METODE PENGAJARAN MONTESORI

METODE PENGAJARAN MONTESORI    
 A. Riwayat Hidup Montessori 
Dr.Maria Montessori dilahirkan di Roma padatahun 1870,meninggal dunia pada 6 Mei 1952 di Noordwijk (Belanda).Ia menetap di berbagai negara,juga pernah menetap di India.Ia  adalah seorang dokter puteri yang pertama di Italia.Pekerjaannya sebagai pembantu disebuah rumah sakit di Roma memberikan kesempatan kepadanya untuk bergaul dengan anak-anak yang lemah pikiran dan orang-orang gila.Terkena nasib oleh anak-anak itu,maka mulailah ia memperhatikan ilmu mendidik untuk menolong anak-anak yang sengsara itu.Buku Ed.Seguin mengenai anak yang lemah pikiran ia pelajari.Pada waktu ia berkeliling ke Paris untuk belajar,maka ia mengetahui adanya buku perihal pendidikan anak yang abnormal pikirannya.Buku itu ditulis oleh J.M.G. Itard.Pada zaman revolusi Perancis diketemukan di Averyon (perancis Selatan) seorang anak laki-laki liar yang hidup seperti binatang.Itard diserahi pendidikan atas anak itu yang menjadi normal kembali.Segala usahanya untuk mendidik anak dari Averyon itu ia tulis dalam sebuah buku. 
Casa Dei Bambini 
Berhubungan dengan hasil yang amat baik itu,maka metodenya itu akan ia pergunakan jugauntuk anak yang normal.Untuk keperluan itu ia masuk sekolah lagi pada universitas diRoma bagian Ilmu jiwa.Begitulah didirikan Milan pada 6 Januari 1907 sebuah taman kanak-kanak yang pertama dibawah pimpinannya bersama Casa dei Bimbini.Sekolah itu dikunjungi oleh anak-anak yang masih belum masuk tahun kewajiban belajar.Berdirinya sekolah itu juga atas desakan Ir.Talamo yang meminta pertolongan kepadanya untuk mengasuh anak-anak para pekerja perempuan yang pada pagi hari bekerja dipabriknya. 
Montessori mengelilingi dunia untuk menyebarkan pendapatnya,kemudian mendirikan sekolah Montessori yang tidak hanya meliputi sekolah taman kanak-kanak melainkan juga sekolah rendah dan sekolah lanjutan.Hal itu merupakan suatu tanda bahwa banyak orng mengharapkan adanya pembaharuan dikalangan pendidikan dan pengajaran. 
Buku-buku Ciptaan Montessori 
Ia menulis sebuah buku (Rahasia kehidupan anak-anak) tentang pengalamannya dalam pendidikan di Casa dei Bambini (1909).Dalam buku itu dibicarakan pendidikan kanak-kanak antara umur 3 sampai 7 tahun.Buku ini diterjemahkan dalam bermacam-macam bahasa tidak kurang dari 17 bahasa.Dalam tahun 1911 didirikan sekolah rakyatMontessori yang pertama.Pada tahun 1916 keluarlah lagi karangannya “Pendidikan diri untuk sekolah rendah.Disitu dibicarakan pendidikan anak dari 7 sampai 10 tahun. 
B. Dasar-Dasar Metode Montessori 
Montessori berpendirian,bahwa pendidikan itu hanyalah pertolongan yang diberikan kepada anak pada waktu perkembangannya.Teranglah bahwayang terpenting dalam usaha mendidik itu bukannya si pendidik atau guru,melainkan anak didik yang mempunyai kodrat sendiri.Kodrat anak berlainan dengan kodrat orang dewasa.Kanak-kanak mempunyai pembawaan atau bakat sendiri-sendiri.Yang seorang berbeda dengan anak yang lain.Mereka juga mempunyai perkembangannya sendiri-sendiri pula,yang masing-masing berbeda dalam tempo dan iramanya.Begitulah peran utama dalam pendidikan itu bukannya guru atau bahan pengajaran, maupun metodenya melainkan anaknya sendiri.
Dasar-dasar metode itu dapat disingkat sebagai berikut:
1.      Semua pendidikan ialah pendidikan diri
2.      Pangkal permulaan dan pedoman dalam pendidikan ialah kodrat anak dengan pembawaan dan perkembangannya masing-masing.
