Cara Menyusun Pendahuluan pada Proposal dan Skripsi

Cara menyusun pendahuluan pada proposal dan skripsi_ Karya tulis ilmiah merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan seorang mahasiswa agar bisa menyelesaikan kuliahnya, bentuk karya tugas ilmiah tersebut berupa skripsi, tugas skripsi tersebut merupakan prasyarat agar mahasiswa yang bersangkutan bisa mendapatkan gelar sarjana.


Dalam menyusun skripsi awalnya dimulai dengan mengajukan proposal penelitian, dalam proposal penelitian tersebut biasanya terdiri dari 3 BAB, yakni bab pertama merupakan bagian pendahuluan, bagian kedua merupakan kajian pustaka dan bagian ketiga merupakan metode penelitian.
Dalam artikel ini kita akan mengkaji tentang bagaimana cara menyusun BAB 1 yakni bagian pendahuluan. Pendahuluan sendiri terdiri dari 4 sub-bab; 1. Latar belakang masalah, 2. Rumusan masalah, 3. Tujuan penelitian dan 4. Manfaat penelitian.

Baca juga: Contoh Penulisan Daftar Riwayat Hidup Pada Skripsi

Okey, langsung saja kita fokus pada topic artikel kita kali ini yakni cara menulis pendahuluan pada proposal dan skripsi, kita langsung saja mulai pada bagian pertama; Latar belakang

Cara menyusun pendahuluan pada proposal dan skripsi

1. Cara Menulis latar belakang yang baik dan benar
Apa sih latar belakang itu? Pertanyaan yang bisa jadi muncul dalam benak kita, yuk kita sama-sama mencari tahu apa sih latar belakang itu. Latar belakang adalah suatu hal/sebab yang mendasari anda memilih suatu topic dalam penelitian anda.

A. Pola pemaparan dalam latar belakang penelitian
Hal-hal apa saja yang mesti ada pada bagian latar belakang? Yuk kita mulai mengulasnya. Pada bagian latar belakang ada dua cara pandang dalam menulisnya yaitu digambarkan secara deduktif (menceritakan suatu topic penelitian mulai dari hal yang bersifat umum setelah itu didekskripsikan sehingga menjadi lebih khusus/spesifik sesuai dengan objek penelitian).

Misalnya saja topic penelitian tentang pengaruh rendahnya minat belajar siswa terhadap prestasi siswa di SD, nagh dalam mengulas topic tersebut kita mulai dari hal umum; misalnya saja kita narasikan tentang pendidikan nasional, pentingya pendidikan, tantangan pendidikan hingga akhirnya kita paparkan sampai pada topic utama kita yakni pengaruh rendahnya minat belajar siswa terhadap prestasi siswa di SD.

Selanjutnya lawan dari deduktif adalah induktif, apa sih induktif itu? Induktif adalah pemaparan suatu topic yang dimulai dari hal yang bersifat khusus ke umum, misalkan kita ambil contoh judul seperti di atas; pengaruh rendahnya minat belajar siswa terhadap prestasi siswa di SD,maka dalam pemaparannya dimulai dari topic yang spesifik tersebut dan selanjutnya melebar ke hal yang lebih umum.

B. Landasan penelitian
Dalam menyusun penelitian, khususnya pada bagian latarbelakang seorang peneliti harus mencantumkan landasan-landasan yang dapat menguatkan keakuratan objek penelitiannya, lantas landasan apa saja yang sebaiknya ada pada bagian latar belakang? Ada beberapa landasan yang biasanya sering dicantumkan pada bagian latar belakang yakni

1) Landasan factual
Landasan factual  yakni landasan yang memaparkan fakta-fakta yang berkaitan atau yang dapat menguatkan penelitian anda

2) Landasar teoritis
Landasar teoritis yakni landasan yang berkaitan dengan teori atau pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian anda, sehingga dengan adanya pendapat para ahli tersebut membuat penelitian anda semakin diakui ke validannya

3) Landasan yuridis
Landasan yuridis adalah landasan yang berkaitan dengan aturan-aturan yang diterbitkan pemerintah sehingga memiliki nilai hukum, misalnya saja PP pemerintah, UUD, UUD 45 dan lain-lain

C. Da sollen Da sain (Harapan dan kenyataan)
Selanjutnya hal yang sebaiknya anda paparkan pada bagian latar belakang penelitian adalah harapan, ekspekatasi yang menjadi keinginan atau seharusnya terwujud atau biasa dikatakan dengan istilah da sain, setelah memaparkan tentang harapan, ekspektasi dan keinginan selanjutnya anda memaparkan tentang fakta nyata yang sedang terjadi dilapangan/lingkungan, biasanya harapan dan kenyataan sering mengalami kontradiksi, penyajian fakta biasanya membawa data konkret seperti data angka dari objek/lapangan, hasil wawancara, melalui kegiatan observasi atau dokumentasi.

