PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK     
A. PENDIDIK 
1. Pengertian Pendidik 
Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan.Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasarannya adalah anak didik.

Dalam UU No. 20 tahun 2003, pendidik adalah tenaga pendidikan yangq berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan pendidik profesional dengan tugas utamaq mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005).

Anak didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.Oleh karena itu, yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di lingkungan keluarga adalah orang tua, di lingkungan sekolah adalah guru, di lingkungan masyarakat adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pendidikan, seperti pengasuh anak yatim, pembimbing dalam kelompok bermain. Pendidikan berlangsung dalam pergaulan, seperti dikemukakan Langeveld (1980): tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa (orang tua, guru, dan sebagainya) dengan anak merupakan lapangan atau suatu tempat dimana perbuatan mendidik berlangsung.

Orang dewasa merupakan manusia yang sudah mandiri, tidak tergantung kepada orang lain, tidak tergantung kepada pendapat orang lain tentang harga dan martabat dirinya, dan kesanggupannya. Untuk membedakan gejala-gejala keanakan dan kedewasaan, Ngalim

No
Keanakan
Kedewasaan
1
Mencari bentuk
Menampakkan diri sebagai bentuk
2
Tak mempunyai ketetapan
Beranggapan memiliki ketetapan
3
Tak ada kemerdekaan
Merdeka
4
Mudah berubah
Tetap, stabil
5
Lemah
Kuat
6
Memerlukan bantuan
Membantu
7
Sangat mudah terpengaruh
Tidak tergantung kepada orang lain
Purwanto (2004) mencoba membandingkannya sebagai berikut:

2. Jenis-Jenis Pendidik 
a.  Orang tua
Pendidik pertama muncul karena adanya anak.Segera setelah lahirnya anak, orang tua (ayah dan ibu), dengan secara wajar alamiahdan kodrati mereka menjadi pendidik.Orang tua secara wajar langsung menjadi pendidik karena pada kenyataannya anak lahir dalam keadaan tidak berdaya.Ketidakberdayaan anak terutama dalam dua hal, yaitu tidak berdaya untuk mengurus dirinya sendiri, dan tidak berdaya untuk mengembangkan diri sendiri. Karena itu memerlukan bantuan orang lain, dan tentunya harus orang dewasa.

Orang tua secara wajar menjadi pendidik karena mereka merasa bertanggung jawab terhadap anaknya.Sehingga dengan tanggung jawab itu mengundang para orang tua untuk membantu berkembangnya si anak, dan membantu perkembangan anak itulah disebut mendidik. Peran pendidik pertama ni sangat besar, karena mereka bukan saja sekedar mendidik anak agar menjadi besar dan pandai segala macam, namun terutama ia membantu perkembangan anak dalam segi kemanusiaannya, menjadikan anak didik sebagai manusia yang mampu hidup bersama dengan orang lain, manusia bermoral dan berhati nurani. 

b. Guru
Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi pendidik.Mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua.Mereka menjadi pendidik karena profesinya sebagai pendidik, misalnya guru di sekolah.

Dalam undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Untuk menjadi seorang pendidik, ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang guru: 
1)     Guru harus sudah memiliki kedewasaan. 
2)     Guru harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan. 
3)     Guru harus mampu menghayati kehidupan anak, serta bersedia membantunya. 
4)     Guru harus mengikuti keadaan kejiwaan dan perkembangan anak didik. 
5)     Guru harus mengenal masing-masing anak sebagai pribadi. 
6)     Guru harus menjadi seorang pribadi, artinya memiliki pribadi yang terpuji. 

3. Ciri-Ciri Pendidik 
a. Berwibawa 
Ciri utama seorang pendidik adalah adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya terhadap anak didik.Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan. 
b. Mengenal anak didik 
Ciri kedua seorang pendidik adalah mengenal anak didiknya, yakni sifat anak secara umum, anak usia kelas rendah berbeda sifatnya dengan anak usia kelas tinggi, begitu pula secara khusus setiap anak walau dalam satu kelas dan usia yang tidak jauh berbeda, sifatnya secara khusus berbeda pula.Untuk itu seorang pendidik harus mengenal anak didik secara khusus. 
c. Membantu anak didik 
Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan bantuan yang diberikan harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya.Kita maklumi bahwa setiap anak didik mau menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, mau bertanggung jawab sendiri, dan ingin menentukan sendiri.Untuk itu pendidik tidak boleh terlalu memaksakan kehendak tapi ingat pada keinginan anak didiknya tersebut. 
4. Syarat-Syarat Pendidik 
Edi Suardi (1984) mengungkapkan bahwa seorang pendidik harus memenuhi beberapa persyaratan: 
a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan. 
b. Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya. 
c.  Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan 
d. Mempunyai sikap bersedia membantu anak didik. 
e. Bersatu padu dengan anak didiknya, artinya dapat membuat suatu pergaulan pendidikan yang serasi dan mudah berbicara pada anak didik. Pendidik tetap bertindak sebagai orang dewasa tetapi menyesuiakan cara mendidiknya dengan dunia anak. 
5.Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik 
Tugas utama seorang guru diantaranya adalah menciptakan suasana atau iklim proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat (Djamarah, 1997: 1).
Menurut Rosmali (2005), tugas seorang guru itu mencakup beberapa hal, yaitu sebagai berikut: guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan, dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. 

