MENJADI ORANG TUA BER-EQ TINGGI

MENJADI ORANG TUA BER-EQ TINGGI 
Para peneliti yang mempelajari reaksi orang tua terhadap anak-anaknya menemukan bahwa ada tiga gaya yang umum bagaimana orang tua menjalankan perananya sebagai orang tua, yakni otoriter, permisif, dan otoritatif. Dalam bukunya Raising a Responsible Child. Elizabeth ellis menulis banyak penelitian menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari keluargayang menerapkan keotoriteran dan pengawasan ketat tidak memperlihatkan pola yang berhasil. Mereka cenderung tidak bahagia, penyediri, dan sulit mempercaya orang lain. Sebaliknya orang tua permisif berusaha menerima dan mendidik sebaik mungkin tetapi cenderung sangat pasif ketika sampai ke masalah penetapan batas-batas atau menanggapi ke tidak patuhan

Orang tua otoritatif berbeda dengan baik orang tua otoriter maupun orang tua permisif, berusaha menyeimbangkan antara batas-batas yang jelas dan lingkunganrumah yang baik untuk tumbuh. Orang tua otoritatif menghargai kemandirian anak-anaknya, tetapi menuntut mereka memenuhi standar tanggung jawab yang tinggi kepada keluarga, teman dan masyarakat. Upaya untuk jawab yang berprestasi mendapat dorongan dan pujian. Seperti yang mungkin anda harapkan, dari setiap penelitian, orang tua otoritatif dianggap mempunyai gaya yang lebih mungkin menghasilkan anak-anak percayadiri, mandiri, imajinatif, mudah beradaptasi, dan disukai banyak orang yakni anak-anak dengan kecerdasan emosional berderajat tinggi. Kasih sayang afirmatif berarti menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan emosi anak, dan mendukung melalui cara yang dengan jelas dikenal oleh anak. Kasih sayang ini berarti melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan emosi anak.

Penelitian juga mengungkapkan bahwa hubungan yang terbuka den saling menyayangi dengan anak akan memberikan efek jangka panjang berupa meningkatnya citra diri. Keterampilan menguasai situasi, dan mungkin kesehatan anak. Sebuah studi yang dilakukan oleh psikolog linda russek dan Gary schwartz pada pertemuan amerika Psychosomatic Society pada bulan maret 1996 menunjukkan pentingnya membangun hubungan yang positif dengan anak bagi masa depan mereka. Mereka yang sewaktu masih mahasiswa menuliskan kesan tentang orang tua yang lebih peyanyang, lebih jarang menderita penyakit serius dalam usia pertengahan, termasuk penyakit jantung dan hipertensi, lepas dari adanya faktor-faktor risiko penting seperti riwayat keluarga, usia dan kebiasaan merokok.

Belum lama ini, Dr. Russell Barkley, salah satu pakar termuka Amerika dalam penanganan gangguan akibat kurangnya perhatian (attention deficit disorder) pada anak-anak. Ia mengemukakan dalam bukunya Taking Charge of ADHD, bahwa orang tua dianjurkan meluangkan waktu khusus selama 20 menit per hari bersama anaknya sebagai cara untuk menjamin anak-anak mendapatkan manfaat dari ungkapan sayang yanf afirmatif. Meskipun hal ini sangat penting khsusnya bagi anak-anak yang menderita gangguan akibat kurangnya perhatian. Namun di satu sisi terlalu banyak menerima perhatian yang negatif dan celaan dari guru, teman, dan sesama anggota keluarga. Di samping itu, metode atau resep ini juga baik diterapkan kepada semua anak. Walaupun dalam banyak kasus menyediakan waktu khusus dua atau tiga kali dalam seminggu akan lebih realistis.

Bagi anak-anak berusia di bawah 9 tahun. Barkley menganjurkan agar orang tua menetapkan waktu khusus untuk berpartisipasi dengan anak-anaknya dalam kegiatan bermain. Selama waktu itu, orang tua harus menciptakan sesamayang tidak menuntut penilaian tetapi menarik menggarahkan, dan menunjukkan penerimaan. Menurut pBarkley, prinsip umum “waktu khusus” iniantara lain: 
1. Memuji anak anda bila ia berperilaku benar (misalnya dengan mengatakan: “wah, tinggi sekali menara yang kamu bangun”) tetapi pujian itu harus akurat, jujur, dan tidak dibuat-buat: 

2. Tunjukkan minat anda akan apa yang sedang dilakukan anak seperti berprestasi dalam kegiatannya, dengan mengatakan yang anda lihat, yaitu merefleksikan perasaannya, apa pun perasaan itu (misalnya, tampaknya kamu suka menyaksikan dua orang itu berterung, tetapi tidak kelihatan marah. Jadi, menurut Ayah, kamu hanya senang dengan teknik bertarung mereka) 

3. Jangan bertanya atau memerintah. Tugas anda adalah mengamati dan merefleksikan yang anda lihat, bukan mengendalikan atau memandu.    

Ada ratusan buku tentang cara terbaik untuk mendisiplinkan anak, namun disiplin yang efektif sebagaimana disebutkan dalam beberapa buku dapat disarikan menjadi beberapa prinsip dan strategi sederhana sebagai berikut:

Buatlah antara dan batas yang jelas yang saling berkaiatan dan berlakukan dengan tegas. Berbagai penelitian telah mennjukkan bahwa keerampian EQ pada anak-anak. Sayangnya, hanya sedikit di antara temuan ini yang memperoleh akademik yang terpaku pada paradigma tistik yang terencana dengan cermat dan dunia para pejuang di garis depan yang harus menghadapi keadaan yang berubah-ubah, yakni para guru dan profesional bidang kesehatan mental. Akan tetapi, kita tidak dapat lebih lama bertahan pada pola membesarkan dan mendidik anak yang hanya di dasarkan pada intisi atau “fatwa politik”. Sebagaimana kedokteran atau ilmu-ilmu “keras” lain, kita harus merujuk ke sebuah lembaga pengetahuan agar dapat membuat keputusan memasarkan informasi lengkap, karena ini akan mempengaruhi kesejahteraan sehari-hari anak. Seorang profesor di brown universitas William Damon, dengan tegas menerangkan masalah ini dalam kata pengantar bukunya Moral child.
 # MENJADI ORANG TUA BER-EQ TINGGI

0 Response to " MENJADI ORANG TUA BER-EQ TINGGI"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close