Teori-Teori Belajar Menurut Ahli
Wednesday 21 December 2016
Add Comment
Teori-Teori Belajar Menurut Ahli_ Dalam dunia pendidikan khususnya di indonesia sering berpedoman pada teori belajar yang dikemukakan oleh ahli pendidikan dalam menyusun suatu penelitian atau dalam melakukan riset pembelajaran hal ini bertujuan sebagai refrensi dalam melakukan suatu tindakan atau sebagai teori yang menjadi dasar dalam mengembangkan suatu pola pembelajaran.
Setidaknya ada beberapa ahli dalam pembelajaran yang sering dirujuk pendapat atau teori yang pernah dikemukan dalam pendidikan di indonesia. berikut Teori-Teori Belajar Menurut Ahli
Teori-Teori Belajar Menurut Ahli
A. Teori Belajar Bruner
Teori Bruner yang selanjutnya disebut pembelajaran penemuan (inkuiri) adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berfikir secara induktif dalam belajar ( pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi). Menurut Bruner, belajar akan lebih bermakna bagi siswa jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, siswa harus aktif dimana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip kunci daripada hanya sekedar menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu guru harus memunculkan masalah yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan penemuan. Dalam pembelajaran melalui penemuan, guru memberikan contoh dan siswa bekerja berdasarkan contoh tersebut sampai menemukan hubungan antar bagian dari struktur materi (Trianto dalam Bahar,2014:45).
Ada empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar Bruner (Hosnan ,2014). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses – proses kognitif dalam proses penemuan, peserta didik akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu – satunya cara agar seseorang seseorang dapat memiliki teknik – teknik dalam penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retesi ingatan. Empat hal diatas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.
B. Teori belajar Piaget
Teori Piaget (Hosnan ,2014) menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan skema (jamak skemata). Skema adalah potensi untuk bertindak dengan cara tertentu ( Hergenhahn & Olson,2008:314). Dalam toeri Piaget (Santrock,2014: 43), skema prilaku (aktivitas fisik) ciri bayi, dan skema mental ( kegiatan kognitif) berkembang dimasa kanak – kanak. Skema akan selalu beubah seiring dengan perkembangan kognitif seseorang. Hosnan (2013) mengemukakan bahwa proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut adaptasi. Piaget menawarkan dua konsep untuk menjelaskan bagaimana anak - anak mengadaptasi yaitu asimilasi dan akomodasi. Menurut Hergenhahn & Olson (2008:314), proses merespons lingkungan sesuai dengan struktur kognitif seseorang dinamakan assimilation (asimilasi), yakni jenis pencocokan atau penyesuaian antara struktur kognitif dengan lingkungan fisik. Selanjutnya dikemukakan bahwa accomodatioan (akomodasi), proses memodifikasi struktur kognitif.
Piaget mengusulkan empat tahapan perkembangan kognitif yaitu : (1) Tahap sensorimotor yang dimulai dari lahir sampai dengan usia 2 tahun. Pada tahap ini anak berhadapan langsung dengan lingkungan dengan menggunakan refleks bawaan. Anak akan membangun pemahaman akan dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman indra (sensory) mereka (seperti melihat dan mendengar dengan gerakan motorik (otot) mereka (seperti menggapai, menyentuh); (2) Tahap praoperasional yang berlangsung dari usia 2 tahun sampai dengan usia 7 tahun. Pada tahap ini anak mulai menyusun konsep , lebih simbolik dari cara berfikir sensori motor; (3) Tahap operasional konkrit yang berlangsung dari sekitar usia 7 sampai dengan 11 tahun. Pada tahap ini anak mulai berfikir logis tapi hanya dalam situasi konkrit; (4) Tahap oprasional formal yang dimulai dari usia 11 tahun. Pada tahap ini anak akan beranjak dari pemikiran konkrit ke pemahaman yang lebih abstrak, idealis serta logis.
Prinsip – prinsip pengajaran Piaget sangat sering diterapkan dalam program– program yang menekankan (1) pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman nyata dan pemanipulasian langsung alat, bahan atau media belajar lain dan (2) peran guru sebagai seorang yang mempersiapkan kurikulum dimana peserta didik dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar yang luas ( Bahar, 2014:41)
Menurut Santrock (2008: 54), teori Piaget adalah pandangan konstruktivis yang kuat. M. Saekhan Muchith (Hidayati, 2009:4 ) menyatakan bahwa menurut cara pandang teori konstruktivisme bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Pendekatan konstruktivis adalah pendekatan yang berpusat pada siswa yang menekankan pentingnya individu yang membangun pengetahuan dan pemahaman secara aktif dengan bimbingan guru (Santrock ,2008: 7).Sejalan teori konstruktivis maka pengajaran inkuiri model penemuan terbimbing relevan dengan teori piaget.
C. Teori belajara Vigotsky
Menurut Vigotsky (Bahar, 2014: 43) bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas – tugas yang belum dipelajari namun tugas – tugas itu berada dalam zone of proximal development. Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development – ZPD) adalah istilah Vigotsky untuk berbagai tugas yang terlalu sulit bagi anak untuk dikuasai sendiri, tetapi dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa atau anak – anak yang lebih terampil (Santrock ,2008: 57).
Konsep lain yang seiring dengan gagasan zone of proximal development adalah scaffolding ( perancah). Perancah merupakan teknik yang melibatkan perubahan tingkat dukugan untuk belajar (Santrock ,2008: 57). Bantuan yang diberikan oleh guru atau rekan yang lebih terampil diawal pembelajaran kemuadian dikurangi seiring dengan meningkatnya kompetensi peserta didik. Ini dimaksudkan agar peserta didik semakin bertanggungjawab dengan pembelajarannya sendiri setelah ia mampu menyelesaikannya sendiri.
