TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH (TESIS)

TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH (TESIS) 
Setiap mahasiswa di perguruan tinggi dipersyaratkan membuat karya tulis lmiah. Untuk mahasiswa program pascasarjana strata dua dipersyaratkan membuat tesis untuk mendapatkan gelar magister. Pendekatan ilmiah pada dasarnya berisi pengumpulan fakta atau data, penganalisisan, penafsiran serta penarikan kesimpulan.Langkah- langkah pendekatan ilmiah mencakup  
1.      Menemukan masalah
2.      Mengemukakan fakta adanya masalah 
3.      Mengembangkan hipotesis atau menentukan fokus
4.      Mengumpulkan data 
5.      Melakukan analisis dan menafsirkan data 
6.      Menarik kesimpulan 
7.      Melakukan generalisasi bila diperlukan 

Baca juga
Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif 
Cara Menyusun  PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Beserta Contoh Formatnya 

A.    Hakikat danTujuanTesis 
Tesis merupakan karya asli hasil penelitian ilmiah yang berkualitas tinggi dan memberikan kemampuan bagi mahasiswa dalam menghayati asas ilmuan, menguasai dasar-dasar ilmu dan metodologi penelitian, memperluas dan memperdalam pengetahuan bidang yang ditelitinya, mengkomunikasikan gagasan dan temuan penelitinya, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Pada umumnya tujuan tesis adalah menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam : 
1.      Melakukan penelitian mandiri 
2.      Memberikan sumbangan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian. 
3.   Mendokumentasikan hasil penelitian dan menyerahkan kepada masyarakat ilmuwan (dengan menulis tesis) 

Penyusunan karya tulis ilmiah dapat dikemas dalam tiga unsure utama, yakni :  
1.      Kegiatan tahap pratesis 
2.      Pemilihan topik tesis 
3.      Pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis

Waktu yang dibutuhkan dalam untuk menyelesaikan tesis sangat beragam, bergantung pada ketekunan mahasiswa yang bersangkutan. Mahasiswa yang tekun dan serius, mereka dapat menyelesaikan tesis kurang lebih satu tahun. 

1.      Kegiatan Pratesis 
 Mahasiswa merencanakan menulis tesis, hendaknya sudah harus mulai memikirkan masalah atau topik  yang akan diteliti sebelum menyusun proposal tesis. Pemilihan topic penelitian lebih awal akan memungkinkan mahasiswa mencari, menemukan, dan meramu informasi yang dapat digunakan bahan pada latar belakang masalah. 

2.      Pemilihan Topik Tesis 
Penentuan topic penelitian tesis kadang- kadang dirasakan sangat sulit oleh mahasiswa. Hal ini terjadi karena mahasiswa yang bersangkutan tidak memulainya dengan mencari masalah atau menemukan masalah terlebih dahulu, langsung mencari topic penelitian. Idealnya,  langkah awal penelitian adalah menentukan masalah terlebih dahulu kemudian mengkaji dan meramu teori atau hasil penelitian yang relevan dengan masalah tersebut untuk mendapat data empiric atau fakta yang dapat mendukung masalah tersebut. Kalau masalah sudah ditetapkan dan fakta pendukung sudah jelas, dengan sendirinya topic lebih mudah ditentukan, walaupun ruang lingkupnya masih terlalu luas. 

3.      Pelaksanaan Penelitian dan Penyususnan Tesis 
Mahasiswa akan menulis tesis sebaiknya membuat jadwal rencana penulisan tesis. Jadwal itu memuat alokasi waktu yang tersedia bagi mahasiswa untuk menemukan gagasan baik serta pembagian waktu untuk berbagai kegiatan yang dituntut untuk penulisan tesis
Mahasiswa harus menggunakan berbagai cara untuk meningkatkan hubungan kerja dengan penasehat/ pembimbing/ promotornya. Bila kegiatan konsultasi mahasiswa dengan pembimbing intensif dan berjalan lancar, maka mahasiswa perlu menyiapkan catatan yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemuan dan diskusi, rangkuman isu, acara pertemuan / konsultasi, dan garis besar bab demi bab. 

B.     Siklus Penulisan Tesis
 Kegiatan penulisan tesis merupakan proses mengurangi ketidakpastian untuk menemukan kebenaran ilmiah, walaupun kebenaran ilmiah tersebut tidak abadi, atau kebenarannya terbatas dalam ruang lingkup wilayah dan waktu tertentu. Kegiatan penulisan tesis dimulai dengan meneliti bidang kajian yang luas, yang mungkin dapat menghasilkan ribuan tesis. Mahasiswa harus mereduksi ketidak pastian itu dengan mengurangi jumlah kemungkinan yang akan dipertimbangkan. Hal itu dilakukan dengan memperhatikan beberapa topic dan setiap topic dievaluasi. Siklus penulisan tesis dilaksanakan dari umum ke yang khusus. Siklus itu dapat ditempuh melalui : 
1.      Pemilihan bidang penelitian secara umum 
2.      Pemilihan beberapa topik untuk dievaluasi 
3.      Pemilihan satu topik dan penulisan proposal penelitian 
4.      Penulisan outline rincian bab 
5.      Penyelesaian tinjauan pustaka 
6.      Pelaksanaan dan penyelesaian penelitian 
7.      Penyelesaian naskah tesis 
8.      Pelaksanaan konsultasi sampai memperoleh persetujuan pembimbing / komisi penasehat (butir 1-7 sebaiknya didiskusikan dengan pembimbing/promotor).
Penyelesaian tesis hendaknya mengikuti langkah – langkah umum diatas. 

TEKHNIK PENULISAN 
A.    Aturan Umum Penulisan 
Naskah tesis diketik diatas kertas HVS kuarto warna putih berat 80 gram dengan huruf  Times New Roman ukuran huruf 12 dengan spasi ganda. Apabila di dalam tulisan harus digunakan kertas khusus , seperti kertas grafik, kertaskalkir untuk menggambar dan sebagainya, boleh menggunakan kertas diluar ketentuan diatas.
Selain itu, terdapat pula aturan umum mengenai posisi ketikan, yaitu : 
1. Tepi (margin) kiri dan atas pengetikan berjaraka 4 cm, dan pinggir kanan dan bawah berjarak 3 cm. 
2. Setiap ketikan bab yang diikuti judul bab dibawahnya, selalu dimulai pada halaman baru. 
3. Subbab pada bagian bawah halaman harus mempunyai sekurang-kurangnya dua baris kalimat dibawahnya sebelum pindah ke halaman berikutnya. 
4.Akhir kalimat dari suatu bab atau subbab yang terdapat pada bagian atas halaman baru harus mempunyai sekurang-kurangnya dua baris penuh sebelum pindah ke subbab
berikutnya. 
5. Akhir kalimat dari suatu paragraf yang terdapat pada bagian atas halaman baru, sekurang-kurangnya dua baris sebelum pindah ke paragraf berikutnya. 
6. Awal kalimat dari suatu paragraf  yang terdapat pada bagian bawah halaman, sekurang – kurangnya dua baris sebelum pindah ke halaman berikutnya. 
7. Setiap tabel harus secara utuh berada pada satu halaman ( jika menggunakan tabel panjang, dapat dipenggal, tetapi harus diberi nomor kolom)

