5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa_ Defenisi keterampilan berpikir kritis, Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru. Menurut Jonson (dalam Emi Rofiah,2013). Kemampuan berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan peserta didik mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pemikiran orang lain.

Aktivitas manusia tidak lepas dari kemampuan untuk berpikir, karena hal tersebut merupakan suatu ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Berpikir kritis memcakup keterampilan menafsirkan dan menilai, pengamatan, informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan logis, mencakup keterampilan membandingkan, mengklasifikasi, menghubungkan sebab akibat,  mendeskripsikan  pola, membuat analogi,  menyusun  rangkaian,  memberi alasan  secara  deduktif   dan   induktif,    peramalan,  perencanaan,  perumusan   hipotesis dan  penyampaian  kritik. Berpikir  kritis mencakup  penentuan  tentang  makna dan kepentingan dari  pada apa  yang  dilihat  atau    dinyatakan,  penilaian     argumen,  pertimbangan bagaimana kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai (Sohrah  S, 2015).     Berpikir kritis kadang-kadang dirujuk sebagai berpikir “kritis-kreatif”. 


Baca juga:

Ada dua alasan berkaitan dengan hal ini. Pertama, istilah berpikir kritis kadang-kadang dianggap agak bernada negatif, seolah-olah satu-satunya minat seseorang adalah mengkritik secara tajam argumen dan gagasan orang lain. Alasan kedua supaya mahir dalam mengevaluasi argumen dan gagasan kita acapkali harus imajinatif dan kreatif  mengenai kemungkinan-kemungkinan lain, pertimbangan-pertimbangan alternatif, berbagai pilihan, dan sebagainya. Supaya bisa menilai setiap isu dengan baik, tidak cukup hanya dengan melihat kesalahan-kesalahan pada apa yang orang lain katakan. Karena kedua alasan ini, menurut beberapa ahli ingin berbicara tentang berpikir krits “kritis-kreatif” untuk menekankan aspek-aspek positif dan imajinatif dari berpikir kritis. 

Singkatnya, berpikir kritis adalah sejenis berpikir kreatif dan yang secara khusus berhubungan dengan kualitas pemikiran atau argumen yang disajikan untuk mendukung suatu keyakinan atau rentetan tindakan. Berpikir kriti  adalah aktivitas terampil, yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi  (Fisher, 2009).

Kemampuan berpikir kritis  merupakan  kemampuan  berpikir tingkat tinggi yang mencakup  kecendrungan dan keterampilan kognitif untuk  memecahkan  masalah, memformulasi  kesimpulan,  menghitung  kemungkinan, dan  membuat  keputusan  apa yang  harus  diyakini  atau  dilakukan.  Pentingnya  berpikir  kritis    sebenarnya   telah dibuktikan semenjak zaman Socres. Bahkan, pada kegiatan ilmiah juga  mempersyaratkan  pemikiran  yang  kritis,  sangat mengejutkan melihat sedikitnya lulusan mahasiswa yang dapat menunjukkan kemampuannya untuk berpikir tingkat tinggi. Ketidakmampuan  output pembelajaran untuk berpikir kritis telah menjadi isu nasional yang harus ditanggulangi (Hardianti, 2013). 


Sedangkan,  Rudinow & Barry (dalam Fisher 2009)  mendefinisikan berpikir kritis sebagai sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-kepercayaan yang logis dan rasional, dan memberikan serangkaian standar dan prosedur untuk menganalisis, menguji dan mengevaluasi. Berpikir kritis adalah metode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah untuk meningkatkan kualitas pemikirannya. Berpikir kritis juga diartikan sebagai aktivitas terampil yang menuntut interpretasi dan evaluasi terhadap observasi, komunikasi, dan sumber–sumber informasi lainnya (Fisher, 2008).
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,mengambil keputusa, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemapuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Pada prinsipnya, orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu. Mereka akan mencermati, menganalisis, Dan mengevaluasi informasi sebelum menentukan bagaimana mereka menerima atau menolak informasi. Jika belum memiliki cukup pemahaman, maka mereka juga mungkin menangguhkan keputusan mereka tentang informasi itu (Johnson dalam Sohrah S, 2015).

Berpikir kritis adalah berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang dimotivasi oleh keinginan untuk menemukan jawaban dan mencapai pemahaman. Pemikir kritis meneliti proses berpikir mereka sendiri dan proses berpikir orang lain untuk mengetahui apakah proses berpikir mereka masuk akal. Mereka mengevaluasi pemikiran tersirat dari apa yang mereka dengar dan baca, serta mereka meneliti proses berpikir mereka  sendiri saat menulis, memecahkan masalah, membuat keputusan untuk mengembangkan sebuah proyek. Berpikir kritis memungkinkan peserta didik  untuk menemukan kebenaran ditengah banjir kejadian dan informasi yang mengelilingi mereka setiap hari (Johnson E, 2002).  Dalam hal berpikir kritis, peserta didik dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan  proses mental yang terorganisir dan sistematis untuk memecahkan masalah, menganalisis informasi, dan  memformulasi kesimpulan  serta membuat suatu keputusan apa yang harus dilakuka.

Klasifikasi  keterampilan  berpikir kritis siswa

Seorang  anak dapat memiliki  tiga  kecerdasan,  yaitu  kecerdasan  isi,  kecerdasan  emosional,  dan  kecerdasan memproses. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses adalah    keterampilan    berpikir    kritis,    keterampilan    berpikir    kreatif,    keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan analisis. Fisher (dalam Sohrah S, 2015)  membagi strategi berpikir kritis ke dalam tiga jenis, yaitu: strategi afektif, kemampuan makro, dan keterampilan mikro. 

Ketiga jenis strategi intu satu sama lain saling berkaitan. Pertama, strategi afektif  bertujuan  untuk meningkatkan  berpikir independen  dengan sikap menguasai atau percaya diri. Peserta didik  didorong  untuk   mengembangkan  kebiasaan self questioning. Kedua, kemampuan makro adalah proses yang terlibat dalam berpikir, mengorganisasikan  keterampilan  dasar  yang  terpisah  pada    saat  urutan   yang diperluas dari pikiran, tujuannya tidak untuk menghasilkan suatu keterampilan-keterampilan yang saling terpisah, tetapi terpadu dan mampu berpikir komprehensif. Ketiga, keterampilan mikro adalah keterampilan yang menekankan pada kemampuan global. Berikut 5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dari masing-masing aspek berpikir kritis yang berkaitan dengan materi pelajaran:


5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 

a.Memberikan penjelasan sederhana 
Memberikan penjelasan sederhana, yang meliputi; memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan atau tantangan. 

b. Membangun keterampilan  dasar 
Membangun keterampilan  dasar,  yang  meliputi;  mempertimbangkan  bagaimana  sumber  dapat dipercaya,  mengamati  dan  mempertimbangkan   suatu  laporan  hasil  observasi. 

c. Menyimpulkan
Menyimpulkan, yang meliputi; mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan     hasil   induksi , membuat dan  menentukan  nilai  pertimbangan. 

d. Memberikan pertimbangan lanjut 
Memberikan pertimbangan lanjut, yang meliputi; mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, serta  mengidintifikasi  asumsi. 

e. Mengatur strategi dan taktik  
Mengatur strategi dan taktik, yang meliputi: menetukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Demikianlah 5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, seorang guru yang hendak berupaya memunculkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa sebaiknya mampu menguasai atau memahami 5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa agar hasil dari upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa bisa maksimal.

0 Response to "5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close