Pendekatan kooperatif tipe STAD

Pendekatan kooperatif tipe STAD 
A. Pengertian pendekatan kooperatif 
Yang dimaksud dengan pendekatan kooperatif adalah model pembelajaran yang sistematis  dengan mengelompokkan murid untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan mengintegrasikan keterampilan sosial yang bernuansa akademik. Dalam hal ini pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami  dalam belajar, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi tertinggi. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompoknya belum menguasai bahan pelajaran. 

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk  membelajarkan kecakapan akademik (academic Skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termaksud interpersonal skill (Riyanto, 2008: 271)
Menurut Davidson dan karoll  (1991) belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung dilingkungan belajar dalam kelompok kecil untuk saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif  untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka. lebih lanjut, kooper dan heinich (Asma, 2006: 11) menjelaskan bahwa : Pembelajaran kooperatif sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas akademik bersama, sambil bekerja sama belajar keterampilan-keterampilan kolaboratif dan sosial. Anggota-anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. 

Di dalam kelas kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Menurut Suherman (1993) jika kelompok terlalu kecil akan mengakibatkan kesulitan dalam berinteraksi dan jika terlalu besar akan mengakibatkan kesulitan dalam melakukan koordinasi dan mencapai kesepakatan antar sesama anggota kelompok. 

Dengan pembagian kelompok ini Masing-masing kelompok terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, rendah, dan jenis kelamin yang berbeda. Selama belajar secara kooperatif, siswa tetap berbeda dalam kelompoknya selama beberapa minggu atau bulan. Supaya dapat terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kerja yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Menurut Arends (Asma, 2006: 16) membagi unsur-unsur dasar belajar kooperatif yakni: (1)    siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”, (2) siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri, (3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki  tujuan yang sama, (4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di antara anggota kelompoknya, (5) siswa akan dikenakan atau akan diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, (6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar, (7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompoknya 

Dari beberapa pendapat di atas maka pendekatan kooperatif dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok kecil dimana dengan pembagian kelompok ini siswa bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah untuk mencapai tujuan bersama.

B. Karakteristik pendekatan kooperatif 
Slavin (1995) mengemukakan ada  tiga konsep utama yang menjadi karakteristik belajar kooperatif, yaitu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil. 
1)  Penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok  mencapai skor sesuai kriteria yang ditentukan. 
2)Pertanggungjawaban individu, keberhasilan kelompok tergantung pada pertanggungjawaban individu dari semua anggota kelompok. Adanya pertanggungjawaban secara individu menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi kuis/tes dan tugas-tugas lainnya, tanpa bantuan teman kelompok. 
3) Kesempatan yang sama untuk berhasil. Belajar kooperatif menggunakan metode penskoran untuk menentukan skor perkembangan individu. Skor perkembangan ini berdasarkan pada peningkatan skor tes yang diperoleh siswa dari tes yang terdahulu. Dengan menggunakan metode penskoran ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompok.

C. Tujuan dan manfaat pendekatan kooperatif 
Model pembelajaran Kooperatif berorientasi pada murid yang bertujuan mempersiapkan murid sebagai ahli informasi yang mampu mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada teman pada anggota kelompok lainnya. Di samping itu model Kooperatif  ini bertujuan untuk memupuk jiwa dan semangat kerja sama dalam kelompok untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan (Asnaeni, 2004: 9). Adapun manfaat pendekatan Kooperatif adalah meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi, melatih kepekaan diri, simpati pada variasi perbedaan sikap selama bekerja, mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar, meningkatkan sikap yang positif, dan meningkatkan prestasi belajar. 

D. Keunggulan pendekatan kooperatif 
Wina Sanjaya (2006: 249) keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya: 1) Melalui pendekatan kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. 2) Pendekatan kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide tau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. 3)  Pendekatan kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (rill) 4)  Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. 5)  Pendekatan kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. 6)  Pendekatan kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. 

Berdasarkan pendapat pakar di atas tentang keunggulan pembelajaran kooperatif seabagai suatu strategi pembelajaran, Maka peneliti menyimpulkan keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatau strategi pembelajaran adalah sebagai berikut: 
1) Mengjadikan siswa sebagai subjek, Artinya siswa yang secara kereatif dan aktif berfikir dan menemukan informasi dari berbagai sumber. 
2) Pembelajaran yang realistik, Artinya pembelajaran yang melibatkan pengalaman atau materi secara nyata. 
3) Pembelajarannya merangsang kemampuan berpikir
4) Pembelajaranya dapat menumbuhkan kamampuan bersosial Siswa  
E. Model STAD (Studendt Team Achievement Division ) 
Model STAD adalah salah satu model belajar kooperatif yang paling sederhana, Sehingga model belajar tersebut dapat digunakan oleh guru-guru yang baru memulai menggunakan model belajar kooperatif. Slavin (1994) menyatakan bahwa dalam STAD siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu, berimbang menurut jenis kelamin. 