Selain itu untuk penulisan alinea baru dan nomor halaman, aturannya adalah : 
1.  Alinea baru dimulai pada ketukan keenam 
 2. Nomor halaman menggunakan angka dan diletakkan pada bagian kanan atas berjarak 3cm dari pinggir atas dan pinggir kanan. 
3. Khusus untuk halaman yang memuat judul bab, nomor halaman diletakkan pada bagian bawah-tengah menggunakan angka. 
4. Khusus untuk halaman sebelum bagian utama laporan, nomor halaman menggunakan angka romawi kecil ( i, ii, iii, dst ) dan diletakkan pada bagian bawah tengah. 
5. Persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi kimia dan lainnya, diberi tanda urut dengan angka arab dalam kurung (1), (2) dst. Diletakan pada tepi kanan bidang pengetikan.

1. Penomoran 
Aturan pada penomoran Bab dan Subbab, yaitu : 
a.  Bab diketik dengan huruf kapital dan nomor bab dengan angka romawi besar pada halaman baru diletakkan ditengah secara simetris antara pinggir kiri dengan kanan bidang pengetikan. 
b. Judul bab diketik dengan huruf kapital dengan jarak tiga spasi dibawah nomor bab. 
c. Jarak antara judul bab dengan baris pertama alinea pertama adalah tiga spasi.  
d. Jarak antara baris terakhir suatu subbab dengan subbab berikutnya adalah tiga spasi. 
e. Jarak antara judul subbab dan baris pertama dari alineai pertama adalah tiga spasi 
f. Judul subbab diberi kode huruf kapital dan diketik pada bagian tengah bidang pengetikan. 
g. Judul subbab yang lebih dari dua baris diketik dengan jarak satu spasi. 
h. Anak subbab yang lebih dari dua baris diketik dengan jarak satu spasi 
i. Anak subbab diberik kode angka arab diketik pada tepi kiri bidang pengetikan. 
j. Cucu subbab diberi kode huruf kecil dan diketik pada tepi kiri. 
k. Cicit subbab diberi kode angka arab dengan kurung tutup dan diketik pada tepi kiri. 
l. Piut subbab diberi kode huruf kecil dengan kurung tutup dan diketik pada ketukan ke-6 
m. Bila terdapat pembagian butir subbab, diberi kode angka arab dalam kurung seperti (1), (2), (3) dst. Bila dimasukkan dalam teks, butir – butir yang ditulis berurutan diberi kode angka arab dan diketik pada ketukan ke-6. 

2.      Penyajian Tabel dan Gambar 
a.      Penyajian Tabel 
Tabel digunakan untuk menyajikan data/informasi dari hasil penelitian, yang merupakan penuangan informasi dalam bentuk yang lebih ringkas dan lebih teratur bila dibandingkan dengan penjelasan dalam teks. Oleh karena itu, tabel harus dipersiapkan dengan baik dan cermat.

Tabel harus diberi identitas ( berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan diatas tabel. Kata tabel ditulis pada ketukan keenam, diikuti nomor dan judul tabel. Judul tabel ditulis dengan huruf  kapital pada huruf pertama setiap kata kecuali kata hubung. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul tabel dengan jarak satu spasi, diberik jarak tiga spasi antara teks sebelum tabel dan teks sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab sebagai identitas tabel yang menunjukkan bab dimana tabel itu dimuat dan nomor urutnya dalam bab yang bersangkutan. Dengan demikian, untuk setiap bab nomor uru tabel dari nomor 1.

Contoh :
Tabel 2.2 Jumlah siswa laki – laki dan perempuan di kelas V SD Negeri 25 MattirowaliE kab. Bone
Nomor tabel ini menunjukkan bahwa tabel yang berjudul “Jumlah siswa laki – laki dan perempuan di kelas V SD Negeri 25 MattirowaliE kab. Bone” terletak pada Bab II dan nomor urut tabel kedua.

Tabel terdiri atas kolom dan lajur. Kolom tidak diberi garis vertikal. Bagian atas dan bawah tabel, serta judul kolom diberi garus horizontal dengan jarak satu setengah spasi (1.5 cm). Lebar tabel tidak boleh melewati lebar daerah pengetikan. Untuk tabel yang memanjang dapat diketik sesuai dengan lebar kertas. Tabel yang dapat dimuat pada satu halaman diketik secara utuh pada satu halaman.

Menguraikan isi tabel dengan cara mengulangi angka – angka dalam tabel hendaknya dihindari. Nomor tabel sebaiknya disebutkan dalam penulisan, dengan jalan menyebutkan nomor identitasnya.

Contoh :
Berdasarkan Tabel 2.2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 
b. Penyajian Gambar / Ilustrasi 
Untuk keperluan ilmiah, banyak macam ilustrasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keefektifan komunikasi. Foto, lukisan, peta, gambar garis, grafik, histogram dan bagan adalah macam ilustrasi yang sering digunakan.

Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk visual yang dapat dengan mdah dipahami. Penyajian gambar hendaknya dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan dan tidak harus dimaksudkan untuk membangun deskripsi.

Berbeda dengan tabel yang judulny ditempatkan diatasnya, gambar dan macam ilustrasi lainnya identitas gambar diletakkan dibawahnya. Cara penulisan identitas gambar sama dengan penulisan judul tabel. Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata “gambar diatas” . gambar diberi nomor dengan menggunakan angka arab seperti penomoran tabel 

3.      Pengetikan Bahasa 
Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas,formal, tepat, dan lugas. Gaya  bahasa yang formal dan lugas membutuhkan kemampuan menunakan kosakata dan istilah yang tepat, kemahiran menyusun kalimat sempurna, tidak berbelit belit, serta struktur alenia yang runtut. Kelugasan dan keformalan gaya bahasa juga diwujudkan dengan menggunakan kalimat pasif serta menghindari penggunaan kata ganti orang jika referensinya mengacu kepada penulis

