Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Wednesday 14 December 2016
Add Comment
A. Pengertian
Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: Kooperatif
dalam bahasa Inggris disebut dengan “cooperate” yaitu bekerja sama. Model pembelajaran kooperatif
didasarkan atas falsafah “homo homini socius” falsafah ini menekankan bahwa
manusia adalah makhluk sosial (Lie, 2008). Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus
diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses
kelompok.
Slavin
(2010) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model
atau acuan pembelajaran
dimana dalam proses pembelajaran yang
berlangsung, peserta didik mampu belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan
struktur kelompoknya yang bersifat heterogen atau dengan karakteristik yang
berbeda-beda. Guru sebagai perancang dan
pelaksana dalam pembelajaran kooperatif harus memperhatikan beberapa konsep
dasar tentang pembelajaran kooperatif.
Djahiri K (Isjoni, 2014) menyebutkan cooperative learning sebagai pembelajaran
kelompok yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar siswa sentris,
humanistik, dan demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan
lingkungan belajarnya. Eggan dan Kauchak (Isjoni, 2014) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan peserta didik
bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Sanjaya(2010)
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan model pengelompokan/
Tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.
Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab
individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota
kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi
untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan
yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.
Muslich
(2009) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
belajar dalam bentuk berbagai informasi dan pengalaman, saling merespon, dan
saling berkomunikasi. Bentuk belajar ini tidak hanya membantu peserta didik
belajar tentang materi, tetapi juga konsisten dengan penekanan belajar
kontekstual dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan yang nyata peserta didik
akan menjadi warga yang hidup berdampingan dan berkomunikasi dengan warga lain.
Beberapa
pendapat di atas dapat saling melengkapi tentang pengertian pembelajaran kooperatif . Jadi dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada
peserta didik agar bekerja sama selama berlansungnya proses pembelajaran
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw
Jigsaw
pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson dan
teman-temannya di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
teman-temannya di Universitas John Hopkins (Arends, 2001). Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
peserta didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang
lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi juga
harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya
yang lain. Dengan demikian peserta didik saling tergantung satu dengan yang
lain dan harus bekerja sama secara kooperatif
untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Lie, 2008). Teknik ini dapat digunakan
dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.
Teknik
ini menekankan bahwa guru perlu memperhatikan skemata atau latar belakang
pengalaman peserta didik dan membantu peserta didik mengaktifkan skemata ini
agar bahan pelajaran menjadi bermakna. Selain itu, peserta didik bekerja sama
dengan sesama peserta didik dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi. Pembelajaran kooperatif
teknik jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends,2001).
Model
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling
ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi
pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota
kelompok yang lain (Arends, 2001). Para anggota dari tim-tim yang berbeda
dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama
lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian peserta
didik itu kembali pada tim/ kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada
pertemuan tim ahli.
Pada
model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu
kelompok induk peserta didik yang beranggotakan peserta didik dengan kemampuan,
asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan
gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok peserta didik yang
terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk
mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok
asal.
C. Langkah – langkah Model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw
Langkah – langkah dalam
penerapan tipe Jigsaw menurut Arends (
Donni, 2015 ) adalah sebagai berikut :
-Guru membagi suatu
kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6
peserta didik dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok
asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian
materi pelajaran yang akan dipelajari peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
-Dalam tipe Jigsaw ini, setiap peserta didik
diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua
peserta didik dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam
kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group / CG). Dalam kelompok
ahli, peserta didik mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta
menyusun rencana bagaiman menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok
asal.
-Kelompok asal tersebut
oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw ( gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan
jumlah 40 peserta didik dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan
tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pemblajaran, maka dari 40
peserta didik akan terdapat 5 kelompok ahli yang branggotakan 8 peserta didik
dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 peserta didik. Setiap anggota kelompok
ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh
atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik
yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
-Setelah peserta didik
berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan
presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok
untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat
menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
-Guru memberikan kuis
untuk peserta didik secara individual.
-Guru memberikan
penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
-Materi sebaiknya secara
alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
-Perlu diperhatikan
bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan
suatu tuntunan dan isi materi yang runtut
serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
D. Kelebihan
dan Kelemahan model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
1. Kelebihan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
-Mampu mengembangkan
hubungan antar pribadi positif di antara peserta didik yang memiliki kemampan
belajar yang berbeda .
-Menerapkan bimbingan
sesama teman
-Rasa harga diri peserta
didik yang lebih tinggi
-Pemerataan penguasaan
materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
-Model pembelajaran ini
dapat melatih siswa untuk lebih aktifdalam berbicara dan berpendapat
-Dapat digabungkan
dengan strategi metode mengajar lainnya
-Pemahaman materi lebih
mendalam
-Meningkatkan motivasi
belajar
-Melatih rasa tanggung
jawab akan tugasnya secara individu maupun kelompok
-Menumbuhkan kesadaran
akan adanya kelebihan dan kekurangan orang lain maupun dirinya sendiri
2. Kekurangan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
-Siswa yang aktif akan
lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.
-Siswa yang memiliki
kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk
menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagi tenaga ahli
-Siswa yang cerdas
cenderung bosan
Demikianlah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, dalam penerapannya seorang guru harus mampu memahami sepenuhnya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw agar pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw bisa sesuai dengan sintaks dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan maksimal.
0 Response to "Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw"
Post a Comment