Pembelajaran kooperatif model STAD merupakan salah satu model pembelajarannya yang terstruktur dan sistematis, di mana kelompok–kelompok kecil bekerjasama untuk mencapai tu, anggota-anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.  

Berdasarkan beberapa defenisi di atas dapat dikatakan bahwa belajar model kooperatif learning tipe STAD mendasarkan bahwa siswa bekerjasama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktifitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.

Dalam kegiatan pembelajaran, penerapan belajar kooperatif Model STAD dilaksanakan melalui tahap persiapan pembelajaran, penyajian materi, belajar kelompok, pemeriksaan hasil kegiatan kelompok, tes, pemeriksaan hasil tes, dan penghargaan kelompok (Asma, 2006). 
a. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan langkah-langkah Pembelajarannya terbagi atas : 
1)   Materi
Materi pembelajaran dalam belajar kooperatif dengan menggunakan model STAD dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara berkelompok. Sebelum menyajikan materi pelajaran, dibuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok, lembar jawaban dan lembar kegiatan tersebut.
2)  Menempatkan siswa dalam kelompok
Menempatkan siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari empat dan lima orang dengan cara mengurutkan siswa dari atas ke bawah berdasarkan kemampuan akademiknya dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut dibagi menjadi lima bagian. Kemudian diambil satu siswa dari tiap kelompok sebagai anggota kelompok. Kelompok yang sudah terbentuk diusahakan berimbang menurut kemampuan akademik dan jenis kelamin.
3)   Menentukan skor dasar
Skor dasar merupakan skor rata-rata pada kuis/tes sebelumnya. Jika mulai menggunakan STAD setelah memberi tes kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal, maka skor tes tersebut dapat dipakai sebagai skor dasar. Selain skor kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal, nilai siswa pada semester sebelumnya juga dapat digunakan sebagai skor dasar.

b. Tahap penyajian materi
Tahap penyajian materi ini menggunakan waktu sekitar 20-45 menit. Setiap pembelajaran dengan model ini, selalu dimulai dengan penyajian materi oleh guru. Sebelum penyajian materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan prasyarat dan sebagainya. Dalam penyajian kelas dapat digunakan model ceramah, tanya jawab, diskusi, dan sebagainya, disesuaikan dengan isi bahan ajar dan kemampuan pelajar. 

c. Tahap kegiatan belajar kelompok
Dalam setiap belajar kelompok digunakan lembar kegiatan, lembar tugas, dan lembar kunci jawaban masing-masing dua lembar untuk setiap kelompok, dengan tujuan agar terjalin kerja sama di antara anggota kelompoknya. Lembar kegiatan dan lembar tugas diserahkan pada saat kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci jawaban diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan. Setelah menyerahkan lembar kegiatan dan lembar tugas, guru menjelaskan tahapan dan fungsi belajar kelompok dari model STAD. Setiap siswa mendapat kesempatan memimpin anggota-anggota di dalam kelompoknya, dengan harapan bahwa setiap anggota kelompok termotivasi untuk memulai pembicaraan dalam diskusi. Pada awal pelaksanaan kelompok dengan model STAD diperlukan adanya diskusi dengan siswa tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam kelompok kooperatif. Hal-hal yang perlu dilakukan pebelajar untuk menunjukkan tanggung jawab terhadap kelompoknya, misalnya: (1) meyakinkan bahwa setiap anggota kelompoknya telah mempelajari materi, (2) tidak seorang pun menghentikan belajar sampai semua anggota menguasai materi, (3) meminta bantuan kepada setiap anggota kelompoknya untuk menyelesaikan masalah sebelum menanyakan kepada gurunya, (4) setiap anggota kelompok berbicara secara sopan satu sama lain, saling menghormati dan menghargai.

d. Tahap pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok
Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dilakukan dengan mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap kelompok. Pada tahap kegiatan ini, diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban kelompok tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Pada tahap ini pula dilakukan pemeriksaan hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban, dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan. 
a. Tahap siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual
Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai dengan kemampuannya. Siswa dalam tahap ini tidak diperkenankan bekerja sama. 
b. Tahap pemeriksaan hasil tes
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, membuat daftar skor peningkatan setiap individu, yang kemudian dimasukkan menjadi skor kelompok. Peningkatan rata-rata skor setiap individual merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian kelompok. 
c. Tahap penghargaan kelompok
Setelah diperoleh hasil tes, kemudian dihitung skor peningkatan individual berdasarkan selisih perolehan skor tes terdahulu (skor dasar) dengan skor tes terakhir.    
Baca juga : Pendekatan kontrustivistik 
Pendekatan InQuiry
Pendekatan kooperatif tipe STAD, Pembelajaran kooperatif model STAD,
belajar model kooperatif learning tipe STAD

0 Response to "Pendekatan kooperatif tipe STAD"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close