 Ciri Bahasa Indonesia Baku 
a. Pemakaian prefiks me- dan ber- -bila ada- secara eksplisit dan konsisten. Contoh :
Penyakit menyerang kampung itu (baku)
Penyakit serang kampung itu (nonbaku 
b. Pemakaian fungsi gramatikal (subjek,predikat,dan sebagaianya) secara eksplisit  dan konstisten. Contoh :
Ia pergi ke kekantor (baku)
Ia ke kantor (nonbaku) 
c. Pemakaian kongjungsi; bahwa, dan, karena, dan –bila, secara eksplisit dan konstisten. Contoh :
Disadari bahwa data belum terkumpul semua (baku).
Disadari, data belum terkumpul semua (non baku). 
d.  Pemakaian pola frasa verbal aspek+agen+verba –bila ada- secara konstisten.Contoh : 
  Sudah engkau baca buku ini? (baku).
Engkau sudah baca buku ini? (non baku). 
e.  Pemakaian konstruksi sintaksis. Contoh :
Baku          : harganya, membersihkan.
Non baku  : dia punya harga, bikin bersih. 
f.       Pemakaian partikel –kah dan –pun secara konsisten. Contoh :
Bagaimanakah kasus itu? (baku)
Bagaimana kasus itu? (non baku) 
g. Pemakaian unsur-unsur leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur yang menandai bahasa Indonesia nonbaku. Contoh :
Baku : silakan, serasi.
Non baku : silahkan, serasi 
h. Pemakaian Ejaan yang Disempurnakan,kosakata, dan istilah resmi sehingga diperoleh kalimat yang bersih dariunsur dialek daerah dan bahasa asing yang belum dianggap unsurbahasa indonesia. 
i. Pemakaian kata penghubung.
Kata penghubung yang harus dilalui tanda koma ..., tetapi ..., sedangkan dan sebagaianya.
Kata penghubung yang tidak boleh didahului tanda koma ... jika ... agar dan sebagaianya.
Penghubung antar kalimat harus selalu diikuti tanda koma Jadi, ... Pertama, ...  dan sebagainya. 

4. Penggunaan tanda baca 
Berikut ini beberapa kaidah penting yang perlu diperhitungkan dalam penggunaan berbagai tanda baca. 
a. Tanda Titik (.)
Tanda titik selalu digunakan: 
1)   pada akhir kalimat pernyataan; 
2)   pada beberapa singkatan tertentu (a.h. nasution);
3)   dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, tabel, iktisar, dan daftar (tabel 3.1, gambar 2.4 dan sebagainya); 
4) sebagai pemisah bilangan angak ribuan dan kelipatan yang menunjukkan jumlah (7.000.000,25.451); 
5)   untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu misalnya: pukul 1.35 (pukul satu lewat 35 menit).
Tanda titik tidak digunakan untuk: 
1)   memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah; 
2)   menyatakan bilangan persepuluhan; 
3)   menghubungkan jam denga menit; 
4)   singkatan nama unsur; 
5)   singkatan nama negara; 
6)   satuan ukuran; 
7)   akhir judul, anak judul atau sirahan; 
8)   dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
b. Tanda koma (,) 
 Tanda koma digunakan untuk ; 
1)   Memisahkan butir-butir dalam suatu deret; 
2)   Memisahkan sintaksis dalam kalimat; 
3) Memisahkan antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga; 
4)   Menyatakan pecahan persepuluhan atau di antara rupiah dan sen; 
5)   Menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka; 
6)   Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata seperti tetapi atau melainkan 
7)   Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya
Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengikuti induk kalimamatnya. 
c.       Tanda Titik Koma (;)
Merupakan tanda koordinasi dan digunakan untuk memisahkan unsur-unsur sintaksis yang setara, atau dalam deret yang didalamnya sudah mengandung tanda baca lain. 
d. Tanda Titik Dua (:)
Digunakan untuk : 
1)   Menandakan nisbah perbandingan; 
2)   Menekankan urutan pemikiran di antara dua bagian kalimat lengkap; 
3)   Memisahkan judul dan anak judul; 
4) Memisahkan tahun dan halaman kalau pengacuan halaman dilakukan pada sistem pengarang tahun dalam teks; 
5)   Memisahkan bab dan ayat dalam kitab suci; 
6)   Menghubungkan angka jam dan menit; 
7)   Memisahkan kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian 
8)   Tanda (:) digunakan pada kalimat lengkap, yang diikuti rincian berupa kata atau frasa.
Contoh :
Syarat-syarat untuk dapat melamar menjadi pegawai negeri sipil, antara lain, adalah sebagai berikut : 
1. Warga negara Indonesia; 
2. Berusia antara 18 dan 40 tahun;
Syarat titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat atau karena kalimat pengantarnya belum lengkap.
Contoh :
Syarat-syarat untuk melamar menjadi pegawai negeri sipil, antara  lain adalah : 
1. warga negara Indonesia; 
2. berusia antara 18 dan 40 tahun;
tanda titik dua diganti dengan tanda titik pada kalimat lengkap, yang diikuti suatu rincian berupa kalmat lengkap pula.
Contoh :
Syarat-syarat untuk dapat melamar menjadi pegawai negeri sipil sebagai berikut. 
1. Pelamar adalah warga negara Indonesia. 
2. Pelamar harus berumur 18 dan 40 tahun. 
e.  Tanda Tanya (?)
Digunakan pada akhir kalimat pertanyaan langsung dan diketik rapat  dengan huruf yang mendahuluinya. Contoh : Siapakah penulis buku itu? 
f. Tanda Petik (“....”)
Tanda petik digunakan untuk: 
1) Mengapit kutipan langsung yang berasal dari pembicaraan langsung, naskah, atau bahan tulis lain; 
2) Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti kata khusus (“coba dan ralat”). 
g.  Tanda Petik Tunggal (‘....’)
Tanda petik tunggal digunakan untuk : 
1) Mengapit petikan yang tersusun di antara petikan lain; 
2) Mengepit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing  
h.  Tanda Elipsis (...) 
Digunakan untuk menunjukkan bahwa ada bagian yang dihilangkan pada satu kutipan. Tanda elipsis dengan titip empat digunakan pada akhir kutipan bila ada kata-kata yang dihilangkan dalam kutipan. 
i. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring dgunakan untuk : 
1) Mengganti tanda bagi atau menunjukkan bilangan pecahan (1/2=0,5); 
2) Mengganti kata dan atau diantara dua perkataan yang tidak dimaksudkan sebagai pilihan sinonim yang diselankan (permusyawaratan/perwakilan); 
3) Memisahkan bagian-bagian penangalan yang ditulis dengan angka, terutama, dalam penulisan tabel (3/2/2015) 
j.Tanda Ampersan (&)
Berfungsi sebagai penggganti kata dan bila bentuk lebih singkat diinginkan dan dianjurkan untuk kepustakaan.  
Contoh : saya & dia. 
Penulisan Tanda Baca 
a)        Titik (.), koma (,), titik dua (:)  , tanda seru (!), tanda tanya (?), dan tanda persen (%), diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya. 
 Contoh :
Baku                       : data sudah dianalisis.
Non baku                : data sudah dianalisis  . 
b)      Tanda petik, (“...”)  dan tanda kurung () diketik rapat dengan huruf dari kata atau frasa yang diapit. 
 Contoh :
Baku                       : dua negara “serumpun”
Nonbaku                 : dua negara “  serumpun   
c)      Tanda hubung (-), tanda pisah (--), dan garis miring (/) diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.
Contoh :
Baku                       : anda harus berhati-hati.
Non baku                : anda harus berhati – hati.  
d)     Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kcil (<), tambah (+)                    
kurang (-), kali (x), bagi (:), diketik dengan spasi satu ketukan sebel;um dan sesudah huruf atau angka yang mendahului dan mengikutinya. 
 Contoh:
Baku                       :  p = 0,05
Nonbaku                 : p=0,05  
e)      Tanda ampersan (&) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudah huruf, atau tanda baca yang mendahului dan mengikutinya.
Contoh :
Baku                       : Ahmad & Abdullah
Non baku                : Ahmad&Abdullah 

