PENGERTIAN MOTIVASI

PENGERTIAN MOTIVASI 

A. PENGERTIAN MOTIVASI
Pengertian motivasi menurut kamus bahasa indonesia adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan tindakan, tujuan tertentu.  Menurut E. Kusmana Fachrudin (2000:44) motivasi dibedakan atas dua golongan yaitu : 
1. Motivasi Asli. Motivasi asli adalah motivasi untuk berbuat sesuatu atau dorongan untuk melakukan sesuatu yang muncul secara kodrati pada diri manusia. 
2. Motivasi Buatan. Motivasi buatan adalah motivasi yang masuk pada diri seseorang baik usaha yang disengaja maupun secara kebetulan.

Sejalan dengan pendapat Irianto (1997:247), motivasi eksternal adalah setiap pengaruh dengan maksud menimbulkan, menyalurkan atau memelihara perilaku manusia. Dipertegas oleh Mulia Nasution (2000:11), motivasi dari luar adalah pembangkit, penguat, dan penggerak seseorang yang diarahkan untuk mencapai tujuan.  Dari beberapa pendapat diatas maka, jelas motivasi merupakan faktor yang berarti dalam mendorong seseorang untuk menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi serta meningkatkan semangat sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Menurut Sudirman (2007) motiv yang diartikan sebagai penggerak yang mendorong seseorang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai satu tujuan. Motif yang sudah aktif disebut motivasi, sedangkan menurut Berelson dan Stener ( dalam Sofiah nur. 2003 : 14) mendifinisikan motiv sebagai suatu keadaan di dalam diri seseorang yang mendorong, mengangtifkan atau menggerakkan, dan mengarahkan perilaku pada tujuan. Sedangkan menurut Koontz motivasi adalah istilah umum mencakup keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya yang sejenis. Hal-hal yang yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu berasal dari luar diri seseorang disebut motivator. Sdangkan menurut Mc Donald, dalam Sudirma (2007) mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”filing” dan ddahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Para pakar Humanistik menitik-beratkan pentingnya motivasi dari dalam diri sendiri (self-motivation). Mereka menganjurkan agar guru-guru mendorong dan menumbuh kembangkan rasa ingin tahu dan minat siswa dalam belajar, sedangkan para pakar Behavioristik pula menekankan pentingnya guru menciptakan kondisi belajar  yang dapat memotivasi siswa. Mereka menganjurkan agar guru mengaitkan kegiatan belajar dengan rangsangan yang menimbulkan perasaan senang dan membentuk tingkah laku siswa. 

Motivasi merupakan jantung-nya proses belajar, oleh kerana motivasi begitu penting dalam proses pembelajaran, maka dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya ia kerjakan, maka perlu diselididki sebabnya. Sebab sebab itu bisa bermacam macam, mungkin ia kurang senang, mungkin ia sakit, lapar atau ada problem pribadi dalam diri siswa tersbut. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan  dalam diri siswa tersebut untuk melakukan sesuatu, karena tidak punya tujuan atau kebutuhan akan belajar. maka tugas guru yang pertama dan terpenting adalah membangkitkan atau membangun motivasi siswa terhadap apa yang akan dipelajari oleh pelajar. Motivasi bukan hanya menggerakkan tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku. siswa yang bermotivasi dalam pembelajaran akan menunjukkan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi dalam pelajaran, tanpa banyak bergantung kepada guru.

B. Jenis Motivasi
Menurut para pakar motivasi terdapat dua jenis motivasi yang umum, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan untuk melakukan sesuatu, yang disebabkan oleh faktor dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri dengan hasrat untuk mencapai tujuan tertentu, sedankan  motivasi ekstrinsik, yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu yang disebabkan oleh faktor dorongan dari luar diri sendiri untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Di dalam proses belajar, motivasi intrinsik lebih berperan untuk mendorong siswa dalam belajar. Namun bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak diperlukan dalam proses belajar mengajar, motivasi ekstrinsik dapat memancing timbulnya motivasi intrinsik. Banyak siswa yang termotivasi secara ekstrinsik dapat berhasil dalam belajar, seperti halnya dengan siswa yang termotivasi secara intrinsik, hal ini bergantung bagaimana guru dapat membantu siswa dengan cara yang tepat sesuai dengan keperluan siswa. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, seperti memberikan penghargaan atau hukuman, , memberikan hadiah atau hukuman, dan memberi tahu kemajuan yang dicapai oleh siswa. Masing-masing tehnik membangkitkan motivasi mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri, bergantung bagaimana  Guru harus menentukan cara yang paling tepat sehingga dengan melihat berbagai kelemahan, jika dapat dikurangi atau bahkan dihindarkan sama sekali, dan sebaliknya kelebihan  yang ada dalam membangkitkan motivasi siswa dapat dikembangkan.
Dari babarapa teori yang telah dikemkakan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu perbuatan, yang disebabkan adanya tujuan, baik dari internal maupun dari external. 