3.      Anak didik harus dapat kebebasan dalam mengembangkan diri,sebagai akibat tersebut dalam ayat a dan b
4.      Semua indera anak harus mendapat kesempatan untuk berkembang sebaik-baiknya.Marilah kita tinjau tiap-tiap dasar itu lebih lanjut.
Marilah kita tinjau tiap-tiap dasar itu lebih lanjut.
1. Semua pendidikan ialah pendidikan sendiri
Segala kemajuan jasmani maupun rohanianak adalah hasil dari jerih payah sendiri.Tidak dapatlah orang lain melatih indera dirinya untuk keperluan anak didik.Tidak dapat pedidik menuangkan kecerdasannya, perasaannya,kemauannya maupun ketekunannya dsb.Pendidikan dan guru hanya dapat menyediakan alat-alat dan kesempatan serta pertolongan agar anak itu aktif.Tidak mungkin dengan sikap pasif,yaitu hanya melihat orang lain berbuat,ia mendapat pengalaman dan ketangkasan menemukan jalan sendiri untuk memecahkan kesulitan yang ia hadapi dalam hidupnya.
Montessori mementingkan keaktifan anak.Tiap anak mempunyai dorongan dari dalam untuk aktif.Ia tentu berbuat kecuali jika ia sakit.Kecuali untuk memenuhi insting anak itu.Teranglah bahwa anak-anak akan berani berdiri sendiri ditengah-tengah orang lain,karena ia insyaf bahwa segala kecakapan dan ketangkasan yang ada padanya adalah hasil dari usahanya sendiri.Begitulah semua pendidikan itu pendidikan sendiri.
Masa Peka
Mengenai perkembangan anak Dr.Montessori memiliki suatu pendapat yang asli.Ia menerangkan bahwa tiap-tiap anak itu pada suatu ketika mempunyai suatu kebutuhan didalam jiwanya yang secara spontan minta kepuasan.Yang mendorong timbulnya kebutuhan dalam jiwanya itu ialah salah satu fungsi dari jiwanya yang minta berkembang.Maka kepuasan tersebut hanya tercapai jika tepat waktu timbulnya kebutuhan jiwa itu ada cukup fungsi yang spontan mendesak untuk berkembang. berikut 2 contohnya :
a. Jika anak sesuatu jenis lebah pada masa pekanya diberi makan pappa reale ia berkembang menjadi ratu tetapi makanan tidak di berikan atau terlambat memberikannya,lebah itu tumbuh terus menjadi lebah biasa.
b.      Sesuatu jenis kupu-kupu : porthesia meletakkan telurnya tentu di ujung dahan dekat tunas.Pada hari pertama setelah telur itu menets anak kupu-kupu itu amat peka akan sinar matahari dan tertarik oleh sinar itu ia meninggalkan tempat itu.Ia pergi ketempat lain dan mendapatkan makan disana.
Tentang masa peka itu diketahui:
a.       tidak dapat dipastikan kapan timbulnya itu,sebab timbulnya secara spontan dan tidak dapat dipaksa.
b.       tiap anak mempunyai masa pekanya sendiri
c.       tidak dipergunakan masa peka itu oleh guru,berarti bahwa tidak akan ada kesempatan lagi yang lebih baik untuk melatih mengembangkan fungsi itu dengan hasil yang setinggi-tingginya.
d.      guru dapat mengetahui timbulnya suatu masa peka dari alat-alat dan perbuatan yang menarik perhatian anak itu pada suatu waktu.
1.        Anak didik harus dapat kebebasan dalam mengembangkan diri.
Sebagai kesimpulan bahwa segala pendidikan itu pendidikan diri dan berkembang anak itu dapat dipaksakan dari luar melainkan timbul dengan spontan,maka haruslah anak didik diberi kebebasan dalam segala tingkah lakunya.