5.      Angka dan Lambang Bilangan. 
Huruf Latin yang sekarang lazim digunakan di seluruh dunia mengenal dua macam  angka, yaitu anka arab dan angka romawi yang digunakan untuk menyatakan lambang dan nomor. Angka arab lebih banyak digunakan dalam karya tulis sebab sistemnya lebih efektif. Akan tetapi angka romawi juga sering digunakan  bersama anka arab, terutama untuk keperluan khusus. Secara umum, dalam laras bahasa arab digunakan untuk. 
a. Menyatakan jumlah yang mendahului satuan ukuran (10 g, 2 m) 
b. Menyatakan satuan waktu ( 2 jam  3 menit, tahun 2015) 
c. Menyatakan nilai uang, tanggal, waktu, halaman, persentase, penunjukan, urutan yan diawali ke- (Rp 30.000,00, abad ke-20) 
d. Menyatakan kuantitas/jumlah yang berkaitan dengan manipulasi matematika (125 orang) 
e. Menanyakan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat (Jalan Ratulangi   No.125) 
f. Menyatakan bagian karangan dari ayat kitab suci (Bab X , Pasal  5, halaman 252)  

Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut : 
a.       Bilangan utuh  (dua belas   12) 
b.      Bilangan pecahan (setengah 1/2) 
c.       Penulisan bilangan yang mendapat akhiran –an (tahun ’50-an  atau lima puluhan) 
d.      Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh :
Amir menonton pertunjukan itu sampai dua kali. 
Di antara 50 anggata yang hadir, 25 setuju, 25 tidak setuju. 
e. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Contoh : 
lima puluh orang  menghadiri pertemuan itu.
Bukan : 50 orang menghadiri pertemuan itu; 
f. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah  dibaca. Contoh : proyek itu mendapat biaya 700 juta. 
g. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan  huruf, penulisannya harus tepat. Contoh : saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 1.200,75 (seribu dua ratus dan tujuh puluh lima perseratus rupiah) 

B. Tata Cara Pengutipan 
Pengutipan dilakukan dengan menunjuk langsung kepada nama pengarang dan karyanya yang dimaksud. Dalam tradisi komunikasi ilmiah, nama yang dipakai hampir selalu hanya nama keluarga, nama marga, atau nama akhir seseorang tanpa menyebutkan gelar dan jabatannya, tahun publikasi, dan halaman (untuk kutipan langsung).

Sistem pengutipan yang dipakai oleh para pengarang/penulis sangat beragam seperti; system nomor, system catatan kaki, dan system berkurung. Sistem pengutipan yang dianjurkan dalam panduan ini adalah pengutipan berkurung (system parentetis) dengan hanya menulis nama, tahun publikasi dan halaman, ditulis sebelum atau sesudah teks yang dikutip.

Apabila karya ditulis oleh satu sampai tiga orang, maka penulisan nama pengarang harus selalu dituliskan setiap kali dikutip dalam teks. Pada pengutipan seterusnya nama pengarang pertama saja yang ditulis diikuti singkatan dkk. (‘dan kawan-kawannya’), atau dapat juga digunakan singkatan universal “et al.” (berasal dari bahasa latin et alii atau et aliae yang berarti dan orang-orang lain). Contoh : Williams, et al. (1991). Tidak ada titik sesudah “et”. Karya yang ditulis oleh lebih dari tiga orang, penulisan nama pengarang dalam teks hanya nama pertama yang dicantumkan diikuti kata dkk. atau et al, untuk setiap kali pengutipan.

Untuk karya yang ditulis oleh lebih dari satu orang, sebaiknya digunakan tanda ampersand (&) untuk menghubungkan nama pengarang yang terakhir dengan nama pengarang yang mendahuluinya. Tanda ini (&) digunakan untuk menghindari terjadinya kejanggalan kala rujukan yan dikutip dalam teks adalah tulisan dari berbagai bahasa misalnya; dan (Indonesia), and (inggris), en (Belanda), und (Jerman), dan sebagainya.

Jika ada beberapa buku yang dijadikan rujukan ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya  yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Contoh : Abdul Muis Ba’dulu menulis dua judul buku tahun2008. Buku pertama berjudul English Syntax, buku kedua berjudul The Formation of English Words Through Derivation. Bila buku pertama yang dirujuk, maka penulisannya adalah ; Ba’dulu (2008a), karena berdasarkan abjad judul buku hruruf E mendahului huruf T untuk judul buku kedua. Rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga maka yang menggantikan nama penulis adalah nama dokumen, disusul tahun penerbitan. Contoh : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diterbitkan tahun 1990 di Jakarta oleh PT Armas Duta Jaya, maka yang menggantikan nama penulis adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional (1990).

Mengutip tulisan dalam surat kabar tanpa nama penulis, maka yang menggantikan nama penulis adalah nama surat kabar. Sumber yang dikeluarkan oleh suatu lembaga atau organisasi, tanpa nama penulis, maka nama lembaga atau organisasi menggantikan nama penulis. Contoh : Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, maka yang menggantikan nama Penulis adalah Badan Koordinasi Keluarga Bencana Nasional (BKKBN).

Sumber yang merupakan kutipan dari pengarang/penulis lain, cara mengutipnya dalam teks disusun sebagai berikut ; nama penulis sumber asli, tahun dalam kurung, kalau tahun tidak tercantum ditulis “tanpa tahun” diikuti kata “dalam” kemudian nama penulis yang mengutip, diikuti tahun dalam kurung. Contoh : Studi yang relevan dengan kepemimpinan wanita adalah penelitian McClelland (tanpa tahun) dalam Noerhadi (1991), yang mengkaji achievement motivation atau motivasi berprestasi dalam kepemimpinan, yang membedakan dua macam motivasi yaitu motivasi untuk mendekati sukses dan motivasi untuk menghindari kegagalan.