D. Pentingnya penelitian yang anda akan lakukan
Sebagai hal yang cukup penting untuk dilampirkan pada bagian latar belakang adalah dampak-dampak apa saja jika masalah yang anda temukan pada penelitian yang akan anda lakukan tidak segera diatasi, misalnya saja bisa memunculkan dampak sistemik dll

D. Solusi yang ditawarkan
Setelah memaparkan tentang Da sollen (harapan) dan Da sain (kenyataan) yang kontradiksi serta kegentingan masalah dalam objek penelitian anda  untuk segera diselesaikan/diatasi selanjutnya anda sebaiknya menjelaskan tentang solusi yang anda bisa lakukan untuk mengatasi masalah sehingga apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan bisa terselesaikan, maka dalam hal ini variable penelitian akan dipaparkan kelebihannya sehingga diduga bisa menjadi solusi dari permasalahan yang ada.

E. Memaparkan sedikit tentang keunggulan model, metode, pendekatan, teknik, strategi yang akan anda terapkan
Pada bagian latar belakang, untuk memperkuat daya tarik oranglain terhadap penelitian anda sebaiknya anda sedikit memaparkan tentang keunggulan model, metode, pendekatan, teknik atau strategi yang akan anda terapkan.

Selain itu anda sebaiknya menceritakan bagaimana alur, prosedur penerapan keunggulan model, metode, pendekatan, teknik, strategi yang akan anda terapkan secara singkat.

2. Rumusan masalah
Bagaimana menyusun rumusan masalah pada penelitian, rumusan masalah biasanya berisi tentang pertanyaan tentang hal yang menjadi objek penelitian, pertanyaan bisa berupa kata; Apa, mengapa dan bagaimana contoh: Apa yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa terhadap prestasi siswa di SD. Bagaimana mengatasi rendahnya minat belajar siswa terhadap prestasi siswa di SD. Dalam penulisan rumusan masalah selalu diakhiri dengan tanda Tanya (?).

Penyusunan rumusan masalah tergantung dari objek penelitian dan variable penelitian anda, maka dari itu penyusunan rumusan masalah berangkat dari latar belakang.

3. Tujuan penelitian
Dalam sub-bab penelitian berisi tentang jawaban dari pertanyaan yang muncul dari rumusan masalah, biasanya konteks kalimat dalam tujuan penelitian pada bagian awal seperti contoh berikut: Untuk mengetahui  apa yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa terhadap prestasi siswa di SD. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi rendahnya minat belajar siswa terhadap prestasi siswa di SD

4. Manfaat penelitian
Seperti nama sub-babnya yakni manfaat penelitian, maka sudah dipastikan dalam sub-bab ini akan dibahas tentang manfaat-manfaat apa saja yang bisa muncul/timbul dengan adanya penelitian yang anda lakukan.

Dalam sub-bab manfaat penelitian orientasinya dibagi menjadi dua bagian yakni dipaparkan manfaat penelitian secara teoritis dan manfaat penlitian secara praktis

Nagh demikianlah Cara menyusun pendahuluan pada proposal dan skripsi yang bisa anda coba praktikan, semoga artikel di atas bermanfaat untuk anda sekalian. berikut contoh pendahuluan

Contoh Pendahuluan

BAB I



PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu kebutuhan dalam membentuk karakter bangsa. seiring perkembangan zaman pendidikan memegang peranan yang sangat fundamental untuk meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Diera globalisasi pendidikan terus berkembang seiring kebutuhan masyarakat yang dinamis oleh sebab itu berbagai inovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan terus bermunculan, berbagai upaya dilakukan untuk lebih menyempurnakan sistem pendidikan yang telah ada, hal ini terjadi karena pendidikan  menjadi suatu keharusan dalam suatu bangsa agar mampu berkompetisi dengan masyarakat global. Pendidikan bukan sekedar formalitas, melainkan sebuah instrumen dalam membentuk karakter suatu generasi serta diharapkan menjadi wadah yang bisa melahirkan individu yang berkompeten. [Pola pemaparan Deduktif/Umum le khusus]

