PENGERTIAN STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING

STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING

A. PENGERTIAN STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING
Tompkins dan Hoskinson (Abbas, 2006: 137) mengatakan “Strategi aktivitas menulis terbimbing adalah kegiatan menulis yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada murid untuk memilih dan mengembangkan topik yang mereka senangi sehingga murid merasa memiliki dan bertanggung jawab atas tulisannya”. Sedangkan menurut Blake dan Spenato (Abbas, 2006: 138) mengatakan “aktivitas menulis terbimbing merupakan salah satu strategi yang berdasar pada pendekatan proses menulis dan dapat meningkatkan keterampilan menulis serta mencapai hasil pembelajaran”. Aktivitas menulis terbimbing meliputi lima tahap  kegiatan yaitu: Pramenulis,  Pendrafan, Perbaikan, Penyuntingan, dan Publikasi.

Adapun bentuk bimbingan yang diberikan kepada murid pada tiap tahap, agar murid dapat menghasilkan karangan yang baik, baik dari segi isi, dan bahasa maupun dari segi penulisan dan perwajahan yang menarik adalah sebagai berikut: 

a. Pramenulis
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis adalah menentukan topik dimana topik karangan jangan terlalu luas atau sempit. Ada tiga syarat dalam menentukan topik karangan yang baik yaitu (1) Kebermaknaan, (2) Kemenarikan, dan (3) Ketertantangan. Kebermaknaan suatu topik karangan dapat memberikan manfaat baik untuk perluasan wawasan dan pengetahuan pembacanya maupun ilmu itu sendiri. Menulis perlu memilih topik yang aktual atau baru dan sesuai dengan kebutuhan pembaca.

Kemenarikan merupakan syarat topik karangan yang baik, yang artinya topik karangan yang dihasilkan dapat memacu semangat penulis untuk mengembangkan karang dengan baik, sehingga penulis penasaran dan akan mendorong penulis untuk menyajikan karangannya dengan sebaik-baiknya. Kemenarikan karangan di tentukan oleh faktor kebermaknaan dan keaktualan.

Pada bagian ketiga adalah memiliki ketertantangan yang artinya suatu topik yang akan dibahas harus secara mendalam dan tuntas, maka penulis harus mempertimbangkan tiga hal, yaitu (a) topik hendaknya suda dikenal atau diketahui penulis, (b) bahan pendukung topik hendaknya relatif murah, dan (c) topik yang dipilih tidak terlalu luas.

Tahap ini merupakan tahap persiapan menulis karangan narasi. Menurut Proett dan Gill (Ritawati dkk, 2005: 31), “tahap ini merupakan tahap mencari, menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan diperlukan penulis”.

Selain pemilihan topik karangan pada bagian prapenulisan, penulis juga harus menentukan tujuan penulisan karangan narasi. Adapun tujuan penulisannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam menulis karangan narasi sehingga apa yang ditulis dapat disajikan dengan baik. Selain memilih topik karangan narasi, penulis juga harus menentukan tujuan penulisan yang merupakan titik tolak dalam mengarang. Penentuan tujuan dapat dipandu melalui pertanyaan.

Langkah akhir dalam kegiatan pramenulis adalah menyusun kerangka karangan atau rencana kerja yang mendukung ketentuan-ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan narasi, serta sebagai panduan atau rencana penulisan, sehingga penulis dapat mengembangkan secara bertahap butir demi butir karangan narasi.

Tahap ini murid dibimbing memunculkan topik, memilih dan mengembangkan topik, menulis judul, dan kerangka karangan dengan menerapkan proses curahan pendapat. Adapun bimbingan pada tahap pramenulis yaitu: (1) murid mengidentifikasi, memilih, dan menentukan topik berdasarkan tema tertentu. (2) untuk mengenali bentuk tulisan yang akan dikembangkan melalui pemberian model teks bacaan. Membantu murid memahami dan mengorganisasikan isi topik untuk membantu murid menambah, mengamati, atau menghilangkan informasi yang diperlukan, dan (3) murid menyusun karangan berdasarkan proses pengorganisasian topik. 

b. Pendrafan
Tahap pendrafan adalah tahap pengembangan pada tahap pramenulis. Pada tahap ini penulis menjelaskan apa yang akan di tulis, mengapa menulis topik tertentu (latar belakang), apa manfaat dan tujuan penulisan dan bagaimana jangkauan penulisannya. Adapun persiapan yang dapat dilakukan yaitu dengan  pengorganisasian ide-ide yang disebut kerangka karangan, dimana kerangka karangan yang di maksud adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar karangan yang akan di tulis draf Suparno dan Yunus (2007: 23). Dengan kata lain, kerangka karangan adalah panduan seseorang dalam menuliskembangkan suatu karangan. Kerangka karangan dapat membantu penulis untuk mengumpulkan dan memilih bahan tulisan yang sesuai, serta mengembangkan karangannya secara terarah, teratur, dan runtut.