Kutipan langsung yang terdiri atas satu sampai tiga baris disisipkan dalam alinea yang sama dengan memamkai tanda petik. Contoh “Penduduk kota yang hidup berkecukupan, dua kali lebih banyak terkena penyakit kencing manis dibanding dengan penduduk desa” (Nasedul, 1997:36). Apabila penulis ingin menghilangkan beberapa bagian kalimat pada awal kutipan, bagian itu diganti dengan tiga titik (…). Jika bagian yang dihilangkan terletak pada bagian akhir kutipan, bagian yang dihilangkan itu diganti dengan empat titik (….). Kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih dilakukan dengan system “blok” dengan jarak satu spasi dan dimulai pada ketukan keenam, kutipan tidak dibatasi tanda petik. Contoh kutipan langsung disajikan sebagai berikut :

Gizi salah bisa timbul bukan karena kurangnya jumlah makanan yang dikonsumsi, melainkan karena susunannya yang tidak seimbang, mungkin pula karena proses mempersiapkannya yang kurang tepat. Berbagai penyakit degenartif, seperti stroke, jantung, dan kanker sebenarnya dapat dijauhkan bila memperhatikan konsumsi dan cara mempersiapkan makanan (Tarwotjo, 1998: xi). 

C.    Penulis Identitas Rujukan 
Pada bagian akhir sebuah tulisan ilmiah sudah dibakukan tersajinya daftar rujukan yang dipakai dalam menyusun naskah karangan. Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, aryikel, atau bahan lainnya yang dikutip, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca, tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar pustaka, sedangkan semua sumber yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung harus dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pada umumnya, unsure yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan nama keluarga/ nama marga atau unsur nama akhir, disusul inisial nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik., (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (sub judul), (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit, halaman (volume dan nomor halaman untuk jurnal). Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya.

Nama keluarga atau nama akhir yang dijadikan lema ditulis lebih dahulu dan dipisahkan dengan koma dari inisial nama awal/nama depan atau nama kecil yang ditulis dibelakangnya. Susun balik nama ini dilakukan tidak hanya pada pengarang pertama tetapi juga pada pengarang kedua, pengarang ketiga, pengarang keempat dan sterusnya. Cara susun balik nama pengarang memudahkan penyusunan indeks nama pengarang dalam penulisan buku  yang mencantumkan indeks pada bagian akhir buku. Gaya susun balik nama pengarang ini disebut system Harvard (Wijaya, E. A., Rifai, M. A., Subiyanto, B. & Nandika, D. 1994., dalam Rifai, 1995).

Semua nama pengarang yang menulis buku yang sama harus dicantumkan dalam daftar rujukan, dan tidak diperkenankanmenuliskan dkk. atau et el. Penulisan dkk. atau et al. hanya digunakan dalam penulisan teks.

Disamping system Harvard, dikenal pula sistem Vancouver yang hanya menerapkan susun balik nama pengarang pertama, sedangkan pengarang kedua dan seterusnya namanya ditampilkan dengan didahului oleh inisialnya (Wijaya, E. A., Rifai, M. A., Subiyanto, B. & Nandika, D. 1994., dalam Rifai, 1955).

Yang disepakati dalam Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi PPs Universitas Negeri Makassar adalah Sistem Harvard.

Berikut ini disajikan tata cara penulisan identitas rujukan dari berbagai sumber. 
1.      Rujukan dari buku 
a. Buku yang berisi satu karangan dan ditulis oleh satu atau lebih dari satu orang
Penulis rujukan disusun sebagai berikut : Nama penulis ditulis paling depan (semua nama penulis harus dicantumkan dalam penulisan daftar rujukan, dan tidak menggunakan dkk., atau et al.), diikuti dengan tahun penerbitan. Judul buku dicetak miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata fungsional yang meliputi : kata hubung, partikel, dan kata depan. Edisi atau jilid/cetakan dalam kurung (jika ada). Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan dua (:).
Contoh :
Umar, A. & Kaco, N. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Makassar : Badan Penerbit UNM.

b. Beberapa buku dengan penulis yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama
Nama penulis ditulis di depan, data tahun penerbitan diikuti oleh lambing a, b, c dan seterusnya, yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh :
Ba’dulu, A. M. 2008a. English Syntax. Makassar : Badan Penerbit UNM. 
                         2008b. The Formation Of English Words Through Derivation: The    Analysisi of Generative Morphology of Aronnof’s Model. Makassar: Badan Penerbit UNM. 

c. Buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya)
Penulisan rujukan sama dengan penulisan rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, diantara nama penulis dan tahun penerbitan.
Contoh :
Letheridge, S. & Cannon, C. R. (Eds.), 1980. Bilingual Education : Teaching English As A Second Language. New York : Praeger. 

d. Buku dari kumpulan artikel atau bunga rampai (ada editornya)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tanpa cetak miring. Diikuti kata “Dalam” kemudian nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, dengan menyingkat nama depan dan nama tengah (kalau ada), diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku kumpulannya dicetak miring, disusul tempat penerbitan dan nama penerbit. Kalau editornya juga sebagai penulis salah satu artikel yang dikutip, maka penulisan namanya juga dua kali.
Contoh :
Soekarnoputri, R. 1991. Peranan Wanita dalam Kehidupan Poitik di Indonesia. Dalam M. G. Tan (Ed.), Perempuan Indonesia: Pemimpin Masa Depan? Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 

2. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal 
Nama penulis ditulis paling depan diikuti tahun penerbitan dan judul artikel yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir ditulis berturut-turut tahun ke berapa atau volume (kalau ada), nomor berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut.
Contoh :
Ahmad, S. 1994. Peranan Ibu dalam Mempersiapkan Generasi Pembangunan Abad XXI. Bungawellu: Jurnal Kajian Wanita, 1(1), 1-22. 

3. Rujukan dari Internet 
a.  Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari jurnal cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal dicetak miring dengan  diberi keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh :
Griffith, A. I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No. 1 (httpolam.ed.asu.edu/ep, Diakses 12 Februari 1997). 

b. Karya individual
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut: tahun, judul karya dicetak miring dengan diberi keterangan dalam kurung (online) dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh :
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals,1990-95:TheCalm/before/theStorm(Online), (htt://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.htm, Diakses 12 Juni 1996.   

c. Bahan diskusi
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut : tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi dicetak miring dengan diberi keterangan dalam kurung (online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung.
Contoh :
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List, (Online), (NETTRAIN@ub.cc.buffalo.edu, Diakses 22 November 1995). 

d. E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) ditulis paling depan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut : tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi).
Contoh :
Davis, A. (a.davis@wts.edu.au). 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring Tools. E-mail kepada Alison Hunter (Hunterausq.edu.a). 

4. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM 
Penulisannya pada daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-Romnya dalam kurung.
Contoh :
Krashen, S., Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition . TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM Quarterly-Digital, 1997). 

5. Rujukan dari Karya Terjemahan 
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli (kalau tahun tidak tercantum ditulis “tanpa tahun”, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan.
Contoh :
Berg. A. & Muscat, R. 1975. Faktor Gizi. Terjemahan oleh Sediaoetama, A. D. 1987. Jakarta : Bhratara Karya. 

