9 Tips Cara Mendisiplinkan Peserta Didik atau Siswa dengan Kasih Sayang
Tuesday 24 July 2018
Add Comment
9 Tips Cara Mendisiplinkan Peserta Didik atau Siswa dengan Kasih Sayang_ Mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang dapat dilakukan secara demokratis, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan guru tutwuri handayani.
Reisman and Payne( 1987: 239- 241) mengemukakan strategi umum mendisiplinkan peserta didik sebagai berikut.
9 Tips Cara Mendisiplinkan Peserta Didik atau Siswa dengan Kasih Sayang
1. Konsep diri (self – concept)
Konsep diri (self – concept); Strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri peserta didik merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri guru disarankan bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta didik dapat mengekplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan masalah.
2.Keterampilan berkomunikasi (communication skills)
Keterampilan berkomunikasi (communication skills); guru harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu menerima semua perasaan, dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.
3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical consequences)
Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical consequences); perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya.
Baca juga: 12 Cara Menasehati Anak Yang Keras Kepala
Hal ini mendorong munculnya perilaku-perilaku salah. Untuk itu, guru disarankan:a) menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah, sehingga mampu membantu peserta didikdalam mengatasi perilakunya, dan b) memanfaatkan akibat-akibat logis yang alami dari perilaku yang salah.
4. Klarifikasi nilai (value clarification)
Klarifikasi nilai (value clarification);strategi ini dilakukan untuk membantu peserta didikdalam menjawab pertanyaannya sendiritentang nilai-nilai dan bentuk sistem nilainya sendiri.
5. Analisis transaksional (transactional analysis)
Analisis transaksional (transactional analysis); disarankan agar guru bersifat dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
6. Terapi realitas (reality therapy)
Terapi realitas (reality therapy); Guru perlu bersikap positif dan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan disekolah, dan melibatkan peserta didik secara oftimaldalam pembelajaran.
7. Disiplin yang integrasi (assertive discipline)
Disiplin yang integrasi (assertive discipline); guru harus mampu mengendalikan, mengembangkan dan mempertahankan peraturan, dan tata tertib sekolah, termasuk pemanfaatan papan tulis untuk menuliskan nama-nama peserta didik yang berperilaku menyimpang.
8. Modifikasi perilaku (behavior modification)
Modifikasi perilaku (behavior modification); guru harus menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, yang dapat memodifikasi perilaku peserta didik.
9. Tantangan bagi disiplin (dare to discipline);
Tantangan bagi disiplin (dare to discipline); guru harus cekatan terorganisasi, dan tegas dalam mengendalikan disiplin peserta didik.
Untuk mendisiplinkan peserta didik dengan berbagai strategi tersebut guru harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:.
1. Mempelajari pengalaman peserta didik melalui kartu catatan komulatif;
2. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya melalui daftar hadir di sekolah;
3. Mempertimbangkan lingkungan sekolah dan lingkungan peserta didik;
4. Memberikan tugas yang jelas, dapat difahami, dan tidak bertele-tele;
5. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan;
6. Berdiri didekat pintu pada waktu mulai pergantian pelajaran agra peserta didik tetap berada dalam posisinya sampai pelajaran berikutnya dilaksanakan;
7. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran,agar dijadikan teladan oleh peserta didik;
8. Berbuat sesuatu yang berfariasi, jangan monoton; sehingga membanu disiplin dan gairah belajar peserta didik;
9. Menyesuaikan ilustrasi dan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan memaksakan peserta didiksesuai dengan pemahaman guru, atau mengukur peserta didik dari kemampuan gurunya; dan
10. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.
Demikianlah 9 Tips Cara Mendisiplinkan Peserta Didik atau Siswa dengan Kasih Sayang, semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda.
Reisman and Payne( 1987: 239- 241) mengemukakan strategi umum mendisiplinkan peserta didik sebagai berikut.
9 Tips Cara Mendisiplinkan Peserta Didik atau Siswa dengan Kasih Sayang
1. Konsep diri (self – concept)
Konsep diri (self – concept); Strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri peserta didik merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri guru disarankan bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta didik dapat mengekplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan masalah.
2.Keterampilan berkomunikasi (communication skills)
Keterampilan berkomunikasi (communication skills); guru harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu menerima semua perasaan, dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.
3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical consequences)
Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical consequences); perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya.
Baca juga: 12 Cara Menasehati Anak Yang Keras Kepala
Hal ini mendorong munculnya perilaku-perilaku salah. Untuk itu, guru disarankan:a) menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah, sehingga mampu membantu peserta didikdalam mengatasi perilakunya, dan b) memanfaatkan akibat-akibat logis yang alami dari perilaku yang salah.
4. Klarifikasi nilai (value clarification)
Klarifikasi nilai (value clarification);strategi ini dilakukan untuk membantu peserta didikdalam menjawab pertanyaannya sendiritentang nilai-nilai dan bentuk sistem nilainya sendiri.
5. Analisis transaksional (transactional analysis)
Analisis transaksional (transactional analysis); disarankan agar guru bersifat dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
6. Terapi realitas (reality therapy)
Terapi realitas (reality therapy); Guru perlu bersikap positif dan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan disekolah, dan melibatkan peserta didik secara oftimaldalam pembelajaran.
7. Disiplin yang integrasi (assertive discipline)
Disiplin yang integrasi (assertive discipline); guru harus mampu mengendalikan, mengembangkan dan mempertahankan peraturan, dan tata tertib sekolah, termasuk pemanfaatan papan tulis untuk menuliskan nama-nama peserta didik yang berperilaku menyimpang.
8. Modifikasi perilaku (behavior modification)
Modifikasi perilaku (behavior modification); guru harus menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, yang dapat memodifikasi perilaku peserta didik.
9. Tantangan bagi disiplin (dare to discipline);
Tantangan bagi disiplin (dare to discipline); guru harus cekatan terorganisasi, dan tegas dalam mengendalikan disiplin peserta didik.
Untuk mendisiplinkan peserta didik dengan berbagai strategi tersebut guru harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:.
1. Mempelajari pengalaman peserta didik melalui kartu catatan komulatif;
2. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya melalui daftar hadir di sekolah;
3. Mempertimbangkan lingkungan sekolah dan lingkungan peserta didik;
4. Memberikan tugas yang jelas, dapat difahami, dan tidak bertele-tele;
5. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan;
6. Berdiri didekat pintu pada waktu mulai pergantian pelajaran agra peserta didik tetap berada dalam posisinya sampai pelajaran berikutnya dilaksanakan;
7. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran,agar dijadikan teladan oleh peserta didik;
8. Berbuat sesuatu yang berfariasi, jangan monoton; sehingga membanu disiplin dan gairah belajar peserta didik;
9. Menyesuaikan ilustrasi dan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan memaksakan peserta didiksesuai dengan pemahaman guru, atau mengukur peserta didik dari kemampuan gurunya; dan
10. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.
Demikianlah 9 Tips Cara Mendisiplinkan Peserta Didik atau Siswa dengan Kasih Sayang, semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda.
0 Response to "9 Tips Cara Mendisiplinkan Peserta Didik atau Siswa dengan Kasih Sayang"
Post a Comment