PENGERTIAN METODE DISKUSI
Saturday 9 April 2016
Add Comment
PENGERTIAN METODE DISKUSI
A.Pengertian metode diskusi
Diskusi adalah pertemuan yang dilakukan dua orang atau lebih yang didalam pertemuan itu membahas sebuah masalah yang kemudian diputuskan bersama. Menurut Syaiful Sagala (2009 : 208) menyatakan Bahwa: Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenarannya.
Sejalan dengan pendapat diatas Wina Sanjaya (2009 : 154) berpendapat bahwa: Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan masalah suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat keputusan.
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi : pertama, diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antara siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah atau demonstrasi. Kalau metode ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir dengan baik hingga guru tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode diskusi. Pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir dengan sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa, materi pembelajaran ditentukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.
B.Jenis-jenis Diskusi
Untuk mendapatkan melaksanakan diskusi di kelas, seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya nanti dapat menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan (M. Firdaus Zarkasi, 2009 : 78-81).
1) Diskusi Formal
Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta pembicara yang diatur secara formal, contohnya: sidang DPR. Sedangkan aturan yang dipakai dalam diskusi ini biasanya ketat dan rapi. Jumlah peserta siswa yang menjadi peserta pun umumnya lebih banyak bahkan dapat melibatkan seluruh siswa didalam kelas.
2) Diskusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada yang dipakai dalam diskusi-diskusi lainnya, karena sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya biasanya dalam diskusi keluarga, dan dalam belajar mengajar dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar dimana satu sama lain bersifat “face to face relationship”.
3) Diskusi Panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan non aktif. Peserta aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan peserta non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.
4) Diskusi Dalam Bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi symposium disampaikan oleh seorang pemasaran atau lebih (umumnya lebih). Pemasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangan nya mengenai topik yang sama tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.
5) Lecture Discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, kemudian didiskusikan. Disini biasanya hanya satu pandangan atau persoalan saja.
Berdasarkan jenis-jenis diskusi yang dikemukakan diatas maka peneliti memilih diskusi formal didalam pelaksanaan pembelajaran agar siswa lebih tertib didalam bereksplorasi mengembangkan materi pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran diskusi formal adalah sebagai berikut:
(a) Dipimpin oleh moderator sebagai pengarah diskusi
(b) Notulen, atau sekretaris yang mencatat hal –hal penting dalam diskusi
(c) Penyaji materi dalam diskusi
(d) Dan pelaksanaan diskusi terkesan tertib dari jenis diskusi yang lain.
C. langkah-langkah pembelajaran diskusi
Adapun langkah-langkah pembelajaran diskusi formal menurut M. Firdaus Zarkasi (2009:79) adalah : (a) menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (b). Membagi kelompok, (c) Menentukan tugas-tugas dalam kelompok seperti pokok bahasan apa yang akan dibahas, (d) membagi tugas dalam kelompok dalam hal ini tugas sebagai moderator, notulen, penyaji dan apa tugas dan fungsi anggota (e) mengerjakan tes secara individu. (f). pemeriksaan tes. (g) penghargaan kelompok.
D. Kelemahan dan Kelebihan Metode Diskusi
Seperti halnya metode yang lain metode diskusi juga memiliki kelebihan dan kekurangan, hal ini dikemukakan langsung oleh Udin S. Winataputra, dkk (2005 : .16) menyatakan bahwa :
Ø Keunggulan
1. Siswa dapat berinteraksi sosial dengan lingkungan
2. Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
3. Siswa dapat memahami permasalahan sosial
4. Membina hubungan personal yang positif
5. Membina hubungan yang komunikatif
6. Siswa belajar memahami pikiran orang lain
Ø Kelemahan
1. Relatif memerlukan waktu yang banyak
2. Apabila siswa tidak memahami konsep simulasi tidak akan efektif.
3. Sangat tergantung pada aktifitas siswa.
4. Adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang dan kurang motivasi, simulasi kurang berhasil.
Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa diskusi juga berguna sekali untuk mengubah perilaku efektif siswa secara kongkrit. Dalam hal sikap atau nilai, perubahan sukar sekali diadakan jika siswa tidak diberi kesempatan menyatakan perasaannya. Pendapat diatas sejalan dengan W. james popham dan Eva L. Baker (2008 : 85) menyatakan bahwa: penggunaan diskusi secara terampil memungkinkan pembentukan sikap dalam suasana kelompok. Maka, dalam memilih diskusi sebagai suatu tehnik mengajar di kelas, perlu sekali dipertimbangkan tujuannya. Jika hendak mengubah perilaku kognitif pada taraf pengetahuan. PENGERTIAN METODE DISKUSI
A.Pengertian metode diskusi
Diskusi adalah pertemuan yang dilakukan dua orang atau lebih yang didalam pertemuan itu membahas sebuah masalah yang kemudian diputuskan bersama. Menurut Syaiful Sagala (2009 : 208) menyatakan Bahwa: Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenarannya.