6. Rujukan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi 
Nama penyusun paling awal, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi atau disertasi dicetak biasa diikuti dengan pernyataan Skripsi, Tesis, atau Disertasi dicetak miring, kemudian pernyataan tidak diterbitkan. Nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi
Contoh :
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi. Tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang. 

7. Rujukan dari Buletin 
Nama penulis diikuti tahun penerbitan, judul artikel, kemudian nama Buletin dicetak miring, dan nomor terbitan, tahun keberapa, dan halaman artikel.
Contoh :
Suyono, H. 1994. Membangun Keluarga Sejahtea Ikut Mengentaskan Kemiskinan. Buletin KB Nasional, No.2. Tahun 1, 3-4. 

8. Rujukan dari Laporan 
Nama laporan ditulis paling awal, diikuti tahun, judul artikel, kota penerbitan, nama lembaga yang menerbitkan (mengeluarkan laporan).
Contoh :
Population Report. 1995. More Evidence in the Cancer Debate. Baltimore, MD: The Johns Hopkins School of Hygiene and Public Health, Population Information Programs, Center for Communication Programs. 

9. Rujukan dari Prosiding/Risalah 
Penulisan identitas rujukan dimulai dengan nama penulis, diikuti tahun, judul artikel. Diikuti kata “Dalam” kemudian nama penyunting atau editor (kalau ada), nama prosiding/ risalah dicetak miring, nomor halaman artikel dalam kurung, kota tempat berlangsungnya kegiatan, dan lembaga penyelenggaraan kegiatan (atau kota penerbitan dan nama penerbit).
Contoh :
Samsudin. 1994. Gizi lebih pada Anak dan Masalahnya. Dalam M. A. Rifai., A. Nontji., Erwindo., F. Jalal., D. Fardias & T. S. Fallah (Eds.). Risalah Widyakarya Pangan dan Gizi V (396-408). Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 

10.  Rujukan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, dan Lokakarya 
Nama penyusun ditulis paling awal, diikuti tahun penyajian, judul makalah, diikuti pernyataan Makalah disajikan dalam (nama pertemuan dicetak miring), lembaga penyelenggara, tempat, dan tanggal penyelenggaraan.
Contoh :
Hasan, M. Z. 1996. Perkembangan Penelitian dalam Bidang Pendidikan. Makalah disajikan dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia III, IKIP Ujung Pandang, Ujung Pandang, 4-7 Maret. 

11.  Rujukan dari Surat Kabar 
a.       Artikel/karangan dengan nama penulis
Nama penulis diikuti tanggal, bulan, dan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis dengan cetak biasa. Nama surat kabar dicetak miring, diakhiri dengan halaman artikel.
Contoh :
Winarno, B. 30 April, 2002. Reposisi Birokrasi di Era Globalisasi dan Liberalisasi Ekonomi. Kompas, 4. 
b.      Artikel tanpa nama penulis
Nama surat kabar ditulis paling awal, diikuti tanggal, bulan dan tahun, kemudian judul karangan ditulis miring dengan huruf besar-kecil dan diikuti dengan nomor halaman.  
 Contoh :
Kompas, 28 Mei, 2002. Terapi bagi Sinusitis, 2. 
c.       Tulisan bersambung ke halaman lain
Cara penulisan identitas rujukan sama dengan artikel pada satu halaman, hanya saja pada bagian akhir dicantumkan halaman di mana artikel mulai dimuat, tanda koma, kemudian nomor halaman sambungannya.
Contoh :
Asy’Arie. 28 Mei, 2002. Memecah Kebekuan Pendidikan dalam Gundukan Es Politik Kekuasaan. Kompas, 4,5. 

12.  Rujukan dari Kumpulan Abstrak 
Nama penulis ditulis paling awal, disusul tahun penerbitan, judul artikel, kemudian kata dalam untuk sumber berbahasa Indonesia atau In untuk sumber berbahasa asing (bila ada editor), nama editor (Ed.), nama kumpulan Abstrak dicetak miring, kota penerbitan: Lembaga yang menerbitkan.
Contoh :
Ater, E. C. & Khan, S. 1988. Gender Role Analysis in Rural Household ini Punjab Province, Pakistan. In H. C. Brittin (Ed.). Research Abstract of the IFHE XVI World Congress. July 24-29th 1988. Minneapolis Minnesota: University of Minnesota. 

13.  Rujukan dari dokumen Resmi Pemerintah Tanpa Nama Penulis 
a.       Dokumen yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis paling awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit, dan nama penerbit.
Contoh :
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. 1989. Jakarta: PT Kresiasi Jaya Utama. 
b.      Dokumen yang ditulis atas nama lembaga dengan atau tanpa penerbit
Nama lembaga penanggungjawab ditulis paling awal, diikuti dengan tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut, atau nama penerbit (kalau ada).
Contoh :
Departement of Information Republic of Indonesia. 1984. The Women of Indonesia. Jakarta ; Departement of Information. 

PEDOMAN PENULISAN  
Tesis merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir dari mahasiswa program S2. Penulisan tesis diawali dengan pengajuan proposal penelitian. Hasil penelitian disusun dalam bentuk tesis yang merupakan laporan penelitian yang dipersembahkan untuk masyarakat akademis. Jenis laporan dituntut memenuhi aturan yang sudah ditetapkan setiap lembaga, dengan menitik beratkan pada aspek metodologi dan teknis penelitian. 

A.    Proposal 
Proposal penelitian termasuk rancangannya sangat penting untuk meyakinkan lembaga dimana peneliti akan mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya. Untuk mahasiswa PPs UNM, akan dipertanggungjawabkan kepada Program Pascasarjana UNM. Hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa pengusul memang berkompeten, masalahnya menarik, penting untuk diteliti, dan memiliki orisinalitas yang tinggi.  

Format proposal mengikuti format yang telah ditetapkan oleh PPs UNM. Secara umum organisasi proposal penelitian berisi komponen yaitu Judul Penelitian, Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, dan Metode Penelitian. Aturan dalam membuat judul, yaitu : 
1.    Judul harus jelas, singkat dan spesifik, menggambarkan apa yang akan diteliti. 
2.    Jumlah kata yang membentuk judul tidak melebihi 15 kata, tidak termasuk kata hubung. 
3.    Judul yang terlalu panjang dapat menggunakaan subjudul. 
4.    Tidak perlu mencantumkan semua tingkatan unit administrasi lokasi penelitian. 
5.    Nama-nama variabel tidak harus semua dicantumkan dalam judul. 

