Metode pembelajaran Discovery
Tuesday 15 March 2016
Add Comment
Metode pembelajaran Discovery
A. Pengertian Metode Discovery
Teknik penemuan adalah terjemahan dari Discovery. Menurut Sund 1975 (Suryosubroto,2002:193), Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut adalah sebagai berikut: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Suatu konsep misalnya: segi tiga, panas, demograsi dan sebagainya, sedangkan yang dimaksud dengan prinsip antara lain: logam apabila dipanaskan akan mengembang dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi kepada siswa.
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
Dr. J. Richard Scuhman dan asistenya (Suryosubroto,2002:193-194) mencoba “self-learning” siswa, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi “teacher dominated learning” menjadi situasi “students dominated learning”. Dengan menggunakan Discovery learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar seorang anak tersebut dapat belajar sendiri.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran Discovery, guru memberikan masalah dan siswa ditugaskan memecahkan masalah melalui percobaan. Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari Discovery antara lain: merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan.
Teknik penemuan adalah terjemahan dari Discovery. Menurut Sund 1975 (Suryosubroto,2002:193), Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut adalah sebagai berikut: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Suatu konsep misalnya: segi tiga, panas, demograsi dan sebagainya, sedangkan yang dimaksud dengan prinsip antara lain: logam apabila dipanaskan akan mengembang dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi kepada siswa.
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
Dr. J. Richard Scuhman dan asistenya (Suryosubroto,2002:193-194) mencoba “self-learning” siswa, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi “teacher dominated learning” menjadi situasi “students dominated learning”. Dengan menggunakan Discovery learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar seorang anak tersebut dapat belajar sendiri.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran Discovery, guru memberikan masalah dan siswa ditugaskan memecahkan masalah melalui percobaan. Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari Discovery antara lain: merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan.
B. Tujuan Metode Discovery
Adapun tujuan Metode Discovery (Muhammad Azhar,1991:99), sebagai berikut:
a) Mengembangkan sikap, keterampilan, kepercayaan siswa dalam memutuskan sesuatu secara tepat dan objektif
b) Mengembangkan kemampuan berpikir agar lebih tanggap, cermat dan melatih daya nalar (kritis, analitis dan logis).
c) Membina dan mengembangkan sikap ingin lebih tahu
d) Mengungkapkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
Adapun tujuan Metode Discovery (Muhammad Azhar,1991:99), sebagai berikut:
a) Mengembangkan sikap, keterampilan, kepercayaan siswa dalam memutuskan sesuatu secara tepat dan objektif
b) Mengembangkan kemampuan berpikir agar lebih tanggap, cermat dan melatih daya nalar (kritis, analitis dan logis).
c) Membina dan mengembangkan sikap ingin lebih tahu
d) Mengungkapkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
C. Keunggulan Metode Discovery
Dalam penggunaan metode Discovery juga memiliki keunggulan-keunggulan (Suryosubroto,2002:200-201)sebagai berikut:
a) Membantu siswa mengembangkan memperbanyak kesiapan, serta pengusaan keterampilan dalam proses kognitif pengenalan siswa.
b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
c) Dapat meningkatkan kegairahan belajar siswa.
d) Teknik ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berkembang dan maju sesuai dengan kemampuanya masing-masing.
e) Mampu mengarahkan cara siswa belajar sehingga memiliki motivasi belajar yang sangat kuat dan giat.
f) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
g) Strategi ini lebih berpusat kepada siswa tidak pada guru, guru sebagai teman dalam belajar saja atau dengan kata lain guru hanya terlibat sebagai fasilitator dalam pembelajaran membantu apabila diperlukan.
h) Membantu perkembangkan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
Dalam penggunaan metode Discovery juga memiliki keunggulan-keunggulan (Suryosubroto,2002:200-201)sebagai berikut:
a) Membantu siswa mengembangkan memperbanyak kesiapan, serta pengusaan keterampilan dalam proses kognitif pengenalan siswa.
b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
c) Dapat meningkatkan kegairahan belajar siswa.
d) Teknik ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berkembang dan maju sesuai dengan kemampuanya masing-masing.
e) Mampu mengarahkan cara siswa belajar sehingga memiliki motivasi belajar yang sangat kuat dan giat.
f) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
g) Strategi ini lebih berpusat kepada siswa tidak pada guru, guru sebagai teman dalam belajar saja atau dengan kata lain guru hanya terlibat sebagai fasilitator dalam pembelajaran membantu apabila diperlukan.
h) Membantu perkembangkan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
D. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Discovery
Dalam penggunaan Metode Discovery seorang guru harus memperhatikan langkah-langkah pembelajaran Metode Discovery (Syaiful Sagala,2008:197). Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik.
b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis.
c) Peserta didik mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis.
d) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi,
e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
BACA JUGA : Metode pengajaran montesori
Metode pembelajaran Discovery
Dalam penggunaan Metode Discovery seorang guru harus memperhatikan langkah-langkah pembelajaran Metode Discovery (Syaiful Sagala,2008:197). Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik.
b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis.
c) Peserta didik mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis.
d) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi,
e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
BACA JUGA : Metode pengajaran montesori
Metode pembelajaran Discovery
0 Response to "Metode pembelajaran Discovery"
Post a Comment