STRATEGI KOGNITIF


STRATEGI KOGNITIF
STRATEGI KOGNITIF  
A. Pengertian strategi kognitif 
Menurut Pressley (dalam Nur, 2004:6) stretegi-strategi belajar adalah: Operator-operator kognitif meliputi dan di atas proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas [belajar]. Strategi-strategi tersebut merupakan strategi-strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar tertentu.
Sedangkan Mohamad Nur (2004:6) mengemukakan bahwa ”strategi-strategi belajar (strategi kognitif) mengacu pada perilaku dan proses-proses berfikir yang digunakan oleh siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif“.
Lebih lanjut Gagne mengemukakan bahwa strategi kognitif adalah kapabilitas-kapabilitas yang secara internal terorganisasi yang memungkinkan siswa menggunakannya untuk mengatur cara dia belajar, mengingat, dan berpikir. Berbeda dengan keterampilan intelektual yang memungkinkan siswa untuk menggunakan angka-angka, kata-kata, atau simbol-simbol yang berada di luar (di lingkungan), maka strategi kognitif memungkinkan siswa mengendalikan perilakunya sendiri dalam menghadapi lingkungannya. Siswa menggunakan strategi kognitif ketika ia mengikuti berbagai uraian dari apa yang sedang dibaca atau apa yang sedang dipelajari. Siswa menggunakan beberapa strategi kognitif dalam memikirkan apa yang telah ia pelajari dan dalam memecahkan masalah.
Strategi kognitif dalam banyak tulisan mengenai pendidikan sering diasosiasikan dengan “belajar untuk belajar” atau “belajar bagaimana berpikir”. Strategi kognitif merupakan tujuan pendidikan yang prioritasnya tinggi karena pengetahuan siswa tentang strategi kognitif dalam belajar dan berpikir merupakan salah satu komponen penting pembangun metakognisi. Sejalan dengan itu, Winkel (1996) menjelaskan bahwa siswa yang pandai menemukan sendiri siasat-siasat belajar, seakan-akan belajarnya menjadi lebih baik karena memiliki intelegensi yang lebih baik, padahal hasil yang lebih baik itu bersumber pada cara belajar yang penuh kesadaran, sistematis, dan penuh refleksi diri. Oleh karena itu, cara atau siasat belajar yang sebenarnya dapat juga diajarkan kepada siswa yang tidak begitu pandai, sehingga siswa yang lemah pun dapat maju.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah sangatlah bermanfaat mengajarkan strategi kognitif kepada siswa. Hal ini didukung dengan apa yang dikemukakan oleh Muhammad Nur (2004) bahwa mengajarkan strategi-strategi kognitif dapat membawa ke arah peningkatan hasil belajar siswa secara nyata.
Mengacu pada kesimpulan di atas, maka strategi kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara atau prosedur yang digunakan oleh siswa dalam mengelola proses berpikirnya untuk memecahkan suatu masalah matematika dan dijadikan sebagai salah satu tujuan pembelajaran selain tujuan yang berkaitan dengan materi matematika dalam perangkat yang dikembangkan.
B. Jenis-jenis strategi kognitif
Strategi kognitif  terdiri atas strategi kognitif memahami materi dan strategi kognitif pemecahan masalah.
a.      Strategi kognitif memahami materi terdiri atas:
1)    Strategi pengulangan sederhana
Strategi ini terdiri dari pengulangan informasi secara verbal (nomor telepon) secara berulang-ulang sehinggga informasi itu dapat disimpan di dalam memori jangka-pendek cukup lama untuk memproses informasi tersebut. Strategi pengulangan kompleks terdiri dari penambahan sesuatu yang bermakna pada pengulangan verbal, seperti menghubungkan dengan tanggal lahir seseorang. Dengan menambahkan sesuatu yang bermakna kepada informasi yang sedang dipelajari, dengan pengulangan kompleks lebih besar kemungkinannya informasi dapat dikodekan ke dalam memori jangka panjang. Contoh dari strategi terakhir ini adalah menggaris bawahi dan memberikan catatan pinggir.
2)    Strategi-strategi elaborasi
Strategi ini membantu dalam proses pengembangan makna informasi baru dengan penambahan rincian dan penemuan hubungan-hubungan. Strategi ini menggunakan skemata yang telah ada diotak untuk membuat informasi baru mudah diingat atau dipelajari. Pembuatan catatan, penggunaan analogi, dan metode PQ4R {preview (membaca selintas dengan cepat), question (bertanya), read (membaca), reflect (refleksi), recite (tanya – jawab sendiri), dan review (mengulang secara menyeluruh)}.