Sistematika Proposal Penelitian 
-          Sampul depan/ halaman judul 
-          Halaman / lembar pengesahan 
-          Daftar isi 
-          Bab I. Pendahuluan 
-          Bab II. Tinjauan Pustaka 
-          Bab III. Metode Penelitian 
-          Daftar Pustaka
Berikut disajikan uraian singkat tiap komponen proposal penelitian. 
Sampul depan 
Tulisan pada sampul depan proposal tesis disusun sebagai berikut :
Tulisan PROPOSAL pada tepi atas ;
Judul tesis (huruf kapital tidak ditebalkan) ;
Nama lengkap penulis tanpa gelar akademik
Logo UNM berstandar 3.5cm
Tulisan  PROGRAM PASCASARJANA
Tulisan UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 
Tulisan tahun pengajuan proposal 
Lembar Pengesahan 
Berikut adalah susunan tulisan pada halaman pengesahan proposal
Tulisan LEMBAR PENGESAHAN ditulis tepat pada tepi atas
Judul tesis ( huruf besar kecil )
Nama mahasiswa tanpa gelar akademik
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
Persetujuan dari komisi Penasihat/promotor, Ketua Prodi, dan Direktur Program Pascasarjana UNM 
Daftar Isi 
Daftar isi disusun secara teratur dan memuat secara rinci isi keseluruhan proposal penelitian. Tulisan DAFTAR ISI diketik dengan huruf kapital dan ditebalkan, diletakkan tepat pada tepi atas.
Tulisan “halaman: diketik merapat ke tepi kanan, tiga spasi dibawah tulisan DAFTAR ISI. Susunan daftar isi dimulai dua spasi dibawah tulisan halaman. Jarak antar judul dan subjudul adalah dua spasi. Jika judul dan subjudul lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis dengan jarak satu spasi dengan identasi lima ketukan dari huruf  awal baris pertama. 

I. Pendahuluan 
Pendahuluan merupakan Bab I dari proposal  tesis. Bab ini memuat empat subbab yaitu : Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat hasil penelitian. 
II. Tinjauan Pustaka 
Tinjauan pustaka merupakan bagian penting dari proposal tesis. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian yang diperoleh dari rujukan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian. Referensi yang digunakan diusahakan pustaka terbaru, relevan, asli dan sebaiknya asa dari jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan. Uraian dalam tinjauan pustaka menjadi landasan dalam menyusun kerangka pikir. Kerangka pikir menjadi dasar untuk merumuskan hipotesis. 
III.    Metode Penelitian 
Metode penelitian termasuk Bab III dari proposal tesis. Uraian dalam metode penelitian meliputi : 
1.      Jenis penelitian yang direncanakan 
2.      Jenis dan jumlah variabel 
3.      Definisi operasional variabel 
4.      Model / rancangan penelitian 
5.      Populasi dan sampel penelitian/objek penelitian 
6.      Teknik pengumpulan data 
7.      Pemeriksaan keabsahan data 
8.      Teknik analisis data 
Jadwal Penelitian 
Memuat rencana pelaksanaan penelitian, mulai persiapan sampai penulisan laporan penelitian dalam bentuk Gann-Chart 
Perkiraan Biaya Penelitian 
Memuat rincian biaya penelitian yang mengacu pada kegiatan penelitian yang telah diuraikn dalam metode penelitian 
Daftar Pustaka 
Bagian ini memuat semua sumber yang dirujuk dalam penyusunan proposal penelitian tesis. 

B. Pedoman Penulisan Tesis 
Komponen-komponen laporan penelitian dalam bentuk tesis sebagian besar merupakan pengulangan komponen-komponen proposal, hanya ditambahkan komponen hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Rencana dalam proposal dilaksanakan dan diuraikan dalam laporan, sementara pertanyaan dalam proposal dijawab dalam laporan.

Pola dasar penulisan tesis paling sedikit berisikan butir-butir baku berupa pengenalan/bagian awal, batang tubuh/bagian inti, dan kepustakaan/bagian akhir. 

1. Pengenalan / Bagian Awal 
Pengenalan merupakan bahan peraga sehingga diletakkan di bagian awal. Judul merupakan unsur pengenalan terpenting, berfungsi sebagai petunjuk keseluruhan isi dari tesis. Unsur pengenalan yang terpenting adalah : 
a. Sampul depan/halaman judul 
b. Halaman pengajuan 
c. Halaman persetujuan 
d. Prakata 
e. Pernyataan keorisinalan 
f. Abstrak 
g. Daftar isi 
h. Daftar tabel 
i. Daftar gambar 
j. Daftar lambang / singkatan 

2. Batang Tubuh Tesis 
Bagian ini berisi uraian tentang seluk-beluk permasalahan suatu karya ilmiah. Penulisannya dilakukan secara kronologis yaitu, mendahulukan yang awal dan disajikan secara berurutan hingga bagian akhir. Sistematika isi batang tubuh tesis adalah : 

I. Pendahuluan 
Pendahuluan merupakan Bab I dari tesis yang terdiri atas empat subbab yaitu : 
1.      Latar belakang masalah 
2.      Perumusan masalah / fokus masalah 
3.      Tujuan penelitian 
4.      Manfaat hasil penelitian 

II.      Tinjauan Pustaka 
Dalam bab dua ini memuat uraian teori, temuan ,dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari rujukan yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian.

Kajian teori yang dilakukan mengantar peneliti ke “kerangka pikir” atau kerangka konsep dalam rangka pemecahan masalah. Pada kerangka pikir ini, peneliti memberikan gambaran pola hubungan antar variabel yang digunakan untuk menjelaskan masalah yang diteliti. Agar lebih mudah dipahami, kerangka pikir ini sebaiknya dinyatakan dalam bentuk diagram atau skema.

Selanjutnya, dalam bab 2 ini juga dicantumkan hipotesis penelitian (jika diperlukan).  Uraian dalam tinjauan pustaka menjadi landasan dalam menyusun kerangka pikir untuk merumuskan hipotesis. Hipotesis dirumuskan berdasarkan rumusan masalah. 

III.   Metode Penelitian 
Metode penelitian merupakan Bab III dari tesis. Pada bab ini peneliti menguraikan secara jelas dan rinci metode dan proses penilian yang telah dilaksanakan sehingga pembacaa yakin bahwa hasil yang ditemukan benar-benar sahih, akurat, dan mempunyai presisi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Meskipun tiap disiplin ilmu memiliki metodenya masing-masing, namun terdapat hal-hal teknis yang umumnya dijadikan pedoman oleh para peneliti yaitu : 
1.      Jenis dan desain penelitian 
2.      Definisi Operasional 
3.      Populasi dan sampel penelitian 
4.      Teknik pengumpulan data dan instrumentasi penelitian 
5.      Teknik analisis data

 IV.   Hasil dan Pembahasan 
Pada bagian ini, peneliti memberikan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian pada dasarnya menggambarkan “temuan secara apa adanya”, sedangkan pembahasan merupakan analisis dan penafsiran peneliti terhadap “temuan” dengan mengacu pada teori yang relevan dan hasil penelitian yang telah disajikan pada kajian pustaka.