Tahap pendrafan merupakan tahap penggembangan seluruh rencana. Dimana penulis menjelaskan apa yang akan ditulis, mengapa menulis topik tertentu (latar belakang), apa manfaat dan tujuan pendrafan atau penulisan, dan bagaimana jangkauan penulisan. Sedangkan Menurut Akhadiah (Hafid, 2007: 14) bahwa, 

ketika mengembangkan setiap ide menjadi suatu karangan utuh, penulis harus mengambil keputusan tentang kedalaman serta keluasan isi karangan, jenis informasi yang akan di sajikan, pola organisasi karangan termasuk di dalamnya teknik pengembangan alinea, serta gaya dan cara pembahasan (pilihan kata, kalimat, dan alinea). 

Pada tahap ini murid dibimbing untuk mengembangkan kerangka karangan yang telah disusun setelah membaca model teks untuk mengenali bentuk karangan narasi, rincian dan penjelasan pengembangan objek, dan penggunaan kata tekstual. Adapun bimbingan pada tahap Pendrafan yaitu: (1) murid mengembangkan kerangka karangan menjadi draf sementara, dan (2) murid mengembangkan gagasan utama dan detil penjelasannya dengan baik. 

c. Perbaikan
Tahap ini untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dipilih serta memberikan gambaran umum yang dapat menarik minat  pembaca. Dengan kata lain tahap ini menyajikan pengembangan topik atau ide utama karangan dan sebagai kesimpulan. Tahap ini merupakan pengembangan seluruh rencana pada tahap perbaikan.

Pada tahap ini murid dibimbing untuk mengecek ulang kerincian dan kejelasan penggambaran dengan menambah, mengamati, menghilangkan atau menukar gagasan yang kurang sempurna, paling tepat, berlebihan, kurang berurutan melalui proses perbaikan murid yang lain dan balikan langsung dari guru.

Adapun bimbingan pada tahap perbaikan yaitu: (1) murid membacakan draf awal terhadap teman dengan baik, (2) melakukan diskusi kelompok, dan (3) merencanakan dan melakukan perbaikan draf awal berdasarkan saran dan tanggapan dari teman-teman dan guru. 

d. Penyuntingan
Penyuntingan merupakan tahap pembelajaran menulis yang perlu di alami murid agar tulisannya dapat di perbaiki. Fokusnya menyangkut aspek (1) Huruf kapital, (2) Pemenggalan kata, dan (3) Pemakaian tanda baca seperti titik, koma, tanda seru, tanda tanya, dan sebagainya. Hal ini dilakukan berdasarkan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Tahap ini juga merupakan pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan atau membaca ulang suatu karangan dengan maksud untuk merasakan, menilai, dan memeriksa baik unsur mekanik karangan maupun unsur karangan. Penyuntingan (revision) ini dititik beratkan pada pemeriksaan dan perbaikan isi karangan.

Tahap ini murid dibimbing untuk  memperbaiki kesalahan mekanik (ejaan dan tanda baca) dalam draf dengan menerapkan penyuntingan teman sejawat dan balikan langsung dari guru. Adapun bantuan yang di berikan pada tahap ini sama seperti tahap perbaikan. Namun mempunyai perbedaan pada fokus perbaikan, yang diperbaiki dalam penyuntingan adalah aspek mekanik, pilihan kata dan penyusunan kalimat.

Bimbingan pada tahap penyuntingan yaitu: (1) Membaca seluruh karangan, (2) Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal yang harus diganti, ditambah atau disempurnakan. 

e. Publikasi
Pada tahap ini aktivitas menulis atau murid mempublikasikan karangannya dengan cara menyalin kembali karangan narasi yang telah di perbaiki (direvisi), diedit sehingga menjadi tulisan yang baik dan utuh. Karangan narasi yang sudah utuh dapat dipublikasikan dengan cara membacakan hasil karangan narasi tersebut di depan kelas.

Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan  tulisan yang di hasilkan. Tahap ini bertujuan untuk menemukan atau memperoleh informasi tentang unsur-unsur karangan narasi yang perlu disempurnakan. Kegiatan dapat dilakukan oleh murid sendiri ataupun teman sejawatnya. Pada tahap ini murid dibimbing untuk dapat mempublikasikan tulisannya.

Bimbingan pada tahap publikasi yaitu: murid dibimbing untuk menemukan serta menunjukkan pola penulisan yang sesuai, dan melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan. 

B. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing 
Sebelum melaksanakan pembelajaran menulis karangan narasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diingat oleh para guru dan calon guru antara lain. 
a. Pembelajaran menulis karangan narasi ini dilakukan dengan beberapa kali pertemuan 
b. Bentuk karangan yang dibuat adalah karangan narasi atau bentuk tulisan yang berupa paparan atau cerita dan bersifat fiktif atau khayalan 
c. Intervensi guru terhadap karya murid hanya sebatas memberi saran. 
d. Guru mencermati kreatifitas murid dalam berkomunikasi. 
e. Peran guru sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator agar murid aktif dalam kelompoknya. 
f. Guru tetap menjaga interaksi belajar di kelas tetap kondusif dalam pembelajaran menulis karangan narasi sebagaimana yang telah di rencanakan. 
g. Guru juga melakukan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan belajar murid, kesulitan yang di alami, dan pola strategi belajar yang tepat.

Adapun langkah pembelajaran yang akan di laksanakan disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran dan hasil belajar yang di harapkan sesuai dengan apa yang ditulis atau yang direncanakan. Ada tiga langkah dalam pembelajaran strategi aktivitas menulis terbimbing yaitu: Tahap pramenulis, tahap pendrafan, dan tahap penyuntingan serta tahap publikasi. Ketiga tahap tersebut dilakukan sebagi berikut: 
1) Tahap Pramenulis
Pada tahap pramenulis diharapkan murid dapat mencapai tujuan pembelajaran antara lain: 
a) Murid dapat mengembangkan tema, memilih topik berdasarkan tema. 
b) Murid dapat mengembangkan topik dengan menyusun pertanyaan dan jawaban yang terkait dengan topik. 
c) Murid menyusun kerangka karangan. 
d) Murid menulis judul.

Untuk mencapai tujuan diatas langkah pembelajaran yang dilakukan adalah: 
a) Murid menulis karangan narasi yang sesuai dengan pengembangan tema (informasi ini sudah diberikan menimal sehari sebelum dilaksanakan pembelajaran). 
b) Saat pembelajaran berlangsung, murid di kelompokkan (2-3 orang) 
c) Dalam kelompok murid bercerita tentang karangan narasi yang ditulis secara bergiliran. Murid yang lain mendengarkan cerita temannya. 
d) Setelah murid bercerita dalam kelompoknya. Masing-masing murid membuat kerangka karangan yang mencakup cerita yang di ceritakan kepada teman-temannya. 
e) Setelah kerangka karangan dibuat, maka langkah berikutnya adalah tukar pendapat tentang kerangka karangan oleh masing-masing anggota kelompok. Kelompok yang lain mendengarkan hasil pembacaan kerangka karangan dari kelompok yang lain. 
f) Perbaikan kerangka karangan, berdasarkan masukan teman dalam kelompok. 
g) Sebelum mengahadiri pembelajaran, guru menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut, yaitu murid disuruh mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat dirumah. 

2) Tahap Pendrafan 
Tujuan pembelajaran pada tahap ini adalah: (a) kerincian pengembangan gagasan kedalam kalimat/paragraf, dan (b) kejelasan pengembangan objek tulisan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas pada pertemuan ke II sebagai berikut. 
a) Murid kembali menyatu dengan kelompoknya. 
b) Setiap murid melakukan kegiatan berbagai pengalaman tentang draf cerita yang dibuat dirumah. Murid yang lain mendengarkan cerita temannya 
c) Masukan yang di terima oleh kelompoknya di pergunakan untuk memperbaiki draf yang dibuat.

Setelah murid menulis cerita, pekerjaan murid dikumpul untuk di cermati. “Adakah perubahan, perbaikan yang dilakukan murid saat sumbangan saran yang dilakukan tadi?”. kemudian pekerjaan murid dikembalikan setelah dicermati ada tidaknya perubahan. Lalu murid melanjutkan  atau meneruskan menulis cerita dirumah dengan memperhatikan unsur-unsur kebahasaan dan teknik penulisannya. 

3) Tahap Penyuntingan dan Tahap Publikasi. 
Pada tahap ketiga ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu karangan narasi yang utuh.
Adapun langkah pembelajaran pertemuan ke-3 ini adalah sebagai berikut. 
a) Murid kembali ke kelompok masing-masing, setelah menyerahkan hasil karangan yang telah ditulis dirumah. 
b) Guru membagikan hasil karangan murid (kelompok) secara acak (pekerjaan murid akan dibaca oleh teman lain dalam kelompok). 
c) Masing-masing murid membaca karangan temannya, apakah sudah sesuai dengan kaidah penulisan? Kalau masih ada yang belum sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan pada pertemuan ke-2, pembaca kembali memberikan saran perbaikan dengan memberikan tanda perbaikan kepada pekerejaan temannya. 
d) Proses pembacaan karya temannya ini dilakukan sebanyak dua kali dengan pembaca yang berbeda. 
e) Setelah proses koreksi dua kali berakhir, penulis akan membaca ulang karangannya dan memahami kesalahan tulisan yang ada. Jika belum jelas dapat ditanyakan langsung kepada pengoreksi. 
f) Selesai menulis dikumpulkan untuk di publikasi.
#PENGERTIAN STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING

0 Response to "PENGERTIAN STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close