
> Buku-buku proyek yang
diletakkan di atas meja.
> Hiasan pada seluruh
ruangan yang bernuansa alami.
Sebelum pameran
digelar, murid membuat surat sendiri untuk diantar kepada keluarga dan guru.
Serta mereka juga sebagai penyaji makanan kepada tamu.Guru juga berperan
sebagai tamu dan bercerita dengan orangtua. Sebelum digelar, guru memberi
sambutan berupa pengantar pendidikan.
Artikel terkait: Metode Pengajaran montesori
PENGAJARAN
PROYEK DI INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
Soejono
Ag.1954. Aliran Baru dalam Pendidikan dan Pengajaran. Solo. Harapan Masa
0 Response to "PENGAJARAN PROYEK DI INDONESIA"
Post a Comment