Hasil penelitian dan pembahasan dapat dipisahkan atau digabungkan, bergantung pada keadaan dan kedalaman penggabungan. Kalau penyajian hasil secara terpisah, format akan lebih apik dan pembaca dapat menarik kesimpilan lebih dahulu, kemudian membandingkan dengan kesimpulan dari peneliti.

Penyajian hasil penelitian dapat disertai tabel, grafik, foto atau bentuk lain. Peneliti harus melakukan penafsiran dan pemaknaan terhadap semua dapat hasil penelitian yang diperoleh. Pada bagian ini hipotesis penelitian diuji dan ditafsirkan maknanya secara konseptual. 

V. Kesimpulan dan saran 
 Kesimpulan merupakan inferensi hasil pengujian hipotesis dan dapat pula merupakan intisari dari suatu uraian deskriptif yang disajikan secara singkat dan jelas. Saran atau rekomendasi yang dikemukakan oleh peneliti sebagai implikasi dari kesimpulan penelitiannya. Saran dapat ditujukan kepada masyarakat ilmiah (ilmuwan), kepada para profesional, kepada para penentu kebijakan, dan dapat pula kepada masyarakat pada umumnya. 

3. Bagian Akhir 
Bagian akhir dari tesis memuat antara lain : 
 a. Daftar Rujukan/Daftar Pustaka 
Bagian ini berisikan daftar buku, jurnal, majalah, laporan penelitian, dan sumber lain yang dijadikan rujukan dalam pelaksanaan penelitian atau dalam penyusunan tesis. 
 b. Lampiran 
Hal-hal yang ditempatkan pada lampiran meliputi instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, surat izin penelitian, peraturan, rumus-rumus yang digunakan, tabel-tabel pendukung dan proses perhitungan statistik yang berfungsi melengkapi uraian yang telah disajikan pada bagian utama tesis. 
c. Riwayat Hidup 
Berisi riwayat kehidupan peneliti, mulai dari nama, tempat tanggal lahir, alamat dan riwayat pendidikan. dapat disertai dengan foto. 
ETIKA PUBLIKASI ILMIAH 
Memublikasikan karya ilmiah terdapat prinsip etika yang harus  dipegang teguh. Manual publikasi karya ilmiah yang diterbitkan oleh American Psychological Association ( 1994 ). Tujuan dari prinsip publikasi ilmiah ada dua yakni : (1) untuk menjaga integritas dan keakuratan ilmu pengetahuan; (2) melindungi hak intelektual. Prinsip etika publikasi ilmiah tercermin dalam beberapa sikap berikut ini : 
A.    Jujur dan Cermat dalam Melaporkan 
Upaya menjaga integritas dan keakuratan ilmu pengetahuan, seorang peneliti haruslah bersikap jujur dan bertindak cermat.  Tidak boleh melaporkan temuan yang hanya merupakaan rekaan atau sengaja mengungkapkan hanya “sebagian” hasil temuannya karena sebagian yang lain tidakl sesuai harapan. Hakikat sebuah kegiatan ilmiah adalah upaya mencari kebenaran. Oleh karena itu, sebuah karya ilmiah harus dilaporkan secara jujur, cermat, dan terbuka agar dapat diverifikasi oleh peneliti lain. 

B.     Bersedia Menyerahkan Data 
Sebuah temuan penelitian terbuka untuk diuji oleh orang lain, maka peneliti hendaknya tidak menyembunyikan data penelitian yang digunakan untuk menarik kesimpulan, khususnya kepada  peneliti lain yang berhasrat untuk mengadakan verifikasi atau analisis ulang terhadap penelitian tersebut. Peneliti harus menegaskan kepada orang yang membutuhkan data tersebut agar menjaga kerahasiaan  responden bila memang harus dirahasiakan. 

C.    Menghindari Plagiarisme 
Istilah “pligiarisme” atau biasa disebut “plagiat” ditransfer dari bahasa Inggris plagiarism yang asala mulanya dari bahasa latin plagiarius yang berarti penculik. Istilah ini kemudian memiliki arti “ penipuan dengan cara mengambil hasil pemikiran orang lain dan menyajikannya seoplah-olah hasil pemikirannya sendiri”, (Gibaldi, 1995:26). Dalam menulis karya ilmiah, seseoarng harus menghargai hasil pemikiran orang lain. Tidak boleh seenaknya memasukkan fikiran orang lain (khususnya yang telah dipaparkan dalam bentuk tulisan) kedalam karya tulisnya. Ada aturan yang ketat harus diikuti. Bila mengutip pendapat orang lain, maka harus memberi tanda kutipan (atau mengetiknya dalam spasi khusus), lalu menyebutkan sumber kutipan tersebut.
Contoh : Hadiwidjojo ( dalam Sakri, 1993:153 ) menuliskan dalam Perkembangan Peristilahan Ilmu dan Teknologi dalam Bahasa Indonesia, 1928 -1988. Bahwa : 
“Boleh kita katakan, sejak beberapa tahun terakhir kita dapat menyaksikan adanya perkembangan yang luar biasa cepat disegala bidang. Dengan sendirinya berpengaruh pula pada usaha pembentukan istilah baru. Bagi sebagian orang, mungkin yang tampak seakan – akan hanya kerancuan : terlalu banyak kata yang mereka anggap baru. Pada hal penyebab sebenarnya, mereka memang tidak akrab dengan kosa kata yang kita miliki. Banyak diantara kita yang tidak mempunyai kamus bahasa Indonesia, tempat kita bernya. Tidak mengherankan berbagai pertanyaan maupun usul timbul untuk mengatasinya. Tidak sedikit orang yang merasa betapa istilah baru yang muncul itu menyulitkan orang dalam berkomunikasi. Diantaranya ada pula yang kemudian menyuarakan, lebih baik digunakan kata asingnya saja.” 

D.    Menggunakan Karya Ber – “hak cipta” Secara Wajar 
Hak cipta intelektual memberi wewenang yang diakui undang-undang kepada peneliti / penulis untuk mengopy atau menggandakan dan sekaligus menyebarkan karya tulisan yang orginal yang telah dilengkapi dengan hak cipta (copyright). Hak cipta seperti ini tidak hanya terbatas bagi karya tulis, tetapi juga karya lain seperti gambar, rekaman, film, peta, program komoiuter, dan sebagainya. Untuk itu, seorang mahasiswa yang akan menulis tesis perlu menyadari adanya hak cipta.

Meskipun hak cipta memberi wewenang kepada seseorang atau lembaga untuk menggandakan dan mendistribusikan suatu karya kepada pemilik hak ciptanya, hak cipta juga memberi peluang bagi public untuk menggunakan secara “ wajar” karya yang telah memiliki hak cipta. Penggunaan secara wajar ini diberikan dengan mempertimbangkan maksud penggunaan dan jumlah penggunaan. 

 ARTIKEL: TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH (TESIS)

0 Response to "TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH (TESIS)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close