3)    Strategi organisasi
Strategi ini meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan pembelajaran baru dengan menerapkan struktur pengorganisasian baru pada ide-ide sederhana dan kompleks. Strategi-strategi organisasi yang umum digunakan adalah mnemonics, outlining, dan peta konsep.
4)    Strategi metakognitif
Strategi ini berhubungan dengan berfikir siswa dengan berfikirnya sendiri dan kemampuannya untuk memonitor proses-proses kognitif. Strategi-strategi metakognitf meliputi dua-duanya, yaitu pengetahuan tentang kognisi dan kemampuan memonitor, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi kognitif diri sendiri.
Di antara jenis-jenis strategi kognitif di atas yang termasuk jenis strategi kognitif dalam memahami materi adalah: strategi pengulangan, strategi elaborasi, dan strategi organisasi.
b.      Strategi kognitif dalam memecahkan masalah
Menurut Anderson, Ellis dan Hunt (dalam Suharnan, 2005:307) pada dasarnya prosedur atau strategi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah ada dua macam yaitu algoritmik dan heuristik. Algoritmik adalah suatu perangkat aturan atau tata cara yang dapat menjamin pemecahan suatu masalah. Sedangkan heuristik adalah suatu perangkat yang menggunakan hukum kedekatan sehingga tidak menjamin perolehan pemecahan meskipun kemungkinan besar dapat berhasil.
Selanjutnya Suharnan (2005:307) mengemukakan beberapa metode atau strategi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Berikut ini penjelasan dari masing-masing jenis strategi tersebut. a)     Strategi acak (algoritmik). Strategi ini dijalankan tanpa pengetahuan khusus yang dapat membimbing seseorang ke arah pemecahan masalah. Cara ini sering disebut trial and error.b)    Strategi heuristik Dalam strategi ini, seseorang menggunakan pengetahuannya untuk mengidentifikasi sejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh dan diaggap menjanjikan bagi penemuan pemecahan suatu masalah.c)     Proximity methods. Dalam strategi ini seseorang menempuh jalan atau cara yang dipersepsi lebih mendekati tujuan yang diinginkan. d)    Analogi. Analogi dapat dilakukan dengan cara membandingkan pola masalah yang tengah dihadapi dengan pola masalah serupa yang pernah dialami baik oleh orang yang bersangkutan maupun orang lain. e)     Maching. Cara ini hampir sama dengan metode kedekatan, seseorang memahami situasi yang tengah dihadapi dengan tujuan yang diinginkan, lalu ia membandingkan dengan pengetahuan yang ada diingatannya. f)      Generate test method. Pemecahan masalah membutuhkan dua proses. Pertama, pemecahan masalah yang paling memungkinkan dicari atau dihasilkan. Kedua, selanjutnya gagasan pemecahan yang dihasilkan itu lalu diuji apakah dapat berjalan dengan baik. Jika belum berhasil, hal ini dilakukan sampai ditemukan cara yang baik dan efektif. g)     Means and analysis. Dalam strategi ini, seseorang membagi masalah yang dihadapi menjadi bagian-bagian tertentu. h)    Backward search (berjalan mundur). Strategi ini dilakukan dengan berjalan mundur, yakni seseorang mulai pada tujuan yang diinginkan (goal state) dan bergerak mundur ke belakang menuju pada keadaan yang dihadapi semula      (original state). i)      Forward search (berjalan ke depan). Strategi ini dilakukan dengan berjalan maju, yakni seseorang memulai dari kenyataan yang dihadapi, kemudian secara bertahap bergerak menuju pada tujuan akhir yang diinginkan.
