PENGERTIAN GAYA BELAJAR

Rita Dunn (dalam Bobbi DePorter,1999:110) seorang pelopor dalam hal gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi gaya belajar seseorang. Ini mencakup fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang, misalnya, dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedang sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram.  Ada orang yang belajar paling baik secara kelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang tua atau guru, yang lain lagi merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang yang lain hanya dapat berkonsentrasi dalam ruangan sepi. Ada orang yang memerlukan lingkungan kerja yang teratur dan rapi, tetapi yang lain lagi lebih suka menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat.
Michael Grinder (dalam Bobbi DePorter:1999,112) pengarang Righting the Education Conveyor Belt, telah mengajarkan gaya-gaya belajar dan mengajar kepada banyak instruktur. Ia mencatat bahwa dalam setiap kelompok yang terdiri dari tiga puluh siswa, sekitar dua puluh dua orang mampu belajar secara cukup efektif dengan  cara visual, auditorial, dan kinestetik sehingga mereka tidak membutuhkan perhatian khusus. Dari sisa delapan orang, sekitar enam orang memilih satu modalitas belajar dengan sangat menonjol melebihi dua modalitas lainnya. Sehingga, setiap saat mereka selalu harus berusaha keras untuk memahami perintah, kecuali jika perhatian khusus diberikan kepada mereka dengan menghadirkan cara yang mereka pilih.  Dua orang siswa lainnya mempunyai  kesulitan  belajar  karena  sebab-sebab  eksternal.
Coop (dalam Sitti M Amin, 2000:2) mengemukakan bahwa, setiap individu tentu berbeda, meskipun keduanya kembar. Dengan kata lain tidak ada individu yang sama dalam segala hal. Para pendidik dan ahli psikologi sudah lama mengetahui dan mempelajari adanya perbedaan individu. Mereka melihat beberapa variabel yang menyebabkan adanya perbedaan individu tersebut, baik dari segi keperibadian, gaya kognitif, atau intelektual. Salah satu komponen yang menarik dalam pemrosesan informasi adalah gaya kognitif yang dalam penelitian ini istilah yang digunakan adalah gaya belajar. Gaya belajar mengacu pada konsistenan pengolahan yang ditunjukkan secara individual dalam merespon berbagai jenis situasi. Pengertian gaya belajar juga dikemukakan oleh beberapa ahli lain, diantaranya: Woolfolk (1993:128) mengemukakan bahwa gaya belajar merupakan perbedaan cara dalam menerima dan menyusun informasi; Shuell (dalam Woolfolk, 1993:129) mengatakan bahwa gaya belajar berada diantara kemampuan mental dan personality; Good (1990:610) mengatakan bahwa gaya belajar mengacu pada seseorang mengolah informasi dan menggunakan strategi untuk merespon tugas; Sitti M Amin (2000:1) mengatakan bahwa jika seseorang berada dalam suatu lingkungan, gaya belajar akan berpengaruh pada cara bersosialisasi dan kualitas pribadi orang tersebut. Dengan kata lain gaya belajar mengacu pada pendekatan intelektual atau strategi dalam menyelesaikan suatu masalah. Pendekatan intelektual dapat berupa cara menganalisis pengkategorian stimulus, sedangkan strategi penyelesaian masalah dapat berupa cara menganalisis kejadian-kejadian disekitarnya. Konsep inilah yang menyebabkan banyak ahli psikologi berusaha menjembatani kesenjangan antara faktor personality dan performance individu. Gaya belajar merupakan konsep terpadu yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kesenjangan antara faktor personality dan performance.
Gaya belajar sering digunakan oleh banyak peneliti psikologi untuk menyatakan perbedaan cara yang digunakan baik oleh anak-anak maupun orang dewasa dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian khusus. Setiap ahli psikologi mempunyai perbedaan dalam mendefinisikan gaya belajar. Berikut akan disajikan konsep gaya belajar yang dikemukakan Gregorc sebagai berikut:
Gregorc (dalam C.U.Tobias 2000:16) mengatakan bahwa ada dua sudut pandang yang menjadi fokus perhatian sehubungan dengan gaya belajar, yaitu: persepsi dan pengaturan/penyusunan. Persepsi dapat diartikan sebagai cara seseorang menerima informasi, setiap orang cenderung untuk memandang dunia berdasarkan cara pemahaman masing-masing sebagai individu. Cara seseorang memandang sesuatu disebut persepsi. Persepsi mempengaruhi apa yang dipikirkan, bagaimana membuat keputusan dan bagaimana mendefinisikan. Persepsi juga menentukan kemampuan belajar atau gaya belajar seseorang. Berkaitan dengan kualitas persepsi, dikenal istilah persepsi konkret dan persepsi abstrak.
Persepsi konkret menyangkut penyimpanan informasi secara langsung melalui indera. Sewaktu menggunakan kemampuan konkret, seseorang berurusan dengan apa yang nyata/jelas. Bukan mencari arti yang tersembunyi atau mencoba untuk menghubungkan konsep-konsep. Kalimat kunci untuk kualitas persepsi konkret ini adalah “sesuatu adalah seperti adanya “.
Persepsi abstrak memungkinkan untuk memvisualisasikan konsep–konsep yang ada dalam pikiran sehingga melahirkan ide, mengerti atau percaya apa yang tidak dapat dilihat atau dijangkau oleh indera. Unsur-unsur yang paling berperan adalah intuisi, intelektual, dan imaginasi. Seseorang melihat melalui apa adanya, sampai kepada implikasi yang lebih halus.  Kalimat kunci untuk kualitas persepsi abstrak adalah “sesuatu tidaklah selalu seperti yang terlihat apa adanya”.
Selanjutnya pengaturan/penyusunan merupakan cara seseorang menggunakan informasi yang dipersepsikan. Menurut Gregorc, kemampuan mengatur juga terdiri atas dua bagian, yaitu:  pengaturan sekuensial (teratur, menurut suatu aturan bertahap) dan pengaturan random (acak, yang mana saja). Kalimat kunci untuk pengaturan sekuensial adalah “ikutilah prosedur atau langkah-langkah yang ada”, sedang kalimat  kunci untuk pengaturan random adalah “lakukan saja”.
Dari uraian di atas Gregorc mengungkapkan empat kombinasi persepsi dan pengaturan yang paling dominan, yang selanjutnya disebut gaya belajar dan tidak ada satu individu hanya mempunyai satu gaya belajar. Setiap individu (orang) mempunyai gaya yang dominan dan beberapa gaya yang merupakan paduan unik antara kelebihan dan kemampuan bawaan seseorang. Adapun keempat gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut:
1.     Gaya belajar Sekuensial Konkret (SK)
2.     Gaya belajar Sekuensial Abstrak (SA)
3.     Gaya belajar Random Konkret (RK)
4.     Gaya belajar Random Abstrak ( RA)
Dari pendapat Gregorc tentang gaya belajar di atas, dapat memberikan pemahaman kepada penulis, bahwa gaya belajar merupakan aktifitas dalam diri seseorang yang didominasi oleh otak akibat adanya respon atau stimulus dari luar, hal ini juga merupakan salah satu alasan peneliti untuk mengambil gaya belajar MG sebagai acuan dalam pengembangan instrumen gaya belajar matematika selain karena gaya belajar MG masih dalam bentuk gaya belajar umum, melalui penelitian kepustakaan (library research).

0 Response to "PENGERTIAN GAYA BELAJAR"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close