Tata Tertib
Karena semua anak sibuk dan asyik dengan perhatiannya sendri yang spontan maka mereka meliputi perasaan senang dan dengan sendirinya telah tata dan tertib.Dr.Montessori tidak mempergunakan alat ketertiban hukumam maupun hadiah.Suasana didalam ruang kerja sekolah Montessori penuh ketertiban.Bukannya tata tertib pasif atau paksaan,melainkan tata tertib yang timbul dari dalam sanubari anak.Itulah tata tertib yang sungguhan.
Dr. Montessori berpendapat, bahwa masuknya segala pengertian yang terdapat didalam fikiran anak tentu melalui indera. Jadi indera merupakan gerbang jiwa anak. Teranglah bahwa indera amat erat hubungannya dengan intelek anak. Seorang dokter tidak akan sempurna prakteknya jika ia tidak pandai mendengarkan baik-baik bunyi detak jantung, biarpun ia pandai dalam pengetahuannya. Begitu pula seorang sopir harus tajam penglihatannya tentang warna dan bentuk. Jika indera kurangt baik memenuhi fungsinya, dengan sendirinya bahan apersepsi yang terdapat di dalam intelek anak kurang sempurna. Maka kesimpulan dari pendapat tersebut ialah bahwa semua indera harus mendapat semua kesempatan untuk melatih diri, tidak hanya salah satu dari alat-alat dirinya, seperti dalam sekolah lama. Untuk kepentingan itu Dr. Montessori pertama-tama memakai alat-alat pengajaran ciptaan Ed. Seguin, Itard dll., tetapi karena alat-alat itu tidak seluruhnya memenuhi cita-citanya, maka ia menciptakan alat-alat sendiri atau memperbaiki yang sudah ada. Disampingnya alat-alat penglihat, amat dipentingkan alat-alat pengajaran untuk peraba, pendengar dll.
C. Alat Pengajaran
Alat-alat dibuat sedemikian, hingga anak pada waktu memakainya dapat mengerti sendiri kesalahan-kesalahannya. Jika pada akhir pemakaian alat itu ada sesuatu yang tidak sesuai makan itu menunjukkan bahwa anak telah membuat kesalahan dan dengan sendirinya berhasrat untuk mengulang latihan itu. Dengan jalan itu ia mendidik dirinya sendiri.
1.      Alat-alat pengajaran indera penglihat
Untuk melihat saja penglihat disediakan beberapa macam alat;
a.       Ada 3 setel slinder dengan baloknya yang berlubang sesuia dengan besar dan tingginya silinder-silinder itu.
1)      Setel pertama terdiri atas 10 buah silinder yang sama tingginya dan berbeda besarnya. Silinder itu harus dimasukkan ke dalam lubang-lubang di dalm balok itu, yang pas betul-betul. Latihan ini dikerjakan baik-baik, jika anak dapat tepat benar membandingkan besar silinder dan besar lubang.
2)       Setel kedua terdiri atas 10 buah silinder pula dengan tinggi dan besarnya tidak sama. Kesukaran di dalam latihan ini terletak pada membandingkan besarnya lubang dan besarnya silinder. Jadi kesukarannya hampir sama dengan latihan pertama.
3)      Dalam setel ketiga besar silinder sama, tetapi tingginya berbeda. Inilah yang tersukar, karena anak harus membandingkan betul-betul, dalam lubang itu dengan tingginya silinder.
b.      Ada 3 setel kubus, balok, keping papan.
1)      Ada 10 buah ,kubus mulai dari besar, makin kecil makin kecil. Jika letaknya kubus-kubus itu dikacau, maka anak harus dapat bmenyusunnya menjadi suatu menara. Kesalahan pembuatannya mudah dilihatnya.
2)      Ada balok-balok yang sama lebarnya tetapi tidak sama tingginya dan panjangnya. Anak harus dapat membuat tangga lebar dengan prisma itu.