Sejalan dengan pendapat diatas Wina Sanjaya (2009 : 154) berpendapat bahwa: Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan masalah suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat keputusan.
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi : pertama, diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antara siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah atau demonstrasi. Kalau metode ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir dengan baik hingga guru tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode diskusi. Pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir dengan sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa, materi pembelajaran ditentukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.
B.Jenis-jenis Diskusi
Untuk mendapatkan melaksanakan diskusi di kelas, seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya nanti dapat menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan (M. Firdaus Zarkasi, 2009 : 78-81).
1) Diskusi Formal
Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta pembicara yang diatur secara formal, contohnya: sidang DPR. Sedangkan aturan yang dipakai dalam diskusi ini biasanya ketat dan rapi. Jumlah peserta siswa yang menjadi peserta pun umumnya lebih banyak bahkan dapat melibatkan seluruh siswa didalam kelas.
2) Diskusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada yang dipakai dalam diskusi-diskusi lainnya, karena sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya biasanya dalam diskusi keluarga, dan dalam belajar mengajar dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar dimana satu sama lain bersifat “face to face relationship”.
3) Diskusi Panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan non aktif. Peserta aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan peserta non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.
4) Diskusi Dalam Bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi symposium disampaikan oleh seorang pemasaran atau lebih (umumnya lebih). Pemasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangan nya mengenai topik yang sama tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.
5) Lecture Discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, kemudian didiskusikan. Disini biasanya hanya satu pandangan atau persoalan saja.
Berdasarkan jenis-jenis diskusi yang dikemukakan diatas maka peneliti memilih diskusi formal didalam pelaksanaan pembelajaran agar siswa lebih tertib didalam bereksplorasi mengembangkan materi pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran diskusi formal adalah sebagai berikut:
(a) Dipimpin oleh moderator sebagai pengarah diskusi
(b) Notulen, atau sekretaris yang mencatat hal –hal penting dalam diskusi
(c) Penyaji materi dalam diskusi
(d) Dan pelaksanaan diskusi terkesan tertib dari jenis diskusi yang lain.
C. langkah-langkah pembelajaran diskusi
Adapun langkah-langkah pembelajaran diskusi formal menurut M. Firdaus Zarkasi (2009:79) adalah : (a) menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (b). Membagi kelompok, (c) Menentukan tugas-tugas dalam kelompok seperti pokok bahasan apa yang akan dibahas, (d) membagi tugas dalam kelompok dalam hal ini tugas sebagai moderator, notulen, penyaji dan apa tugas dan fungsi anggota (e) mengerjakan tes secara individu. (f). pemeriksaan tes. (g) penghargaan kelompok.
D. Kelemahan dan Kelebihan Metode Diskusi
Seperti halnya metode yang lain metode diskusi juga memiliki kelebihan dan kekurangan, hal ini dikemukakan langsung oleh Udin S. Winataputra, dkk (2005 : .16) menyatakan bahwa :
Ø Keunggulan
1. Siswa dapat berinteraksi sosial dengan lingkungan
2. Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
3. Siswa dapat memahami permasalahan sosial
4. Membina hubungan personal yang positif
5. Membina hubungan yang komunikatif
6. Siswa belajar memahami pikiran orang lain
Ø Kelemahan
1. Relatif memerlukan waktu yang banyak
2. Apabila siswa tidak memahami konsep simulasi tidak akan efektif.
3. Sangat tergantung pada aktifitas siswa.
4. Adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang dan kurang motivasi, simulasi kurang berhasil.
Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa diskusi juga berguna sekali untuk mengubah perilaku efektif siswa secara kongkrit. Dalam hal sikap atau nilai, perubahan sukar sekali diadakan jika siswa tidak diberi kesempatan menyatakan perasaannya. Pendapat diatas sejalan dengan W. james popham dan Eva L. Baker (2008 : 85) menyatakan bahwa: penggunaan diskusi secara terampil memungkinkan pembentukan sikap dalam suasana kelompok. Maka, dalam memilih diskusi sebagai suatu tehnik mengajar di kelas, perlu sekali dipertimbangkan tujuannya. Jika hendak mengubah perilaku kognitif pada taraf pengetahuan. PENGERTIAN METODE DISKUSI
#PENGERTIAN METODE DISKUSI
#METODE DISKUSI
#METODE DISKUSI
0 Response to "PENGERTIAN METODE DISKUSI"
Post a Comment