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Pasal 4 UU No. 2/89). [Landasan yuridis]

Sejalan dengan pasal Pasal 4 UU No. 2/89 maka dari itu dibutuhkan peranan semua pihak terkait dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional serta upaya yang sunguh-sungguh dalam memaksilmalkan berbagai elemen yang berperan dalam memajukan pendidikan. Salah satu elemen pendidikan yang memiliki peran sangat subtansial dalam membentuk karakter suatu bangsa adalah sekolah khususnya sekolah dasar. Sekolah dasar adalah tempat dimana peserta didik belajar  berbagai hal baik itu dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sekolah dasar juga menjadi tempat dimana peserta didik dalam proses tumbuh dan berkembang. Sekolah dasar memegang peranan subtansial dalam proses pembentukan karakter peserta didik oleh sebab itu manajemen sekolah yang baik menjadi salah satu syarat mutlak tercapainya tujuan pendidikan.

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sekolah diharapkan mampu memaksimalkan segala komponen yang dapat mewujudkan hal tersebut. Selain kegiatan kurikuler yang diharapkan mampu mempersiapkan peserta didik menjadi pribadi yang kompeten, komponen lain juga diharapkan dapat memberi kontribusi. Salah satu kompenen yang memiliki pengaruh cukup signifikan dalam membentuk karakter peserta didik adalah kegiatan ekstrakurikuler. [ Da Sollen]

Dalam peraturan pemerintah yang tertuang dalam Permendikbud/No 62/2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah menyatakan bahwa; “Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan”. Oteng (1983) mengemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran tambahan dan kegiatan murid yang dilakukan di sekolah, tidak sebagai  sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Sedangkan orientasi kegiatan ekstrakurikuler ini adalah untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan keilmuan dan kepribadian serta meningkatkan kemampuan tentang sesuatu yang telah dipelajari dalam satu bidang studi.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam peseta didik dapat mengembangkan bakat minat dan kemampuannya. Ekstrakurikuler merupakan bagian dari program pembinaan peserta didik, yang termasuk dalam kelompok bidang peningkatan mutu pendidikan.

Artinya kegiatan ekstrakurikuler dirancang sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah untuk memperkuat penguasaan kompetensi dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan serangkaian program kegiatan belajar mengajar di luar jam pelajaran terprogram, yang dimaksudkan untuk meningkatkan cakrawala pandang murid, menumbuhkan bakat dan minat serta semangat pengabdian kepada masyarakat”.

Mengenai tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelasken oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995) sebagai berikut; Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar, peserta didik dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat rohani dan jasmani, berkepribadian yang mentap dan mandiri, memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Ekstrakurikuler berperan dalam mengajarkan sikap kemandirian, kepemimpinan, tanggung jawab dan kedisiplinan. Ekstrakurikuler juga mampu meningkatkan intensitas interaksi peserta didik  hal ini akan menjadikan peserta didik memahami petingnya kebersamaan, kerjasama dan solidaritas. Kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi wadah dalam mengembangkan minat dan kemampuan peserta didik serta akan mencegah peserta didik dari pengaruh lingkungan yang kurang baik sehingga  peserta didik dapat terhindar dari melakukan perbuatan menyimpang. Peran kegiatan ekstrakurikuler dalam pembentukan kepribadian generasi muda dalam bidang karakter bangsa hendaknya diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari segi sosial budaya dari pembangunan bangsa maka kegiatan ekstrakurikuler sangat sesuai untuk mempersiapkan peserta didik untuk menanggulangi merosotnya karakter bangsa.