Menurut Nurdin (2007), strategi kognitif  pemecahan masalah terdiri atas 
a)     Prosedur heuristik. Prosedur heuristik yaitu menemukan jawaban atas suatu masalah dengan cara yang tidak ketat, seperti dengan menggambar, membuat diagram, atau analogi.
b)    Prosedur berpikir mundur. Prosedur ini merupakan prosedur pemecahan masalah yang bertitik tolak dari tujuan yang telah diketahui dan menemukan jalan untuk menuju ke tujuan tersebut.
c)     Prosedur berpikir maju. Prosedur ini dalam pemecahan masalah adalah berangkat dari garis star (hal yang diketahui) dan kemudian memikirkan berbagai jalan untuk sampai pada garis finis/tujuan (hal yang ditanyakan), bahkan dengan jalan mencobanya.
d)    Strategi berpikir induktif. Strategi ini adalah strategi pemecahan masalah yang berpangkal dari hal-hal yang khusus, selanjutnya secara bertahap menuju kepada suatu simpulan atau sifat yang umum.
e)     Prosedur berpikir deduktif. Prosedur ini dalam pemecahan masalah adalah menerapkan hal yang umum untuk hal-hal yang bersifat khusus.
Sedangkan menurut Winkel (1996:128) strategi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah antara lain dengan cara:
1.      Bekerja mundur, yaitu bertitik tolak dari tujuan yang telah diketahui dan menemukan sarana atau jalan yang menuju ke sana.
2.      Bekerja maju, yaitu berangkat dari garis start dan kemudian memikirkan berbagai jalan untuk sampai pada garis finis atau tujuan.
3.      Analogi, yaitu menerapkan suatu jalan pemecahan yang ternyata efektif dalam meyelesaikan soal A, pada soal B yang mirip.
4.      Brainstorming, yaitu mengemukakan usul pemecahan sebanyak mungkin tanpa menilai derajat keefektifannya dahulu kemudian ditetapkan kriteria untuk menilai efektivitas dari usul-usul yang diajukan.

Selanjutnya menurut Anderson dan Krathwohl (dalam Nurdin, 2007) juga menggolongkan berpikir deduktif dan berpikir induktif sebagai strategi umum dalam memecahkan masalah. Berpikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan; yang pertama merupakan pernyataan umum. Sedangkan berpikir induktif dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum.
Sejalan dengan hal yang dikemukakan oleh Yasin, bahwa orang dapat mendekati suatu masalah dengan beberapa cara:
a)      Berpikir induktif. Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus menuju kepada yang umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat itu terdapat pada semua jenis fenomena.
b)      Berpikir deduktif. Berpikir deduktif yaitu suatu proses dari yang umum menuju kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori ataupun prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Dari situ ia menerapkannya kepada fenomena-fenomena yang khusus, dan mengambil kesimpulan yang khusus yang berlaku bagi fenomena tersebut.
c)      Analogis. Berpikir analogis adalah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan fenomena-fenomena yang biasa atau pernah dialami. Di dalam cara berpikir ini, orang beranggapan bahwa dari fenomena-fenomena yang pernah dialami berlaku pula bagi fenomena yang dihadapi sekarang. Kesimpulan yang diambil dari berpikir analogis ini kebenarannya lebih kurang dapat dipercaya. Kebenarannya ditentukan oleh faktor "kebetulan" dan bukan berdasarkan perhitungan yang tepat, dengan kata lain: Validitas kebenarannya sangat rendah.
Dari beberapa jenis strategi kognitif yang diuraikan di atas, maka jenis strategi kognitif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah:
a)     Strategi heuristik. Strategi ini merupakan strategi yang dapat membantu mengarahkan siswa menemukan penyelesaian akhir dari suatu masalah seperti menggambar atau membuat diagram.
b)    Berpikir maju. Berpikir maju adalah suatu cara memecahkan masalah yang dimulai dari hal yang diketahui selanjutnya memikirkan berbagai jalan atau sarana untuk sampai ke hal yang ditanyakan.
c)     Berpikir mundur. Berpikir mundur adalah suatu cara memecahkan masalah yang berangkat dari hal yang ditanyakan (tujuan) selanjutnya memikirkan jalan ke tujuan tersebut dengan menggunakan hal-hal yang diketahui.
d)    Berpikir induktif. Berpikir induktif adalah suatu cara memecahkan masalah yang berangkat dari hal yang bersifat khusus untuk selanjutnya diterapkan pada hal yang bersifat umum.
e)     Berpikir deduktif. Berpikir deduktif adalah suatu cara memecahkan masalah yang berangkat dari hal yang bersifat umum untuk selanjutnya diterapkan pada hal yang bersifat khusus.
ARTIKEL : STRATEGI KOGNITIF

0 Response to "STRATEGI KOGNITIF "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close