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadi dirinya sebagai orangtua kedua. Guru harus mampu menarik simpati sehingga guru tersebut menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswa dalam belajar. Apabila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah guru tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Sedangkan masyarakat telah menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukkan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila (Usman, 1998: 7).

Jadi tugas guru yang dimaksud adalah tugas yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dan dalam bentuk pengabdian. Sehingga keberadaan guru merupakan faktor yang tidak mungkin digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dahulu, karena keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang semakin canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.

Wijaya dkk. (1994:9), menyebutkan beberapa tanggungjawab yang memerlukan sejumlah kemampuan yang lebih khusus dari seorang guru, yaitu: 
a. Tanggungjawab moral adalah setiap guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 
b. Tanggungjawab dalam bidang pendidikan di sekolah adalah setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu dan memahami kurikulum dengan baik, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu memberikan nasihat, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, mampu membuat  dan melaksanakan evaluasi dan lain-lain. 
c. Tanggungjawab guru dalam bidang kemasyarakatan adalah turut serta menyukseskan pembangunan dalam bidang kemasyarakatan, untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi kepada dan melayani masyarakat. 
d. Tanggungjawab guru dalam bidang keilmuan, yaitu guru selaku keilmuan bertanggungjawab dan turut serta memajukan ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan. 

B. ANAK DIDIK
1.   Pengertian Anak Didik 
Peserta didik adalah umat manusia yang diakui haknya sebagai individu dan mempunya tanggung jawab sosial. Dengan demikian peserta didik dikatakan sebagai anak manusia yang tengah berkembang dengan pertolongan pendidik.  Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, peserta didik adalahq anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Perlu dipahami bahwa anak sebagai manusia yang sedang berkembang menuju ke arah kedewasaan memiliki beberapa karakteristik. Tirtarahadja (2000) mengemukakan 4 karakteristik yang dimaksudkan, yaitu: 
 a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan makhluk unik
Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potens yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan.Untuk itu dibutuhkan bantuan dan bimbingan dari pendidik. 
b. Individu yang sedang berkembang
Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar, baik ditujukan pada diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan. Sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan, manusia berada dalam proses perkembangan, dan prosesnya melalui suatu rangkaian yang bertahap. 
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
Dalam proses perkembangannya anak didik membutuhkan bantuan dan bimbingan. Sepanjang anak belum dewasa, ia membutuhkan bantuan dan menggantungkan diri kepada orang dewasa. 
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Anak didik dalam perkembangannya memiliki kemampuan untuk berkembang ke arah kedewasaan.Pada diri anak ada kecenderungan untuk memerdekakan diri, sehingga menimbulkan kewajiban bagi pendidik untuk secara bertahap memberi kebebasan dan pada akhirnya pendidik mengundurkan diri dari usaha memberi bantuan kepada anak, apabila anak benar-benar telah mandiri. 

2. Ciri-Ciri Anak Didik 
Dalam mengungkapkan ciri-ciri anak didik, Edi Suardi (1984) mengemukakan 3 ciri anak didik, yaitu: 
a. Kelemahan dan ketidakberdayaan
Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah tidak berdaya.Untuk dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan.Berbeda dengan binatang begitu lahir langsung bisa berdiri. Kelemahan yang dimiliki anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah, misalnya dia tidak kuat oleh gangguan cuaca, keadaaan tubuh yang basah, panas atau dingin. Begitu juga rohaniahnya, dia tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya dan menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama makin berkurang berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau dengan kata lain melalui pendidikan. 

b.  Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang
Bayi yang normal atau sehat tidak pernah diam, ia selalu ingin bergerak. Apa saja yang ia temukan ia raba dan ia coba, semuanya ingin ia ketahui. Kelemahan dan ketakberdayaan bayi menjadi motor vitalitas pada bayi sehingga ia ingin berkembang. Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak manusia lahir merupakan suatu karunia yang besar yang membawa mereka ke tingkat kehidupan jasmaniah dan rohaniah yang tinggi. 

c. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri
Anak didik ingin menjadi dirinya sendiri.Hal tersebut penting baginya, karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat, seseorang harus menjadi diri sendiri. Tanpa itu, manusia akan menjadi manusia yang tidak berkepribadian. 