3)      Ada 55 keping papan yang sama. Anak harus dapat menyusunnya menjadi sebuiah tangga. Anak tangga terendah terdiri atas 1 keping, anak tangga kedua ditambah 1 keping lagi. Begitu seterusnya selalu bertambah sekeping dan anak tangga yang tinggi tediri atas 10 keping.
c.       Ada benda-benda dengan bermacam-macam bangun : bulat, segi panjang, segitiga, segi banyak, campuran dsb. Sebagai setelan dari bangun itu ada papan, yang diatasnya dilukiskan bangun-bangunan tersebut. Anak harus dapat dengan tepat meletakkan bangun itu di atas papan yang sesuai. Jika bangun itu dilukiskan di atas kertas maka bangun itu dapat dipakai untuk melatih kelentukan tangan anak, yaitu : anak harus mengisi bangun-bangun itu dengan garis-garis  (mengarsir). Jika bangun-bangun itu dikerukkan di dalam papan, maka latihan-latihan tersebut di atas dapat dipakai pula untuk latihan meraba.
d.      Untuk latihan pengenalan warna, dipakainya pias-pias kertas dengan bermacam-macam warna. Sesudah pias-pias kertas itu dikacau, anak melatih diri dengan mengumpulkan pias-pias yang sma warnanya. Juga ada gelinding-gelinding benang dengan 8 warna induk dan tiap warna induk mempunyai 8 buah anak warna. Anak disuruh menyusu warna-warna itu menurut jenisnya.
2.      Alat pengajaran untuk indera peraba dan perasa
Untuk melatih indera peraba dan perasa, dipakainya papan, yang dibagi-bagi menjadi kotakl-kotak yang diseling  halus dan kasar. Sesudah perasaan kasar dan halus diberitahukan oleh guru, maka anak meraba sendiri dengan mengatakan adakah yang dirasai itu halus atau kasar. Jika anak sudah pandai dalam hal ini lalu kepadanyadiberikan latihan merasakan dan meraba papan atau barang yang tidak sebegitu besar perbedaannya, anata kasar dan halus. Untuk keperluan itu dijalankan pula latihan dengan bermacam-macam kain.
Indera peraba suatu benda dilatih sambil memejamkan mata, meraba sesuatu benda dan kemudian mengatakan benda apakah yang baru diraba itu. Dengan sendirinya barang yang harus diterka anak itu barang-barang yang telah dikenal anak : kerikil, butir padi, jagung dsb.
3.      Alat pengajaran untuk indera pendengar
Banyak juga alat pengajaran untuk melatih indera pendengar. Kita sebut bebarapa
a.       Ada sekelompok kotak-kotak tertutup yang berisi batu, uang logam, jagung, beras, dan lain barang. Disampingnya itu ada kelompok kotak-kotak yang lain. Tugas anak ialah : menjajarkan kotak-kotak yang sama isisnya, tidak dengan melihat, melainkan hanya dengan mendengarkan bunyinya.  Lambat laun anak harus pula dapat mengatakan isi kotak itu sesudah mendengarkan bunyi itu.,
b.       Ada beberapa kelinting dengan bunyi nada yang berlainan. Anak harus dapat mengumpulkan kelinting yang sama tinggi nadanya. Malahan dipakainya pula kelinting dengan nada-nadadiantara a sampai a1. Lebih lanjut juga nada tengahan. Sesudah mahir maka anak diperbolehkan memainkan lagu-lagu yang sederhana.
c.       Guru main piano. Anak berbaris atau bergerak dengan irama sesuai dengan irama lagu itu.
4.      Alat Pengajaran Untuk Indera Pencium
Indera pencium dilatih dengan bau bermacam-macam bunga dan buah-buahan. Sesudahnya dpat mengatakan bermacam-macam bau, anak harus pandai pula menyebut sesuatu bunga,buah atau barang lain yang dicium tanpa melihatnya. Juga barang makanan yang berbau busuk anak haruslah dapat membedakan dari yang berbau enak.
D. Pelaksanaan Pengajaran Dalam Metode Montessori
Dalam membicarakan pelaksanaan pengajaran  kita bicarakan secara singkat perihal :
1.      Ruangan
Gedung alat pengajaran dan cara mengaturnya berlainan dengan sekolah biasa
Casa dei Bambini diperuntukkan 40 orang anak antara umur 3 sampai 7 tahun, yang belum termasuk kewajaran belajar. Mereka tinggal disitu hampir sepanjang hari dan dikumpulkan dalam suatu ruangan yang besar, yaitu ruangan bekerja. Kecuali ruang bekerja itu ada pula ruangan yang lebih kecil melulu untuk makan, satu ruang lagi untuk seni suara dan ruang depan untuk penerimaan tamu.
