KALIMAT MAJEMUK

KALIMAT MAJEMUK 
A. PENGERTIAN KALIMAT MAJEMUK 
Pengertian menurut para ahli  : 
Keraf, 1984: 167: Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Sebagai contoh: ayah menulis surat sambil adik berdiri disampingnya, pola kalimat yang pertama adalah ayah menulis surat dan pola kalimat yang ke dua adalah adik berdiri disampingnya.
Chaer, 1994: 243: Kalimat majemuk yaitu sebuah kalimat yang di dalamnya terdapat lebih dari satu klausa.
Jamiludin, 1994: 62: Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
Alwi dkk, 1998: 385: Kalimat majemuk yaitu kalimat yang mengandung satu klausa atau lebih yang hubungan atar klausanya ditandai dengan kehadiran konjungtor (kata hubung) pada awal salah satu klausa tersebut dengan adanya pelesapan bagian dari klausa khususnya subjek.
Sehingga dapat kami simpulkan bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai 2 pola kalimat atau lebih yang memiliki kalimat penghubung yang dapat memperjelas kalimat tersebut.
Menurut Bambang dan Negoro, (1975: 52): kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk atas dua pola kalimat atau lebih. Artinya kalimat itu memiliki dua subjek dan dua predikat
Contoh: Usaha mereka berhasil, keduanya bersyukur kepada Allah. 
  
B. JENIS-JENIS KALIMAT MAJEMUK BESERTA CONTOHNYA 
1. KALIMAT MAJEMUK SETARA  
Kalimat majemuk setara adalah Kalimat gabung yang hubungan antarpola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat. Sederajat di sini berarti antara kalusa satu dengan yang lainnya tidak saling bergantungan. 
Kalimat majemuk setara dibagi menjadi 5 : 
a) Kalimat majemuk setara sejalan (penambahan/penjumlahan) 
Contoh:
Ibu menyapu lantai, Andini mengelap perabotan, dan Rudi merapikan mainan ke dalam
kardus.
Kalimat tersebut terdiri dari tiga klausa yaitu (1) /ibu menyapu lantai/ yang berpola SPO; (2)
/Andini mengelap perabotan/ yang berpola SPO; dan (3) / Rudi merapikan mainan ke dalam
kardus/ dengan pola SPOK. Konjungsi yang dipakai adalah [dan] 
b) Kalimat majemuk setara memilih (pemilihan) 
Contoh:
Kita akan melanjutkan perjalanan, atau kita beristirahat. 
c) Kalimat majemuk setara perlawanan
Contoh : Amir tidak pergi ke stasiun tetapi ke terminal  
d) Kalimat majemuk setara sebab akibat 
Contoh : Roy Martien ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat. 
e ) Kalimat majemuk setara menguatkan (penegasan). 

2. KALIMAT MAJEMUK RAPATAN 
Kalimat rapatan berasal dari kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan, karena kata-kata atau frasa dalam kalimat tersebut menduduki jabatan yang sama.Proses perapatan bagian tersebut diperoleh kalimat gabung yang lebih efektif, jelas dan tegas.
contoh:
- Sawah itu subur.
- Sawah itu luas.
Sawah itu subur dan luas. 

3. KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT 
Kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada. Bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk pola kalimat baru itu disebut anak kalimat atau klausa bawahan atau klausa sematan. Bagian kalimat yang menduduki fungsi lebih tinggi atau tetap disebut induk kalimat atau klausa atasan atau klausa utama. Macam dari kalimat majemuk bertingkat bergantung dari fungsi kalimat yang diperluas menjadi klausa. Apabila fungsi subjek diperluas menjadi klausa, dia akan berubah menjadi kalimat mejemuk bertingkat dengan klausa utama sebagai subjek. Demikian pula fungsi lainnya. Perhatikan contoh berikut ini
Kalimat tunggal : lelaki itu bekerja di bengkel ayahku
Kalimat majemuk bertingkat :lelaki berkaca mata hitam itu bekerja di bengkel ayahku.
Subjek pada kalimat di atas diperluas sehingga membentuk pola baru, dari [lelaki itu] menjadi /lelaki berkaca mata hitam/ yang memiliki pola SPPel.
 

4. KALIMAT MAJEMUK CAMPURAN 
Kalimat majemuk yang di dalamnya terdapat kombinasi kalimat majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat yang terdiri atas satu pola utama dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan atau sekurang-kurangnya dua pola utama dan satu atau lebih pola bawahan.
Contoh:
Ketika kami sedang makan malam, Amir datang membawa sebungkus sate ayam dan sepring gorengan hangat.
Klausa satu dan dua memiliki hubungan bertingkat dengan bentuk kalimat majemuk bertingkat perluasan keterangan waktu.Hal ini ditandai dengan penggunaan konjungsi [ketika] di awal kalimat.Klausa kedua dan ketiga ditandai dengan konjungsi [dan].Penggunaan konjungsi tersebut tentunya menunjukkan hubungan setara. 

C. CIRI-CIRI KALIMAT MAJEMUK 
Ciri-ciri kalimat majemuk setara: 
1. Klausa pembentuknya dapat dipisahkan menjadi kalimat tunggal tanpa adanya perubahan
maksud kalimat
2. Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
3. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
4. Menggunakan kata penghubung, yangbersifat kesetaraan.
5. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P 

1)    Kalimat majemuk setara sejalan (penambahan/penjumlahan) 
Ciri :
a. Intonasi disertai kesenyapan antara.
b. Konjungsi atu kata penghubung: dan, serta, lagi pula,tambahan lagi, dan sebagainya. 
2) Kalimat majemuk setara memilih (pemilihan
 Ciri-ciri  :                                                                                                                
a. Ada kesenyapan antara intonasi.                                                                                      
b. Penggunaan kata tugas: atau  
3) Kalimat majemuk setara perlawanan 
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata tugas: tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, dan sebagainya.
4) Kalimat majemuk setara sebab akibat 
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata hubung: sebab itu; karena, karena itu. 
5 ) Kalimat majemuk setara menguatkan (penegasan)
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Berkata hubung: bahkan.
Ciri-ciri kalimat majemuk rapatan       :
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Bagian pola kalimat baru, ada yang dibuang atau dirapatkan, sehingga merupakan kalimat minor.
c. Pola uraian, misalnya S. yang sama: S-P + ( ) – P 

Ciri-ciri kalimat majemuk bertingkat  :
• Ada kesenyapan antara intonasi.
• Perluasan bagian kalimat tunggal membentuk pola baru.
• Bagian pola kalimat baru menjadi anak kalimat.
• Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
• Anak kalimat bergantung pada induk kalimat (bertingkat).
• Nama anak kalimat sesuai dengan bagian jabatan yang diperluas
 
KALIMAT MAJEMUK

0 Response to "KALIMAT MAJEMUK"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close