3. Perkembangan Anak Didik 
a. Bayi (0 – 2 tahun)
Masa bayi, di satu sisi dalam keadaan tidak berdaya, akan tetapi di sisi lain menunjukkan keinginan berkembang yang tak mau berhenti dan dengan semangat mengagumkan. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang disekitarnya.Ia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang asing yang datang padanya belum tentu dipercayainya. 
b. Kanak-kanak (3 – 7 tahun)
Masa kanak-kanak dapat diklasifikasikan menjadi 2 fase, yaitu: 
Pertama.Usia3 – 4 tahun, merupakan masa otonomi, rasa malu, dan ragu. Pada tahap ini, sampai batas tertentu, anak belajar untuk dapat berdiri sendiri secara fisik dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain sendiri tanpa dibantu oleh orang lain, namun di sisi lain ia juga memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya. 
Kedua.Usia 4 – 7 tahun adalah masa eksplorasi (penyelidikan). Masa ini penuh dengan kegairahan untuk melihat dan mengetahui sebanyak-banyaknya yang ditandai dengan hasrat ingintahu yang luar biasa.Karena itu tidak mengherankan kalau pada tahap ini anak selalu aktif. 
c. Anak-anak (7 – 12 tahun)
Pada masa anak-anak ini, mereka menginjak masa yang lebih luas, dunia mereka lebih rasional daripada dunia kanak-kanak.Tanda utamanya adalah pengenalan dan penyelidikan yang lebih luas. Pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya, dorongan untuk mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar. 
d. Puber (12 – 14 tahun)
Masa puber merupakan masa transisi sebab masa ini berada dalam peralihan antara masa anak-anak dan remaja.Pada tahap ini, anak mulai mengalami perubahan secara biologis dan psikologis.Anak mengalami perubahan fisik dan perubahan suara.Secara psikologis, laki-laki dan perempuan mulai tertarik kepada lawan jenis. 
e. Remaja (14 – 17 tahun)
Masa remaja sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung oleh kemampuan dan kecakapan yang dimiliki.Ia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri pada remaja seringkali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai bentuk penyimpangan. 

4. Anak didik sebagai Individu 
Individu adalah orang seorang diri, perseorangan.Manusia perseorangan sebagai kesatuan yang tidak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga bersifat unik. Tidak ada dua individu yang persis sama, sekalipun kembar siam dan bebas mengambil keputusan atau tindakan atas pilihan dan tanggung jawabnya sendiri. Setiap anak yang berada dalam ikatan pendidikan dengan pendidiknya adalah mereka yang pada dasarnya ingin menjadi “diri sendiri”. 

C. INTERAKSI PEDAGOGIS ANTARA PENDIDIK DENGAN ANAK DIDIK 
Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa.Interaksi pedagogis pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara anak didik dengan pendidik yang terarah pada tujuan pendidikan. 
1. Dimensi-dimensi interaksi sosial 
a. Interaksi sosial didalam situasi belajar-mengajar ditandai dengan hubungan pkerjaan. 
b. Interaksi sosial didalam situasi belajar-mengajar selalu bertujuan untuk mencapai sesuatu untuk kepentingan murid. 
c. Interaksi sosial disini ditandai dengan kemauan guru untuk membantu murid mencapai suatu kepandaian atau keterampilan serta sikap tertentu. 
d. Sebaliknya interaksi sosial disini berlandaskan anggapan murid bahwa guru itu dapat membantunya dalam hal-hal tertentu da dalam perkembangannya. 
2. Ciri-ciri interaksi belajar-mengajar 
a. Interaksi belajar mengajar bertujuan untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu . 
b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang sengaja direncanakan untuk mencpai suatu tujuan. 
c. Interaksi belajar mengajar ditandai dengan suatu penggarapan material yang khusus. 
d. Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan aktivitas murid. 
3. Jenis interaksi dilihat dari jumlah murid. 
a. Jenis interaksi individual
Pada interaksi ini anak banyak mendapat kesempatan untuk mengalami berbagai proses belaja, karena guru hanya berbicara pada ia seorang, sehingga kesempatan banyak diberikan kepadanya. 
b. Interaksi belajar mengajar berkelompok 
Jenis ini yang sekarang banyak dipakai. Hal itu disebabkan karena cara ini lebih murah dan lebih cepat. Murahnya dilihat dari jumlah guru dan peralatan yang diperlukan. Murid disini dapat lebih banyak dapat kesempatan berkembang, karena pergaulan antar murid satu sama lain. 
c. Interaksi belajar mengajar dengan tim guru.
Caranya ialah dengan membagi tugas antar guru-guru tersebut  sesuai dengan keahliannya dan masing-masing bergiliran melakukan interaksi. 
4. Interaksi belajar mengajar dengan perantara modul. 
Pengertian modul ini dibawa kedalam dunia pendidikan. Artinya satu kumpulan berbagai bahan dan tugas pelajaran yang merupakan seperangkat alat pelajaran untuk mencapai suatu tujuan intruksional tertentu 
5. Syarat-syarat interaksi belajar-mengajar 
a. Interaksi belajar-mengajar harus bertujuan 
b. Setelah tujuan ditemukan tentukanlah bahan pelajaran yang akan menjadi pokok masalah antara guru dan murid. 
c.  Tentukanlah prosedurnya atau uraian kegiatannya. 
d. Harus ditetapkan metode yang dipakai serta jenis peralatan pendidikan apa yang harus digunakan. 
e. Suatu interaksi adalah perjalanan suatu kebulatan kegiatan dan pelajaran. Dan juga harus ada evaluasi. 
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK   

0 Response to "PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close