C. Guru Sebagai Motivator 
Sebagai seorang guru, kita memiliki tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesi guru.Tugas utama dan terpenting yang menjadi tanggung jawab seorang guru adalah memajukan, merangsang dan membimbing pelajar dalam proses belajar. Segala usaha kearah itu harus dirancang dan dilaksanakan oleh Guru dalam menjalankan tugasnya, yaitu menjadikan pembelajar bermakna serta memotivasi siswa dalam belajar. Oleh itu untuk untuk menjadikan pembelajaran dikelas berkesan maka guru harus berusaha memahami makna motivasi belajar itu sendiri dan mengembangkan serta menggerakkan motivasi pembelajaran pelajar itu ke tahap yang maksimum. Guru dapat memahami motivasi belajar jika sewaktu mengajar dia dapat melaksanakan langkah-langkah seperti berikut:

(1) Memahami tingkat kecerdasan siswanya. (2) Melaksanakan teknik memotivasi siswa. (3) Merumuskan tujuan belajar dan mengaitkan tujuan itu dengan minat siswa. (4) Menerapkan kebiasaan bertanya kepada siswa. (5) Melaksanakan aktivitas pengajaran dengan urutan yang sistematik. (6) Melaksanakan penilaian diagnostik. 7. Melaksanakan komunikasi dengan siswa yang kesulitan dalam belajar. 

Memotivasi siswa merupakan salah satu langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Jika guru telah berhasil membangun motivasi siswa sewaktu pembelajaran berlangsung, guru itu telah berhasil dalam  mengajar. Namun tugas ini tidaklah mudah, memotivasi siswa tidak hanya menggerakkan siswa agar aktif dalam belajar, akan tetapi juga mengarahkan dan membimbing siswa agar termotivasi untuk belajar secara terus menerus, walaupun dia berada di luar kelas ataupun setelah meninggalkan sekolah.

Mengapa memotivasi siwa itu sangat penting bagi guru? sebagian guru mungkin beranggapan bahawa tugas mereka sebagai guru hanyalah mengajar saja, bukan menimbulkan minat belajar kepada siswa  Guru seperti ini hanya menghabiskan waktu di dalam kelas hanya untuk menuangkan bahan pelajaran kepada siswa. Guru yang tidak memperhatikan apakah pembelajaran yang dilakukan guru dapat mempengaruhi tingkah laku atau perkembangan siswa dalam belajar. 

Jika siswa tidak termotivasi dalam belajar maka siswa tidak akan dapat menerima pelajaran dengan baik, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri. Siswa yang tidak berminat terhadap apa yang diajarkan oleh guru dapat menimbulkan suatu perasaan benci terhadap mata pelajaran itu, bahkan untuk selanjutnya siwa itu tidak akan ingin pernah mempelajarinya.  Di dalam kelas yang kita ajar mungkin kita akan mendengar siswa berkata, "Saya tidak mampu belajar matematika".  Jika kita teliti permasalahannya, bukan kerana mata pelajaran matematika sukar atau tidak menyenangkan, tetapi kerana guru mata pelajaran itu tidak menggunakan strategi yang berkesan, sehingga pelajar tidak tertarik untuk mempelajarinya. Siswa tidak bermotivasi dalam belajar, bahkan sebagian besar siswa merasakan bahwa mata pelajaran matematika menjadi sangat menakutkan.

Guru seharusnya meluangkan waktu pada saat mengajar untuk memotivasi siswa. siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar akan melakukan lebih banyak aktivitas dan dapat meningkatkan prestasinya, jika dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi pada saat belajar.  Jika guru dapat membangkitkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran yang diajar maka diharapkan siswa akan sentiasa senang terhadap mata pelajaran matematika.

Sesungguhnya usaha memotivasi siswa dalam pendidikan adalah merupakan suatu proses (1) membimbing siswa untuk memberikan pengalaman saat proses belajar sedang berlangsung; (2) memberikan semangat dan keaktifan pada diri siswa sehingga dia benar-benar bersedia untuk belajar; dan (3) perhatian siswa dalam belajar, untuk meraih hasil belajar yang baik.
ARTIKEL TERKAIT : MOTIVASI BELAJAR  
MOTIVASI BERAFILIASI 
PENGERTIAN MOTIVASI

0 Response to "PENGERTIAN MOTIVASI"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close