Namun dari kenyataan yang ada, peranan kegiatan eksrakurikuler dinilai belum maksimal dalam membina peserta didik menjadi pribadi yang kompeten dan berkarakter hal tersebut disebabkan oleh masih rendahnya keaktifan sebagian peserta didik  dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan Syahidurrachman (2013) yang menemukan masih rendahnya keaktifan peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler [Landasan Faktual]/[Da Sain]

Berdasarkan temuan di atas, jika kondisi tersebut dibiarkan saja dan tidak mendapat perhatian yang serius maka akan menimbulkan efek yang sistematis bagi pembentukan karakter peserta didik. Oleh sebab itu diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah dan dukungan dari semua pihak terkait dalam menyelasaikan permasalahan tersebut [Efek serius jika masalah tak diatasi]. Salah satu langkah yang bisa dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah menanamkan sejak dini yaitu di sekolah dasar tentang bagaimana pentingnya keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Rendahnya keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari kurangnya pemahaman peserta didik tentang sikap sosial dan motivasi berafiliasi [Solusi yang ditawarkan].

Sikap sosial mengajarkan peserta didik tentang nilai-nilai akan bagaimana berinteraksi dan bersosialisasi dalam suatu lingkungan baik itu di keluarga, sekolah dan masyarakat dan mengajarkan bahwa setiap individu membutuhkan individu lainnya. Sikap sosial mengacu pada hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan individu dengan masyarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek itu telah ada sejak manusia dilahirkan (Pidarta,2007). [Landasan Teoritis]

Sedangkan motivasi  berafiliasi adalah hasrat untuk disukai dan diterima baik oleh orang-orang lain (Robbins, 1996). Motivasi berafiliasi merupakan keinginan untuk bersatu dengan orang lain tanpa memperdulikan apapun kecuali kebersamaan yang jelas dapat diperoleh. Motivasi berafiliasi adalah kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Keadaan yang dirasakan tersebut merupakan suatu bentuk kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh setiap individu selama rentang kehidupannya. Motivasi berafiliasi adalah keinginan untuk mendekatkan diri, bekerja sama atau membalas ajakan orang lain yang bersekutu (orang lain yang menyerupai atau menyukai subjek), membuat senang dan mencari afeksi dari objek yang disukai, patuh dan setia kepada seorang kawan.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh sikap sosial dan motivasi berafiliasi terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pengaruh adalah daya yang timbul oleh suatu variabel terhadap variabel lain hal tersebut adalah pengaruh sikap sosial terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, pengaruh motivasi berafiliasi terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler serta pengaruh sikap sosial dan motivasi berafiliasi secara bersamaan terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan sintesa tersebut peneliti memutuskan melakukan penelitian dengan judul ‘Pengaruh Sikap Sosial dan Motivasi Berafiliasi Terhadap Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Murid Kelas V SDN di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng’.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran sikap sosial, motivasi berafiliasi dan keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler murid kelas V SDN di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng ?
2. Apakah ada pengaruh sikap sosial terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler murid kelas V SDN di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng ?
3. Apakah ada pengaruh motivasi berafiliasi terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstarkurikuler murid kelas V SDN di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng ?
4. Apakah ada pengaruh sikap sosial dan motivasi berafiliasi secara simultan terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstarkurikuler murid kelas V SDN di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng ?

C. Tujuan Penelitian
 Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Gambaran sikap sosial, motivasi berafiliasi dan keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler  murid kelas V SDN di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
2. Pengaruh sikap sosial terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler murid kelas V SDN di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
3. Pengaruh motivasi berafiliasi terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstarkurikuler murid kelas V SDN di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng
4. Pengaruh sikap sosial dan motivasi berafiliasi secara bersama terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstarkurikuler murid kelas V SDN di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng


D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang upaya mengetahui pengaruhsikap sosial terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler murid kelas V SDN Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, pengaruh motivasi berafiliasi terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler murid kelas V SDN Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng dan pengaruh sikap sosial dan motivasi berafiliasi terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler murid kelas V SDN Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui sikap sosial, motivasi berafiliasi dan keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
2) Menambah sumber refrensi bagi guru dalam upaya membentuk karakter peserta didik melalui keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
b. Bagi peserta didik
1) Sebagai pelajaran yang dapat memotivasi peserta didik agar lebih aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.
2) Menumbuhkan sikap sosial dan motivasi berafiliasi dalam diri peserta didik.

c. Bagi Peneliti
1) Dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh sikap sosial dan motivasi berafiliasi terhadap keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler murid di SDN.
2) Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

0 Response to "Cara Menyusun Pendahuluan pada Proposal dan Skripsi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close