2.      Guru
Di sekolah lama gurulah yang aktif, menentukan dan memaksakan kepada anak segala sesuatu yang harus diperbuat anak. Disini guru hanya seseorang pemimpin, yang mengamati anak untuk mengetahui timbulnya masa peka seseorang murid dan selanjutnya memberi petunjuk secara individual.
3.      Cara mengajar
Langkah-langkah dalam pengajaran yang dipakai untuk memasukkan bahan pengajaran dalam jiwa anak selalu sama, yaitu :
a.       Langkah memberi asosiasi atau menunjukkan
b.      Langkah mengenal, dan
c.       Akhirnya langkah mengingat.
Berikut diberikan sebuah contoh dalam melatih warna :
a.       Langkah menunjukkan :
Guru sambil memperlihatkan kertas merah, mengatakan : “ini merah!” begitu pula lain warna : putih, hijau, kuning dsb.
b.      Langkah mengenal :
Guru mengacaukan kertas-ketas berwarna itu dan kemudian berkata : “Ambillah merah!”
c.       Langkah mengingat :
Dari kertas-kertas berwarna yang dikacaukan tadi guru mengambil sehelai dan bertanya : “ini warna apa?”
4.      Bahan pengajaran
Kecuali bahan pengajaran untuk latihan indera, seperti yang telah dibicarakan dalam bab mengenai alat pengajaran, dalam metode Montessori itu ada pula bahan pengajaran untuk pendidikan jasmani dan pendidikan kecerdasan.
a.        Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pertama-tama ditujukan untuk menguasai gerakan-gerakan urat yang praktis dan latihan itu dinamakan latihan motorik.Termasuk latihan motorik itu ialah : berpakaian sendiri,merangkai bermacam benda,melakukan bermacam-macam pekerjaan rumah tangga,mengatur meja makan,membasuh alat makan,mengancingkan buah baju dengan bermacam-macam cara.
b.       Pendidikan Kecerdasan
Pendidikan kecerdasan itu amat dipentingkan oleh Dr.Montessori dan terdapat didalam segala keaktifan anak,yang meliputi seluruh metodenya.Juga mata-mata pengajaran Montessori memberikan pendidikan kecerdasan itu.Beberapa macam mata pelajaran dan bahan pengajaran akan kita tinjau,yaitu : menulis permulaan dan membaca permulaan,bahasa dan berhitung.
1)      Menulis dan Membaca
Menulis dan membaca ini diberikan disekolah Montessori untuk memenuhi masa peka tentang hal itu dan masa-peka itu timbul menurut Montessori sebelum anak umur 6 tahun,yaitu pada umur antara 4½dan 5 Menurut Dr.Montessori tidak perlu anak dilatih terus untuk menuliskan suatu kata,sebab sambil bermain-main membuat huruf dan mengarsir itu,pada suatu hari anak akan tiba-tiba mengetahui bahwa ia dapat menulis,Peristiwa ini dinamakan eksplosi menulis.Dan sejak saat itu anak terus melatih diri menuliskan nama bermacam-macam benda.
Sementara itu anak diajar membaca lebih lanjut,yaitu dengan urutan-urutan bahan pengajaran sebagai berikut:
a)      Dibawah bermacam-macam benda digantungkan pias-pias kertas berisi nama barang itu.Anak ilatih membaca pias-pias kertas itu.Tidak perlu mengatakan bahwa itu namanya barang yang diatasnya,sebab pada suatu saat anak akan mengalami letusan membaca pula.Anak terus dilatih membaca dengan bermacam-macam permainan,umpamanya dengan kertas gulungan berisi nama-nama barang.
b)      Diatas pias-pias kertas dituliskan kalimat pendek.Juga kalimat yang berisi perintah.Sesudah membaca anak disuruh melaksanakan kperintah itu.sebagai permainan anak diberi sejumlah gulungan kertas yang berisi perbuatan-perbuatan dan perintah-perintah yang harus dijalankan anak.Umpamanya:saja membaca di sudut kamar.Dengan sendirinya kalimat itu,makin mahir anak,makin dipanjangkan dan dipersulit.