Demikianlah beberapa Teori-Teori Belajar Menurut Ahli yang bisa menjadi refrensi dalam bidang pendidikan maupun dalam pembelajaran. semoga bermanfaat.
Setidaknya ada beberapa ahli dalam pembelajaran yang sering dirujuk pendapat atau teori yang pernah dikemukan dalam pendidikan di indonesia. berikut Teori-Teori Belajar Menurut Ahli
Teori-Teori Belajar Menurut Ahli
A. Teori Belajar Bruner
Teori Bruner yang selanjutnya disebut pembelajaran penemuan (inkuiri) adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berfikir secara induktif dalam belajar ( pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi). Menurut Bruner, belajar akan lebih bermakna bagi siswa jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, siswa harus aktif dimana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip kunci daripada hanya sekedar menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu guru harus memunculkan masalah yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan penemuan. Dalam pembelajaran melalui penemuan, guru memberikan contoh dan siswa bekerja berdasarkan contoh tersebut sampai menemukan hubungan antar bagian dari struktur materi (Trianto dalam Bahar,2014:45).
Ada empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar Bruner (Hosnan ,2014). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses – proses kognitif dalam proses penemuan, peserta didik akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu – satunya cara agar seseorang seseorang dapat memiliki teknik – teknik dalam penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retesi ingatan. Empat hal diatas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.
B. Teori belajar Piaget
Teori Piaget (Hosnan ,2014) menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan skema (jamak skemata). Skema adalah potensi untuk bertindak dengan cara tertentu ( Hergenhahn & Olson,2008:314). Dalam toeri Piaget (Santrock,2014: 43), skema prilaku (aktivitas fisik) ciri bayi, dan skema mental ( kegiatan kognitif) berkembang dimasa kanak – kanak. Skema akan selalu beubah seiring dengan perkembangan kognitif seseorang. Hosnan (2013) mengemukakan bahwa proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut adaptasi. Piaget menawarkan dua konsep untuk menjelaskan bagaimana anak - anak mengadaptasi yaitu asimilasi dan akomodasi. Menurut Hergenhahn & Olson (2008:314), proses merespons lingkungan sesuai dengan struktur kognitif seseorang dinamakan assimilation (asimilasi), yakni jenis pencocokan atau penyesuaian antara struktur kognitif dengan lingkungan fisik. Selanjutnya dikemukakan bahwa accomodatioan (akomodasi), proses memodifikasi struktur kognitif.
Piaget mengusulkan empat tahapan perkembangan kognitif yaitu : (1) Tahap sensorimotor yang dimulai dari lahir sampai dengan usia 2 tahun. Pada tahap ini anak berhadapan langsung dengan lingkungan dengan menggunakan refleks bawaan. Anak akan membangun pemahaman akan dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman indra (sensory) mereka (seperti melihat dan mendengar dengan gerakan motorik (otot) mereka (seperti menggapai, menyentuh); (2) Tahap praoperasional yang berlangsung dari usia 2 tahun sampai dengan usia 7 tahun. Pada tahap ini anak mulai menyusun konsep , lebih simbolik dari cara berfikir sensori motor; (3) Tahap operasional konkrit yang berlangsung dari sekitar usia 7 sampai dengan 11 tahun. Pada tahap ini anak mulai berfikir logis tapi hanya dalam situasi konkrit; (4) Tahap oprasional formal yang dimulai dari usia 11 tahun. Pada tahap ini anak akan beranjak dari pemikiran konkrit ke pemahaman yang lebih abstrak, idealis serta logis.
Prinsip – prinsip pengajaran Piaget sangat sering diterapkan dalam program– program yang menekankan (1) pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman nyata dan pemanipulasian langsung alat, bahan atau media belajar lain dan (2) peran guru sebagai seorang yang mempersiapkan kurikulum dimana peserta didik dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar yang luas ( Bahar, 2014:41)
Menurut Santrock (2008: 54), teori Piaget adalah pandangan konstruktivis yang kuat. M. Saekhan Muchith (Hidayati, 2009:4 ) menyatakan bahwa menurut cara pandang teori konstruktivisme bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Pendekatan konstruktivis adalah pendekatan yang berpusat pada siswa yang menekankan pentingnya individu yang membangun pengetahuan dan pemahaman secara aktif dengan bimbingan guru (Santrock ,2008: 7).Sejalan teori konstruktivis maka pengajaran inkuiri model penemuan terbimbing relevan dengan teori piaget.
C. Teori belajara Vigotsky
Menurut Vigotsky (Bahar, 2014: 43) bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas – tugas yang belum dipelajari namun tugas – tugas itu berada dalam zone of proximal development. Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development – ZPD) adalah istilah Vigotsky untuk berbagai tugas yang terlalu sulit bagi anak untuk dikuasai sendiri, tetapi dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa atau anak – anak yang lebih terampil (Santrock ,2008: 57).
Konsep lain yang seiring dengan gagasan zone of proximal development adalah scaffolding ( perancah). Perancah merupakan teknik yang melibatkan perubahan tingkat dukugan untuk belajar (Santrock ,2008: 57). Bantuan yang diberikan oleh guru atau rekan yang lebih terampil diawal pembelajaran kemuadian dikurangi seiring dengan meningkatnya kompetensi peserta didik. Ini dimaksudkan agar peserta didik semakin bertanggungjawab dengan pembelajarannya sendiri setelah ia mampu menyelesaikannya sendiri.
Demikianlah beberapa Teori-Teori Belajar Menurut Ahli yang bisa menjadi refrensi dalam bidang pendidikan maupun dalam pembelajaran. semoga bermanfaat.
0 Response to "Teori-Teori Belajar Menurut Ahli"
Post a Comment