2)      Bahasa
Bahasa lisan diajarkan dengan mengadakan percakapan antara pemimpin dan murid,sebelum kelas dimulai.Guru pembuka percakapan itu dengan mengadakan pertanyaan peihal pengalaman dan pekerjaanmurid dirumah dan diluar lingkungan sekolah pada umumnya.Untuk tata bahasa Dr,Montessori membuat alat-alat pelajaran,yang banyak didasarkan atas daya penglihat hal warna.
a)       Jenis Kata
Tiap jenis kata diberiwarna sendiri yang tetap.Untuk tata bahasa Dr.Montessori membuat alat-alat pelajaran ,kata sifat kuning dan sebagainya.Kata-kata diatas pias kertas dikumpulkan dalam kontak yang berpetak-petak.
b)      Terjadinya Kata
Untuk memberikan pengertian bahwa kata itu juga dapat terdiri kata dasar,awalan dan akhiran dipakainya pula bermacam-macam warna.Misalnya: Kata dasar hitam,awalan merah,akhiran hijau.Juga kata-kata itu dikumpulkan dalam petak-petak kotak.
3)      Berhitung
Juga untuk pelajaran berhitung banyak sekali dipakai alat-alat peraga.Menurut para ahli mendidik lainnya,Montessori terlalu banyak memakai alat-alat peraga sebab mereka berpendapat bahwa anak didalam berhitung itu wajib bekerja dengan pengertian-pengertian yang abstrak atau mujarad.Terlalu lama meragakan dalam berhitung malahan menghambat anak untuk segera sampai kepada pengertian-pengertian.Biarpun begitu banyak pula hal-hal yang baik di dalam metodenya.Pengertian bilangan diajarkan dengan bermacam-macam metode dan alat.Kita akan menyebut beberapa metode dan alatnya.
a)       Metode berhitung : Bermacam-macam benda di hitung seperti kayu,manik-manik dbs.
b)      Metode membanding : Untuk itu dipakai 10 tangkai bilah yang berlainan panjangnya dari 1 dm sampai bilah yang 10 dm.Tiap tangkai diberi warna.Anak harus dapat menyusun bilah-bilah itu mulai pendek sampai terpanjang.
c)       Metode menjumlah :
a.       Kotak yang berpetak-petak 10.Tiap petak berisi 1 batang lidi sampai dan 10 batan.
b.      Untaian manik dengan jumlah 1 sampai dengan 10.Malahan dalam hitung lanjut ada juga untaian dengan 100 dan 1000.
Untaian-untaian itu diberi warna sesuai dengan jumlahnya.Sesudah anak bermain-main dengan bermacam-macam alat itu,untuk mendapatkan pengertian bilangan mka lalu diajarkan menulis angka.Cara mengajarkannya sama dengan mengajarkan huruf empelas diatas karton,Dipakainya pula 2 uah kotak berpetak dengan angka 0 s/d 9 dan disamping angka-angka itu diletakkan lidi-lidi dengan jumlah itu.Untuk bilangan lebih dari 10 dipakainya papan-papan yang pada tempat satuannya dapat ditempatkan angka-angka lain.Begitulah angka 20,dapat diambil 0nya dan diganti dengan angka 5,hingga bilangan menjadi 25.Dasar ini dipakai pula untuk bilangan yang lebih besar.Untuk pengertian pecahan dipakai lukisan-lukisan dalam ilmu bangun : segi panjang,bujur sangkar,segitiga dbs.
4)      Mata Pengajaran yang Lain
Bahan untuk menggambarialah lukisan-lukisan dalam ilmu bangun,benda-benda,binatang,bunga.Tidak terdapatmenggambar not-not dalam seni sura dipakainya balok berisigaris-garis not dengn lubang-lubang yang sesuai.Diatas gelinding itu ditulis angka dan sebaliknya nama not itu.
E.     Penghargaan Terhadap Dr.Montessori
1.      Jasa
Penghargaan dunia pendidikan terhadap Dr.Maria Montessori amat besar.Kita sebut beberapa dari jasa-jasa yang amat banyak itu,dipandang dari sudut ilmu jiwa,pendidikan dan pengajaran, Dari sudut ilmu jiwa kanak-kanak.
Dari sudut pengajaran.
a.       Didalam dunia pengajaran ditanam kanak-kanak ia adalah seorang pelopor yang utama
b.      Didalam dunia pengajaran pada umumnya ia dipandang sebagai pelopor penyusun dasar-dasar untuk sekolah dengan aliran baru.
c.       Sesuai dengan timbulnya masa peka,maka ia tepat mempergunakan minat anak yang spontan dan keaktifannya dalam pengajaran.
d.      Untuk kepentingan perkembangan fungsi anak dicipta alat-alat pengajaran pelatih.Begitulah ia mengubah pengajaran materil disekolah menjadi pengajaran formil.

2.      Kekurangan
Tidak ada gading yang tidak retak.Juga Dr.Montessori mendapat kritik dari orang-oang yang tidak sefaham dengan dia.kita sebutkan beberapa hal,yang pada umumnya dianggap sebagai kurang sempurna.dipandang dari berbagai-bagai sudut.
Dari sudut ilmu jiwa:
a.       Ilmu jiwa yang dipakai sebagai dasar dalam metode pengajarannya masih ilmu jiwa lama,yaitu ilmu jiwa unsur.Pada waktu melatih salah satu indra tidak boleh indra yang lain ikut mempengaruhinya.
b.      Dunia fantasi anak.Dalam hal inilah amat banyak suara yang menentang Dr.Montessori. Pendapatnya ialah: khayal menunjukkan kemiskinan kerohanian dan tidak sesuai dengan kenyataan.Maka ia melarang anak bermain-main khayal,misalnya: menjadi kondektur atau anak perempuanmenjadi ibu sedang boneka menjadi anaknya dan mengadakan perjamuan khayal.Juga perayaan yang mengenai atau berhubungan dengan fantasi tidak diperbolehkan .disekolah anak tidak terdapat permainan kanak-kanak seperti : ember kecil,mobil kecil dsb.Tidak boleh kursi dipakai sebagai kepala kereta api.
Berhubungan dengan diperkecilnya fantasi itu,diabaikan pulalah mata pelajaran ekspresi: bersenam sibuyung,bermain-main,menjanji,mengucap syair,menggambar,bahasa,aktif,cerita dongeng dsb.Prof.Gunning menamakan pendirian Dr.Montessori mengenai fantasi itu sebagai perkosaan chuluk anak.
Maka amatlahmengherankan bahwa Dr.Montessori yang telah mempelajari kanak-kanak secara keilmuan amat merendahkan hidup anak-anak dalam fantasinya,yang ternyata amat berharga itu.Dalam hal ini W.H.Frobel lebih maju.
Ditinjau dari sudut pendidikan:
a.       Sistim pendidikan montessori terlalu individualistis,tidak ada kesemptatan untuk pendidikan sosial sebeb didalam sekolah Montessori tidak ada latihan dalam rombongan.Pendidikan keindahan tidak cukup mendapatkan perhatian.Juga pendidikan keagamaan pada permulaan diabaikan,tetapi sesudah tahun 1920 mulailah mengadakan percobaan untuk itu.Pengalaman mengenai hal itu di tulis oleh Mortimer standing dalam bahasa inggris dalam buku : anak di dalam gereja (1934).
b.      Karena anak-anak itu sepanjang hari tinggal di casa dei bambini,maka pendidikan didalam keluarganya sedikit sekali.Anak seakan-akan datang dirumah hanya untuk tidur.Tetapi ini memang sesuai dengan keadaan di italia didalam kota.Para ibu bekerja hampir sepanjang haridi pabrik.
Dari sudut pengajaran:
a.       Semua alat pelajaran Dr.Montessori biarpun sudah diperbaiki pada hakikatnya diperuntukkan anak-anak yang tidak normal.
b.        Kebebasan atau kemerdekaan menurut sistem Montessori bukan kebebasan yang sesungguhnya,melainkan kebebasan terbatas.

DAFTAR PUSTAKA
Soejono Ag. 1954. AliranBarudalamPendidikandanPengajaran. Solo. HarapanMasa.
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_Montessori

METODE PENGAJARAN MONTESORI





0 Response to "METODE PENGAJARAN MONTESORI"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close